Terinfeksi Virus Corona, Kisah Pemuda Palestina Panjat Tembok Rumah Sakit Tiap Hari demi Tunggui Ibunya

Ia melakukannya hingga sang ibu meninggal karena virus Corona

oleh Sulung Lahitani diperbarui 21 Jul 2020, 13:02 WIB
Doc: Twitter.com/Daniasalem

Liputan6.com, Jakarta Virus Corona bisa membuat Anda berpisah dengan orang yang Anda cintai. Hal ini dikarenakan saat pasien positif terinfeksi virus tersebut, pasien harus diisolasi dan tak diperbolehkan menerima kunjungan hingga berbulan-bulan.

Namun, tak semua orang sanggup melakukan hal tersebut. Seperti kisah pemuda Palestina yang memanjat tembok rumah sakit untuk menunggui ibunya yang positif virus Corona berikut ini. Pemuda itu duduk di luar jendela tiap hari untuk memantau perkembangan orang yang ia kasihi, hingga sang ibu meninggal.

Foto dok. Liputan6.com

 

Menurut laporan Astro Awani, pria berusia 30 tahun itu memanjat jendela rumah sakit setiap hari untuk memastikan ibunya yang terinfeksi virus Corona, mendapatkan perawatan terbaik. Foto dan video pemuda tersebut duduk di dekat jendela rumah sakit viral dan menyentuh hati netizen.

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:


Menunggui hingga ibunya tidur

Doc: Twitter.com/Daniasalem

Jihad Al-Suwati dari Hebron, Palestina adalah nama pemuda itu. Ia dilaporkan duduk di memanjat tembok rumah sakit kemudian duduk di jendela setiap hari, jam demi jam, hingga ibunya, Rasma Salama, mengembuskan napas terakhir pada 16 Juli 2020.

"Dia memanjat pipa sehingga dia bisa memantau ibunya yang ada di lantai dua rumah sakit," kata juru bicara rumah sakit.

"Dia menghabiskan sebagian besar harinya di sana, mengamati kondisi ibunya dari luar jendela. Dia baru akan turun ketika dia yakin ibunya telah tidur."

 


Dekat dengan sang ibu

Doc: Twitter.com/Daniasalem

Kakak laki-laki Jihad, Rasmi, mengatakan bahwa meski dilarang melakukannya oleh rumah sakit karena alasan keamanan, pria itu keras kepala dan tetap melakukan hal tersebut. Menurut Rasmi, Jihad adalah anak bungsu yang dekat dengan ibunya, terutama setelah kematian sang ayah 15 tahun yang lalu.

"Ibu kami menderita leukimia dan didiagnosis dengan Covid-19 beberapa minggu lalu. Saat diberitahu tentang kematian ibu kami, Jihad marah dan tak percaya."

"Tapi kini tampaknya dia telah bisa menerimanya," pungkas sang kakak.

 


Pengakuan Jihad

Doc: Twitter.com/Daniasalem

Rasmi dirawat di RS Negeri Hebron sejak 11 Juli 2020 untuk diberikan perawatan. Menurut keterangan pemuda itu, ia sudah mencoba menjenguk saat diberitahu tentang kondisi ibunya. Namun demi meminimalkan penyebaran Covid-19, pihak rumah sakit tak memberikan izin pada Jihad.

Pemuda itu mengaku hatinya hancur saat melihat sang ibu mengembuskan napas terakhir. Ia hanya bisa mengucapkan kata-kata terakhir kepada sang ibu lewat jendela rumah sakit.

"Aku duduk tak berdaya di luar jendela, mengawasinya di saat-saat terakhirnya."

 


Respons netizen

Doc: Twitter.com/Daniasalem

Kisah Jihad disebarkan oleh akun Twitter @Daniasalem0 pada 18 Juli 2020. Cuitan Dania viral dan telah dibagikan lebih dari 2 ribu kali.

 

Netizen yang mengetahui kisah tersebut mengaku terharu dengan kasih sayang sang anak. Netizen berharap sang ibu mendapat terbaik di sisi-Nya.

"I could feel your lost my brother Jihad Al-Suwaiti. May Allah bless your passed mother, I'm a covid survivor too," cuit @gustengil.

"Mengalir air mata aku tengok ni walaupun aku lelaki," tulis @usaz_muha.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya