Cek Fakta: Disinformasi Seorang Ibu di Tasikmalaya Bisa Hamil dan Melahirkan dalam Waktu 1 Jam

Ibu yang sedang viral karena hamil kemudian melahirkan dalam kurun waktu satu jam itu bernama Heni Nuraeni.

oleh Cakrayuri Nuralam diperbarui 22 Jul 2020, 13:43 WIB
Ibu hami sejam dan melahirkan bayi.

Liputan6.com, Tasikmalaya - Dalam sepekan terakhir, media sosial Facebook diramaikan dengan seorang ibu di Tasikmalaya yang melahirkan bayi setelah satu jam hamil. Benarkah?

Seperti yang diunggah pemilik akun Ergra Azwan Hamid. Berikut narasi soal ibu hamil setelah satu jam melahirkan:

"Medsos dihebohkan dengan kisah ibu di Tasikmalaya yang katanya melahirkan bayi setelah sekitar satu jam kehamilan,..."

Sementara akun Update Muarajawa mengunggah video tentang ibu yang melahirkan bayi dengan kehamilan selama satu jam di Tasikmalaya.

"#Viral seorang ibu hamil sejam sebelum melahirkan, Tasikmalaya," kata Update Muarajawa sebagai keterangan foto.

Lalu benarkah seorang wanita bisa hamil kemudian melahirkan dalam rentang waktu satu jam?

 


Penelusuran Fakta

CEK FAKTA Liputan6 (Liputan6.com/Abdillah)

Tim Cek Fakta Liputan6.com mencoba mengungkap kebenaran ibu hamil dan melahirkan dalam waktu sejam. Melalui website Liputan6.com dalam artikel berjudul: 'Fakta di Balik Seorang Ibu Hanya Hamil 1 Jam Sebelum Melahirkan di Tasikmalaya', tim menemukan mengenai kabar tersebut.

Ibu yang sedang viral itu bernama Heni Nuraeni. Dia berdomisili di Kampung Mandalasari, Desa Mandalasari, Kecamatan Puspahiang, Kabupaten Tasikmalaya. Usianya masih 28 tahun.

Dalam pengakuannya, Heni menceritakan, dia merasakan perutnya membesar dan adanya gerakan-gerakan yang aneh mirip seperti orang yang mengandung, Sabtu (18/7/2020) sekitar pukul 20.00 WIB. Heni kemudian memberitahu suaminya bernama Heri (35). Menit demi menit dilalui, dari pembesaran perut itu, Heni mengaku merasakan mules yang semakin bertambah.

Melihat sang istri kesakitan, Heri pun berinisiatif memanggil 'paraji' atau dukun beranak yang berada di kampungnya. Berselang satu jam, Heni pun melahirkan anak laki-laki yang normal dengan bobot 3,4 kilogram.

"Padahal saya dalam kondisi haid, waktu itu merasakan mules di perut. Terus perut juga agak keras dan ada gerakan-gerakan begitu. Karena tambah mules, suami, dan keluarga langsung memanggil paraji," katanya, seperti dikutip laman Ayobandung, Senin (20/7/2020).

Hingga saat ini, kata Heni, ia masih kaget dan tidak percaya melahirkan anak. Pasalnya, setiap bulan ia mengalami menstruasi secara rutin dan lancar. Meski begitu, Heni mengaku bersyukur atas kelahiran putranya itu.

"Tidak ada merasa ngidam, atau merasakan hamil sebelumnya seperti anak saya yang dua. Saya juga masih kaget ini, karena haid tetap lancar tiap bulan. Tapi alhamdulilah saya dikasih kepercayaan," ucap Heni.

Kemudian, Tim Cek Fakta Liputan6.com mencari data lain. Tim mendapatkan informasi di situs Kominfo, yang menyebut kalau kehamilan Heni merupakan disinformasi.

Kominfo mengutip laman Halodoc, dalam ilmu medis, kasus kehamilan seperti itu disebut cryptic pregnancy alias kehamilan kriptik, kondisi di mana wanita tidak sadar sedang hamil. Wanita yang mengalami kehamilan kriptik terkadang baru sadar sedang mengandung pada trimester tiga atau bahkan saat melahirkan. Jadi wanita tersebut tetap hamil dengan rentan waktu selama delapan hingga sembilan bulan bukan satu jam.

"Kehamilan kriptik atau yang dikenal dengan denial of pregnancy adalah kondisi kehamilan yang terjadi tanpa adanya gejala. Kondisi ini membuat ibu tidak menyadari bahwa dirinya sedang hamil, karena perubahan tubuh yang tidak adanya gejala. Kehamilan kriptik ini terjadi karena rendahnya kadar hormon hCG pada tubuh ibu, sehingga tidak mampu terdeteksi baik ketika melakukan cek darah maupun USG."

"Setidaknya, ada satu ibu hamil yang mengalami kehamilan kriptik dari setiap 450 kehamilan yang terjadi. Umumnya, ibu tidak menyadari adanya perubahan tubuh saat hamil hingga usia kehamilannya memasuki 20 minggu atau pada pertengahan trimester kedua. Meski begitu, pernah pula terjadi kasus saat ibu hamil benar-benar tidak menyadari kehamilannya hingga menjelang persalinan," begitu bunyi penjelasan Halodoc soal kehamilan kriptik, seperti yang dialami Heni, ibu di Tasikmalaya.

Tim Cek Fakta Liputan6.com juga mengutip artikel dari Haluan.co. Di sana mereka menjelaskan sebuah penelitian yang pernah dilakukan tim medis. Dalam penelitian 2011 menemukan bahwa satu dari 475 wanita tidak sadar sedang hami hingga minggu ke-20 atau lebih.

Tidak terdeteksinya hormon hCG dalam alat pemeriksaan kehamilan disinyalir menjadi pemicu utama terjadinya kehamilan kriptik. Hormon ini diproduksi oleh plasenta ibu setelah janin yang masih dalam bentuk embrio berhasil menempel pada dinding rahim.

 


Kesimpulan

Berita mengenai ibu di Tasikmalaya hamil dan melahirkan dalam kurun waktu satu jam merupakan informasi yang salah. Ibu tersebut, seperti dilansir dari Kominfo mengalami kehamilan kriptik.


Tentang Cek Fakta

Liputan6.com merupakan media terverifikasi Jaringan Periksa Fakta Internasional atau International Fact Checking Network (IFCN) bersama puluhan media massa lainnya di seluruh dunia. 

Cek Fakta Liputan6.com juga adalah mitra Facebook untuk memberantas hoaks, fake news, atau disinformasi yang beredar di platform media sosial itu. 

Kami juga bekerjasama dengan 21 media nasional dan lokal dalam cekfakta.com untuk memverifikasi berbagai informasi yang tersebar di masyarakat.

Jika Anda memiliki informasi seputar hoaks yang ingin kami telusuri dan verifikasi, silahkan menyampaikan kepada tim CEK FAKTA Liputan6.com di email cekfakta.liputan6@kly.id.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya