Liputan6.com, Jakarta - Vaksin corona dari Sinovac, Tiongkok sudah tiba di Indonesia pada tanggal 19 Juli lalu. Sebanyak 2.400 vaksin itu akan melakukan uji klinis.
Indonesia melalui Induk Holding BUMN Farmasi Bio Farma, siap untuk melakukan uji klinis tahap 3 pada 3 Agustus 2020 mendatang.
Advertisement
Head of Corporate Communications Bio Farma, Iwan Setiawan mengatakan, sebelum melakukan uji klinis tahap 3, vaksin ini masih harus melewati beberapa tahapan lagi. Tahap yang harus dilewati yaitu pengujian di Laboratorium Bio Farma dan beberapa perizinan lainnya.
Uji klinis tahap 3 vaksin Covid-19 ini akan dilaksanakan di Pusat Uji Klinis. Tepatnya di Fakultas Kedokteran (FK) Universitas Padjajaran (Unpad). Pada pengujian ini, sampel yang diambil sebanyak 1.620 subjek, dengan rentang usia antara 18 sampai 59 tahun.
"Uji klinis tahap 3 akan dilakukan di FK Unpad. Akan mengambil sample sebanyak 1.620 subjek dengan rentang usia antara 18 sampai 59 tahun, dengan kriteria-kriteria tertentu," ujarnya di Jakarta, Rabu (22/7/2020).
Iwan mengatakan, alasan pengujian klinis dilakukan di FK Unpad karena FK Unpad sudah berpengalaman dalam pelaksanaan uji klinis vaksin – vaksin yang beredar di Indonesia.
"Tentu saja dengan FK Unpad karena insititusi tersebut sudah berpengalaman dalam pelaksanaan uji klinis vaksin – vaksin yang beredar di Indonesia," ujarnya.
Direktur Bio Farma, Honesti Basyir mengungkapkan alasan mengapa Bio Farma memilih Sinovac sebagai mitra vaksin Covid-19 di Indonesia. Ini lantaran platform vaksin atau metode pembuatan vaksin yang digunakan oleh Sinovac itu sama dengan kompetensi yang dimiliki Bio Farma saat ini.
Metode yang digunakan oleh Sinovac adalah metode inaktivasi. Metode ini sudah pernah dibuat oleh Bio Farma dalam pembuatan vaksin Pertusis.
"Dengan metode inaktivasi tersebut, Bio Farma sudah memiliki pengalaman dalam pembuatan vaksin seperti vaksin Pertusis," kata Honesti dalam keterangan tertulisnya (21/17).
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Berkolaborasi dengan Balitbangkes
Dalam uji klinis vaksin Covid-19, Bio Farma akan berkolaborasi dengan berbagai pihak. Salah satunya adalah Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan RI (Balitbangkes) Kementerian Kesehatan RI. Balitbangkes akan berperan sebagai medical advisor dan pelaksanaan uji titer antibodi netralisasi.
Selain berkolaborasi dengan Balitbangkes, Bio Farma juga bekerjasama dengan BPOM RI sebagai regulator. Vaksin Covid-19 ini nantinya akan diuji di BPOM sebelum diedarkan ke masyarakat.
"Kita akan berkolaborasi dengan Balitbangkes dan BPOM RI sebagai regulator," ujarnya
Uji klinis vaksin Covid-19 pada tahap 3 ini dijadwalkan akan berjalan selama enam bulan. Sehingga ditargetkan akan selesai pada bulan Januari 2021 mendatang.
“Apabila uji klinis vaksin Covid-19 tahap 3 lancar, maka Bio Farma akan memproduksinya pada Q1 2021 mendatang," kata dia.
Selain itu, Bio Farma telah mempersiapkan fasilitas produksi yang semaksimal mungkin untuk meningkatkan kapasitas produksi vaksin Covid-19 ini. Targetnya, sebanyak 250 juta dosis akan diproduksi.
"kami sudah memperisiapkan fasilitas produksinya di Bio Farma, dengan kapasitas produksi maksimal di 250 juta dosis," ujarnya.
Sedangkan, sisa dari vaksin tersebut, akan digunakan untuk uji lab di beberapa laboratorium. Antara lain di Bio Farma dan Pusat Pengujian Obat Dan Makanan Nasional (PPOMN). Nantinya Bio Farma juga bekerjasama dengan BPOM RI sebagai regulator.
Kedatangan vaksin Covid-19 dari Tiongkok ini, tidak terlepas dari dukungan Kementerian Badan Usaha Milik Negara (KBUMN) dan peran Kementerian Luar Negeri RI yang membantu dalam proses kedatangan vaksin covid-19 dari Tiongkok hingga ke Indonesia, sebagai Diplomatic Goods.
"KBUMN dan Kemenlu berperan besar pada proses kedatangan vaksin Covid-19 dari Tiongkok ini," tuturnya
Pengembangan vaksin Covid-19 ini, merupakan satu dari lima skenario Bio Farma, dalam menangani penyebaran virus SARS COV2 penyebab Covid-19, antara lain, produksi Real Time Polymerase Chain Reaction (RT-PCR), Terapi Plasma Konvalesen, Mobile Laboratorium BSL 3, dan Pembuatan Viral Transport Media (VTM).
Reporter: Rifa Yusya Adilah
Sumber: Merdeka.com
Advertisement