Tangis Haru Warga Miskin Terima 'Rumah Baru' dari Wali Kota Kupang

Salah satu visi yang saat ini mendapat perhatian serius adalah terwujudnya Kota Kupang yang layak huni, dengan membangun rumah layak huni bagi masyarakat berpenghasilan rendah.

oleh Ola Keda diperbarui 23 Jul 2020, 04:00 WIB
Foto: Wali kota Kupang Jefri Riwu Kore bersama isteri saat mengantar kembali warga ke rumah yang dibangun Pemkot Kupang (Liputan6.com/Ola Keda)

Liputan6.com, Kupang - Wabah Covid-19 masih terus mengancam tidak menyurutkan semangat Pemerintah Kota Kupang untuk terus menyejahterakan warganya lewat perwujudan visi dan misinya.

Salah satu visi yang saat ini mendapat perhatian serius adalah terwujudnya Kota Kupang yang layak huni, dengan membangun rumah layak huni bagi masyarakat berpenghasilan rendah.

Ungkapan terima kasih dan apresiasi terus mengalir kepada Pemkot Kupang, tidak hanya dari para penerima bantuan, tetapi juga dari warga sekitar saat wali kota bersama istri yang juga anggota DPD RI, Hilda Riwu Kore-Manafe mengantar Viktor Kamaleng dan istrinya Linda Kamaleng-Solukh kembali ke rumahnya yang telah selesai direnovasi di RT 22, Kelurahan Fatufeto.

Selama 14 hari rumahnya dibedah, Viktor Kamaleng bersama keluarganya tinggal sementara di Hotel Maya, yang dibiayai oleh donatur, Hilda Manafe dan Herman Heri. Tangis haru Viktor Kamaleng dan istri pecah ketika melihat bangunan rumahnya yang 'baru'.

Sehari sebelumnya, Wali Kota Kupang dan istri menjemput Anantjie Djara bersama anak dan cucunya dari Hotel Gajah Mada Kelurahan Nunleu, untuk diantar kembali menempati rumahnya yang terletak di RT 09/RW 03, Kelurahan Fontein, Kecamatan Kota Raja yang telah selesai dibedah oleh Pemkot Kupang.

Janda anak 1 yang telah berusia senja itu terharu menyaksikan rumahnya yang semula hanyalah gubuk berdinding bebak dan seng serta berlantai tanah berubah menjadi bangunan tembok yang layak serta siap huni.

Selama bedah rumah, Ina Djara bersama keluarganya tinggal sementara di Hotel Gajah Mada yang dibiayai dengan uang pribadi Wali Kota Kupang. Wali Kota Kupang bahkan menyumbangkan sebuah televisi, sembako, dan perabot rumah tangga yang dibeli dengan uang pribadinya.

Hal yang sama juga dialami Luter Masu, Wali Kota Kupang juga berkesempatan menjemput dan mengantar pulang Luter Masu dan keluarga menempati untuk rumah barunya yang terletak di RT 18, RW 07 Kelurahan Manulai II, Kecamatan Alak.

Secara spontan istrinya Rut Baitanu, menangis terharu sembari spontan memeluk Ny. Hilda Manafe ketika gubuk reyot berlapis bebak yang biasa ia tempati bersama keluarga telah berubah menjadi bangunan kokoh berdinding batako. Berbeda dengan Viktor Kamaleng, Luther Masu beserta keluarga ditampung sementara di Rumah Jabatan Wali Kota selama 14 hari saat rumahnya dibedah.

Ketua RT 18 RW 7 Kelurahan Manulai 2, Ibrahim Baitanu, mengaku telah lama prihatin dengan kondisi rumah salah satu warganya, Luther Masu. Ia mengaku turut senang karena warganya mendapat program bedah rumah.

"Awalnya Lurah datang untuk mendata Pak Luther dalam usulan penerima bantuan, selang dua minggu kemudian datang lagi dan menyampaikan pesan bahwa Pak Wali berkenan bertemu Luther dan keluarga untuk diberikan bantuan ini," ucap Ibrahim.

Ia mengapresiasi kepedulian Wali Kota Kupang yang nyata dirasakan masyarakat melalui program bedah rumah.

"Terima kasih Pak Wali telah membantu warga. Semoga semakin banyak warga yang tersentuh perhatian pemerintah," katanya.

Wali Kota juga mengantar pulang Elisabet Saves Toto, seorang janda 8 anak di Kelurahan Manulai II. Elisabet merupakan salah satu penerima bedah rumah yang juga ditampung sementara di Rumah Jabatan Wali Kota Kupang selama rumahnya dibedah.

Ester tak kuasa menahan harunya ketika melihat kondisi rumahnya yang semula hanya berdinding seng, telah berubah menjadi bangunan tembok sederhana bertipe 36 hasil bedah Pemkot.

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini


Anggaran Rp2,5 Miliar

Foto: Rumah warga yang dibedah Pemkot Kupang (Liputan6.com/Ola Keda)

Wali Kota Kupang, Jefri Riwu Kore, mengatakan, banyak masyarakat berpenghasilan rendah telah menikmati bantuan ini. Ke depan dipastikan program ini akan terus berlanjut dan masih banyak rumah lagi yang akan dibedah. Menurut dia, program bedah rumah merupakan salah satu misi untuk mewujudkan hunian layak huni bagi masyarakat Kota Kupang.

"Hati kami terketuk untuk memperhatikan warga yang kurang beruntung, belum memiliki rumah layak di kota ini, dengan segala keterbatasan kami berupaya untuk membantu mereka," ujarnya.

Pemkot melalui Dinas Perumahan Rakyat dan Kawasan Permukiman (PRKP) Kota Kupang menganggarkan Rp2,5 miliar untuk rehabilitasi rumah tidak layak huni bagi Masyarakat Berpenghasilan Rendah (MBR).

Mantan Anggota DPR RI dua periode ini juga mengatakan ke depan program ini akan menjadi prioritas dan Pemkot Kupang berkomitmen untuk terus membantu warga yang kurang mampu lewat program ini.

Menurutnya, pemkot berencana untuk melanjutkan program ini di tahun mendatang agar semakin banyak masyarakat yang terbantu, bukan saja bagi rumah MBR yang tidak layak huni namun juga bagi masyarakat tidak mampu dan belum memiliki rumah.

"Mudah-mudahan ke depan dengan didukung oleh DPRD kita dapat menganggarkan pendanaan yang lebih besar sehingga lebih banyak masyarakat yang terbantu," katanya.

Sementara, Kepala Dinas Perumahan Rakyat dan Kawasan Pemukiman Kota Kupang, Cornelis Isak Benny Sain menjelaskan pelaksanaan program ini berdasarkan nama paket yang tertuang dalam dokumen pelaksanaan anggaran Dinas Perumahan Rakyat Kota Kupang tahun 2020 yaitu rehabilitasi rumah tidak layak huni bagi MBR, bedah rumah (DAU).

Pelaksanaan rehabilitasi rumah tidak layak huni bagi MBR, dengan prioritas penanganan pekerjaan bedah rumah yaitu pembangunan baru sedangkan untuk peningkatan kualitas akan dilaksanakan setelah selesainya pekerjaan pembangunan baru.

Pekerjaan bedah rumah yaitu pembangunan baru diprioritaskan bagi rumah MBR yang secara konstruksi tidak dapat ditingkatkan, yaitu rumah warga yang memenuhi kriteria misalnya struktur atap yang dapat membahayakan penghuni, misalnya rapuh, jebol, atau bocor parah. Ditambah dengan rangka rumah atau dinding yang tidak layak serta lantai yang masih tanah.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya