Jadi Perhatian, Ini 5 Pernyataan Jokowi Terkait Penyakit TBC di Indonesia

Jokowi menilai, pelacakan penderita TBC dapat berjalan beriringan dengan pasien virus Corona Covid-19.

oleh Devira Prastiwi diperbarui 21 Jul 2020, 20:03 WIB
Ilustrasi TB - TBC (iStockphoto)

Liputan6.com, Jakarta - Presiden Joko Widodo atau Jokowi menyebut, saat ini Indonesia berada pada peringkat ketiga dengan jumlah penderita Tuberkulosis (TBC) tertinggi di dunia.

Peringkat ketiga TBC itu menurut Jokowi, setelah India dan China. Oleh karena itu, Jokowi meminta jajarannya melakukan pelacakan agresif kepada pasien penderita TBC.

Bahkan, mantan Gubernur DKI Jakarta ini menilai, pelacakan penderita TBC dapat berjalan beriringan dengan pasien virus Corona Covid-19.

"Saya kira seperti yang kita lakukan sekarang ini, kita sudah memiliki model untuk Covid yaitu, pelacakan secara agresif untuk menemukan dimana mereka harus dilakukan," kata Jokowi saat memimpin rapat terbatas yang disiarkan di Youtube Sekretartiat Presiden, Selasa (21/7/2020).

Selain itu, Jokowi menyebut, TBC merupakan salah satu dari 10 penyakit menular dengan angka kematian tertinggi di dunia.

Termasuk, kata Jokowi, di Indonesia jumlah pasien yang meninggal akibat TBC pada 2018 mencapai 98 ribu pasien.

Berikut 5 pernyataan Jokowi terkait penanganan kasus TBC di Indonesia dihimpun Liputan6.com:

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:


Indonesia Duduki Peringkat Ketiga di Dunia

Perlu diketahui gejala utama pasien TBC paru, yaitu batuk berdahak selama dua minggu atau lebih.

Presiden Joko Widodo atau Jokowi mengatakan bahwa Indonesia saat ini berada di peringkat ketiga dengan jumlah penderita Tuberkulosis (TBC) tertinggi di dunia.

Jokowi mengatakan, peringkat Indonesia tersebut berada di bawah India dan China.

"Perlu saya kembali ingatkan Indonesia masuk ranking ketiga penderita TBC tertinggi di dunia setelah India dan China," ujar Jokowi saat memimpin rapat terbatas yang disiarkan di Youtube Sekretariat Presiden, Selasa (21/7/2020).

Jokowi menyebut TBC merupakan salah satu dari 10 penyakit menular dengan angka kematian tertinggi di dunia. Bahkan, kata dia, setiap tahunnya jumlah pasien TBC yang meninggal lebih banyak dibandingkan HIV/AIDS.

Di Indonesia, Jokowi menuturkan bahwa sebanyak 165 ribu pasien meninggal akibat TBC pada 2017. Kemudian, jumlah pasien yang meninggal akibat TBC pada 2018 mencapai 98 ribu pasien.

 


Lakukan Pelacakan Agresif

Ilustrasi TB - TBC (iStockphoto)

Jokowi meminta jajarannya melakukan pelacakan agresif kepada pasien penderita TBC di tanah air.

Dia menilai, pelacakan penderita TBC dapat berjalan beriringan dengan pasien virus Corona Covid-19.

"Saya kira seperti yang kita lakukan sekarang ini, kita sudah memiliki model untuk Covid yaitu, pelacakan secara agresif untuk menemukan dimana mereka harus dilakukan," kata Jokowi.

"Kita mungkin nebeng Covid ini kita juga lacak yang TBC," sambung dia.

 


Penderita TBC Usia Produktif dan Banyak Belum Terdeteksi

ilustrasi TBC (sumber: iStockphoto)

Jokowi menyebut pelacakan agresif perlu dilakukan. Sebab, kata dia, 75 persen penderita TBC merupakan kelompok produktif yang berada di usia 15 hingga 55 tahun.

Bukan hanya itu, dia mengatakan, ada 33 persen penduduk yang belum terdeteksi sebagai penderita TBC.

"Kita harus tahu ada 845 (ribu) penduduk penderita TBC. Yang ternotifikasi baru 562 ribu, sehingga yang belum terlaporkan masih kurang lebih 33 persen. Ini hati-hati," ucap Jokowi.

 


Percepat Penyembuhan dan Penanganan TBC

Ilustrasi Penyakit TBC (Istimewa)

Selain pelacakan, Jokowi meminta agar layanan diagnostik maupun pengobatan TBC harus tetap berlangsung.

Dia juga mengingatkan stok obat-obatan harus selalu tersedia sehingga penderita TBC dapat diobati hingga sembuh.

"Kalau perlu butuh Perpres atau Permen, segera terbitkan. Prinsip kita sejak awal segera temukan, obati itu yang dilakukan seperti yang kita kerjakan pada Covid ini," ucapnya.

Kemudian, dia menekankan pentingnya upaya pencegahan, preventif, dan promotif lintas sektor untuk mengatasi TBC. Termasuk, dari sisi infrasatruktur sebab kepadatan lingkungan berpengaruh terhadap penularan antar individu.

"Terutama untuk tempat tinggal, rumah lembab tanpa cahaya matahari, kurang ventilasi terutama tempat-tempat yang padat," tutur Jokowi.

 


Target Indonesia Bebas TBC 2030

Infografis TBC (Liputan6.com/Yoshiro)

Jokowi sendiri telah memasang target bahwa Indonesia bebas TBC pada 2030.

Untuk mencapainya, Jokowi meminta agar penanganan TBC dilakukan meniru model Covid-19 untuk melacak penderitanya.

"Kita sudah memiliki model untuk Covid yaitu pelacakan secara agresif untuk menemukan di mana mereka harus dilakukan. Kita mungkin nebeng Covid ini kita juga lacak yang TBC," tegas Jokowi.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya