Liputan6.com, Sikka - Di kalangan pencinta wisata bahari, muck diving merupakan jenis penyelaman yang antimainstream. Tak seperti wisata menyelam yang lain, muck diving berfokus pada usaha mengeksplore biota laut unik dan asing di dalam laut.
Muck berasal dari kata 'Mucky' yang berarti berlumpur. Mucky diving berarti menyelam di dasar laut, yang dipenuhi pasir. Tetapi, bagi Dive Master dari Ankermi Maumere, Rafael Simon Sukirman, penyelaman jenis ini tidak hanya mengacu pada penyelaman di dasar laut.
Elemen terpentingnya, kata Sukirman, adalah mencari [biota laut] (4085846 "") yang unik dan asing, yang jarang ditemukan saat melakukan penyelaman biasa.
"Muck diving seperti kita safari di darat. Zaman dulu orang mau diving lebih mengutamakan melihat karang. Ini tidak," ungkap Sukirman, kepada Liputan6.com, di tempat Ankermi Happy Divi Maumere, Kabupaten Sikka, NTT, Minggu (19/7/2020).
Baca Juga
Advertisement
Sukirman menjelaskan, bencana alam tsunami yang melanda Maumere pada 1992, membuat terumbu karang hancur. Meski kini sudah pulih, namun saat itulah dirinya mulai berpikir untuk mengeksplore hal lain selain terumbu karang.
"Saat itu saya mulai memutuskan untuk diving di wilayah pesisir dan saya temukan binatang-binatang langka sejak tahun 90-an hingga tahun 2000," sebutnya.
Sejak itu, Sukirman mulai merintis usaha open trip muck diving. Perlahan-lahan banyak yang menggandrunginya. Mulai tahun 2000 hingga sekarang ini, banyak wisatawan yang ingin merasakan sensasi muck diving.
"Kita selalu melakukan muck diving di wilayah pantai utara Flores khusunya Maumere, dan banyak sekali tempat yang kita temukan binatang laut yang unik," ungkapnya.
"Saat melakukan muck diving, kita selalu menggunakan perlengkapan diving. Kita berenang di pesisir patai seperti di pasir dan lumpur air laut dan selalu ditemukan banyak binatang laut, seperti ikan, belut, dan kuda laut yang menyerupai karang," tambahnya.
Tak heran, Sukirman tahu persis di mana tempat kehidupan binatang yang unik di perairan Teluk Maumere. Bahkan, ia sempat menyelam di wilayah pelabuhan Lorens Say dan menemukan jenis ikan, Mandarin Fish.