Liputan6.com, Jakarta - Bukan perihal mudah untuk menemukan olahraga yang cocok untuk anak. Pasalnya, kegiatan ini nyatanya tak semata jadi dorongan untuk tetap aktif bergerak. Dengan pertimbangan yang tepat, olahraga juga bisa memberi manfaat psikologi.
Menurut psikolog Finandita Utari dalam pertimbangannya, olahraga yang cocok untuk anak berarti tidak memberi tuntutan pada si kecil, serta tak ada beban terlalu berat. "Misal, latihan beban. Itu tidak tepat untuk anak-anak," katannya dalam group media interview untuk Zumba Kids, Selasa, 21 Juli 2020.
Bagi anak usia TK dan SD, sambung Finandita, perkembangan fisik tengah tumbuh pesat. Karenanya, disarankan untuk membangkitkan kemampuan visual dengan warna. Contoh, tangkap bola dengan memanfaatkan bola warna-warni.
Baca Juga
Advertisement
"Kemudian, di olahraga seperti zumba, anak dilibatkan dalam memilih lagu," ucapnya. Lalu, dengan gerakan sederhana bertepuk dan berdiri, orangtua dapat mengidentifikasi apakah perkembangan anak terganggu atau tidak.
Bila ada masalah, anak dijelaskan tak terlalu nyaman bertepuk tangan dan menumpu pada kedua kakinya. Alhasil, ia akan lebih sering berjinjit. "Olahraga itu bertujuan melatih visual dan motorik, sekaligus sebagai auditori," Finandita menjelaskan.
Kemudian, penting juga untuk melihat kemampuan motorik anak. Maka dari itu, olahraga menurut Finandita harusnya dilakukan secara bertahap sesuai usia anak.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Olahraga Sesuai Usia Anak
Finandita menjelaskan, anak usia 1--1,5 tahun umumya mulai berdiri dan berjalan. Di tahap ini, orangtua bisa memberi stimulus lewat gerakan senam ringan.
"Tapi, misalnya ada anak usia sembilan bulan sudah mulai mau jalan, ada namanya baby gym. Sebelum teknik olahraga, kenalkan dulu pada baby gym," ucapnya.
Kemudian pada usia 1,5--4 tahun tetap bisa melakukan senam ringan. "Sampai di usia empat tahun, anak mulai bisa masuk kelas olahraga," imbuh Finandita.
Menurut Zumba Instructor Network (ZIN) Sistya Windasari, terdapat kelas zumba kids yang memang didesain khusus untuk anak berusia 7--11 tahun. "Tapi, anak di bawah umur tersebut tetap bisa join untuk mendorong mereka lebih aktif bergerak," tuturnya.
Dengan frekuensi dua kali seminggu, setiap kelas zumba kids berintensitas medium to low ini berdurasi 30--45 menit. "Slot waktu olahraga dalam seminggu bisa diubah dengan kegiatan berbeda. Jadi, tidak cuma zumba supaya anak tak bosan," katanya.
Advertisement