4 Hoaks Terbesar dalam Olahraga: Diego Maradona Gendut hingga Sumbangan Ronaldo untuk Palestina

Diego Maradona sempat menjadi bahan hoaks setelah disebut lebih gendut usai keluar dari masa lockdown virus corona.

oleh Cakrayuri Nuralam diperbarui 21 Jul 2020, 19:00 WIB
Gambar Tangkapan Layar Video Pria Mirip Diego Maradona

Liputan6.com, Jakarta - Tim cek fakta Liputan6.com merangkum kumpulan berita hoaks terbesar dalam dunia olahraga. Mulai dari Diego Maradona yang menjadi gendut akibat lockdown virus corona hingga seorang pelari yang tidak berkeringat saat mengikuti marathon.

Pertama, pada Juni 2020, media sosial Twitter dihebohkan dengan kicauan pemilik akun @GautamTrivedi_. Dia menyebut Diego Maradona menjadi gendut usai keluar dari masa lockdown virus corona.

Dalam sebuah video yang memiliki durasi selama 22 detik, pria yang disebut sebagai Diego Maradona itu sedang menjuggling bola. Pria itu memiliki tubuh yang sangat gendut dan perut buncit. Pria yang disebut Maradona itu terlihat kesusahan dalam menjuggling bola. Bahkan, di akhir video, dia terlihat sangat kelelahan.

Tentunya, video tersebut membuat heboh warganet. Bahkan ada yang menyebut tubuh besar Maradona disebabkan akibat masa lockdown pandemi virus corona covid-19. "Diego Maradona selama masa lockdown," kicau pemilik akun @GautamTrivedi_.

Ternyata video tersebut hoaks. Ya, itu bukanlah pria yang benar-benar dikenal sebagai legenda sepak bola, Diego Maradona. Dikutip dari Alt News, video tersebut merupakan potongan dari film berjudul 'Youth'.

Film tersebut rilis di tahun 2015. Youth memang film drama komedi yang menggambarkan sosok Maradona mengalami obesitas. Youth merupakan film karya sutradara Italia, Paolo Sorrentino. Aktor Roly Serrano juga sempat memajang foto dirinya saat memerankan Maradona.

Selain Diego Maradona, masih ada hoaks terbesar yang pernah ada di dunia olahraga. Simak beberapa hoaks pada halaman berikutnya.

 

 


Ikut Marathon Tanpa Keringat

Ilustrasi lari (dok. Pixabay.com/Putu Elmira)

Boston Marathon yang terjadi pada 21 April 1980 dirusak oleh seorang wanita asal Kuba bernama Rosie Ruiz. Dia menyentuh garis finis dengan catatan waktu 2 jam, 31 menit, dan 56 detik. Anehnya, dia tidak mengeluarkan setetes keringat dari tubuhnya.

Bahkan, Rosie Ruiz tidak terlihat kelelahan, meski lari lebih dari 40 kilometer. Herannya lagi, pelari lain tidak ada yang pernah mengingat sudah disusul oleh Rosie Ruiz.

Rosie Ruiz entah muncul dari mana. Panitia pun menaruh curiga kepada wanita yang meninggal dunia pada 8 Juli 2019 itu. Sebab, catatan waktunya tidak biasa, yakni 25 menit lebih cepat dari ajang yang diikuti sebelumnya, Maraton New York City.

Kebenaran terungkap setelah dua mahasiswa Harvard, John Faulkner dan Sola Mahoney melihat Rosie Ruiz menghilang di Commonwealth Avenue, setengah mil dari finis. Selain itu, fotografer lepas, Susan Morrow juga melaporkan berada dalam kereta bawah yang sama dengan Rosie Ruiz, yang menuju garis finis.

Bahkan, Susan dan Rosie sempat berbincang. Rosie juga menyebut dirinya sebagai seorang pelari maraton tanpa mengetahui Susan seorang fotografer. Setelah turun dari kereta, Susan Morrow tidak melihat lagi sosok Rosie Ruiz. Susan malah dikejutkan ketika Rosie dinobatkan sebagai juara Boston Marathon.

Dengan fakta-fakta tersebut, empat hari setelah dinobatkan sebagai juara, komite maraton setempat membatalkan Rosie Ruiz sebagai juara Boston Maraton.

 

 


Tim Basket Spanyol Menipu Paralimpiade 2000

Ilustrasi Bola Basket/Unsplash

Pada Paralimpiade 2000, tim basket putra Spanyol dinobatkan sebagai juaranya. Mereka keluar sebagai kampiun setelah mengalahkan Rusia dengan skor 87-63.

Namun pihak panitia Paralimpiade 2000 yang berlangsung di Sydney, Australia membatalkan kemenangan Spanyol. Sebabnya, hanya ada dua dari 12 orang di tim basket Spanyol yang benar-benar penyandang disabilitas.

Spanyol terbukti memalsukan keterbatasan fisik para atletnya untuk meraih medali emas dari cabang olahraga basket di Paralimpiade 2000.

 


Sumbangan dari Cristiano Ronaldo untuk Palestina

[Cek Fakta] Gambar Tangkapan Layar Berita tentang Cristiano Ronaldo

Di penghujung tahun 2019, bintang Juventus, Cristiano Ronaldo disebut-sebut sudah memberikan sumbangan sebesar Rp 21,7 miliar kepada Palestina.

Berdasarkan penelusuran Maarten Schenk dari situs pemeriksa fakta Leadstories.com, yang dikutip pada Jumat (21/6/2019), informasi tentang donasi yang diberikan Ronaldo kepada Palestina dipastikan palsu.

Schenk mengklarifikasi informasi itu kepada firma agensi yang menangani Cristiano Ronaldo, dengan seorang sumber yang dekat memastikan bahwa "kabar tersebut palsu."

Awalnya, kisah hoaks seputar Cristiano Ronaldo itu beredar melalui sebuah artikel yang diterbitkan pada 16 Mei 2019 oleh 9SportPro berjudul: "Ronaldo surprised with his gesture, donates €1.5 million to feed Palestinians for iftar."

Jika diterjemahkan, judul itu berarti: "Mengejutkan, Ronaldo menyumbangkan 1,5 juta Euro untuk memberi makan orang Palestina untuk berbuka puasa."

9SportPro mengutip sumber dari 'infoshqipmedia', sebuah situs berbahasa Albania dari Makedonia. Situs itu menerima informasi "dari sejumlah sumber media asing" namun tidak mengutip asal-muasalnya secara jelas.

Mengutip Leadstories.com, artikel itu kemudian "viral melalui berbagai unggahan di media sosial ... di-RT oleh akun Twitter sebuah yayasan amal 'mencurigakan' yang mengklaim dari Nigeria, hingga kemudian disari menjadi bahan berita oleh situs berita Telesur (Venezuela) dan RT (Rusia), serta berbagai outlet media lain."

"Cristiano Ronaldo Donates $1.5M to Palestine for Ramadan" judul yang dipasang Telesur pada 16 Mei 2019.


Tentang Cek Fakta

Liputan6.com merupakan media terverifikasi Jaringan Periksa Fakta Internasional atau International Fact Checking Network (IFCN) bersama puluhan media massa lainnya di seluruh dunia. 

Cek Fakta Liputan6.com juga adalah mitra Facebook untuk memberantas hoaks, fake news, atau disinformasi yang beredar di platform media sosial itu. 

Kami juga bekerjasama dengan 21 media nasional dan lokal dalam cekfakta.com untuk memverifikasi berbagai informasi yang tersebar di masyarakat.

Jika Anda memiliki informasi seputar hoaks yang ingin kami telusuri dan verifikasi, silahkan menyampaikan kepada tim CEK FAKTA Liputan6.com di email cekfakta.liputan6@kly.id.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya