Liputan6.com, Jakarta Seorang karyawan di sebuah perusahaan di China dirawat di rumah sakit setelah mendapat hukuman karena gagal memenuhi target. Tak berhenti sampai di situ, karyawan malang itu kemudian dipecat karena dianggap tak bisa menyesuaikan diri dengan budaya perusahaan tersebut.
Baca Juga
Advertisement
Menurut Shanghaiist, wanita itu termasuk satu dari tujuh karyawan di sebuah perusahaan di kota Sichuan, Chengdu yang mendapat hukuman atas kegagalan mereka. Tak main-main, mereka dipaksa makan makanan ringan yang sangat pedas dan bisa membuat mulut terasa terbakar.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Makanan ringan super pedas
Makanan ringan itu dinamai "Tongkat Pedas Relik Mati." Saking pedasnya, bahkan terdapat gambar tengkorak di kemasan makanan ringan itu yang bakal membuat siapapun ciut.
Setelah makan Tongkat Pedas Relik Mati, dua dari tujuh karyawan itu masuk rumah sakit. Wanita itu berkata bahwa dia sangat kesakitan sehingga dia pingsan dan harus dibawa keluar kantor.
Advertisement
Malah dipecat perusahaan
Yang membuat kondisi makin buruk adalah bahwa hari itu dia baru saja mulai menstruasi. Di rumah sakit, dokter mendiagnosisnya dengan kram dan gastroenteritis akut.
Setelah semua rasa sakit dan penderitaan yang harus dialami wanita itu, perusahaan menolak untuk menggantinya dan hanya menawarkan untuk mengganti biaya medis. Namun ketika dia kembali bekerja, ia malah diberi tahu bahwa dia telah dipecat dari pekerjaannya.
Dianggap tak bisa menyesuaikan diri
Perusahaan itu beralasan bahwa wanita itu tak bisa menyesuaikan diri dengan budaya perusahaan mereka. Terlihat keterlaluan, ini bukan pertama kalinya perusahaan-perusahaan di China memberi karyawan hukuman tak manusiawi bila gagal mencapai target.
Advertisement
Hukuman tak manusiawi
Sekitar setahun yang lalu, perusahaan lain di provinsi Guizhou viral karena menghukum karyawan yang tak memenuhi target dengan memaksa mereka untuk memakan lintah hidup dan minum darah ayam. Ada pula kisah perusahaan yang menghukum karyawan dengan memaksa merreka merayap di jalanan umum.
Hukuman-hukuman tak manusiawi tersebut telah berkali-kali diprotes oleh netizen tapi masih banyak perusahaan yang melakukannya dengan alasan untuk menggenjot performa.