Ngeri, 800 Juta Tahun Lalu Hujan Asteroid Hantam Bumi dan Bulan

Sebuah studi baru menemukan, sekitar 800 juta tahun lalu, ada hujan asteroid yang diduga menghantam Bumi dan Bulan.

oleh Agustin Setyo Wardani diperbarui 23 Jul 2020, 07:00 WIB
Ilustrasi Zaman Es (pbs.org)

Liputan6.com, Jakarta - Sebuah studi baru menemukan, sekitar 800 juta tahun lalu, ada hujan asteroid yang diduga menghantam Bumi dan Bulan. Hujan asteroid ratusan juta tahun lalu itu ditengarai telah memicu terjadinya zaman es terbesar di Bumi.

Mengutip laman Space.com, Kamis (23/7/2020), ada banyak tanda bahwa peristiwa kosmik telah memberikan dampak bagi sejarah Bumi.

Misalnya, sebuah asteroid dengan diameter 10Km yang menghantam Bumi sekitar 66 juta tahun lalu di Meksiko telah menghancurkan tiga perempat spesies tanaman dan hewan di Bumi (termasuk kebanyakan dinosaurus). Dampak lainnya adalah meninggalkan bekas kawah raksasa yang lebarnya mencapai 180Km.

Menurut studi, asteroid besar diperkirakan mampu menyerang Bumi sekali setiap 100 juta tahun.

Terkait dengan asteroid yang menghantam bumi lebih dari 600 juta tahun lalu, bekasnya memang sudah kabur.

Hal ini karena adanya aktivitas batuan seperti erosi, gunung berapi, dan lainnya yang diyakini telah menghapus sebagian besar kawah yang terjadi di Bumi akibat tubrukan asteroid.

Dalam studi terbaru oleh ilmuwan Jepang, para ilmuwan menginvestigasi Bulan. Pasalnya kawah yang ada di Bulan relatif lebih terpelihara karena berada di tempat hampa ruang. Para ilmuwan menyelidiki 59 kawah bulan yang besarnya melebihi 20Km atau lebih.

Proses investigasi dilakukan dengan pesawat ruang angkasa pengorbit Bulan milik Jepang, Kaguya.


8 Kawah Besar Bulan Ternyata Dampak dari Hujan Asteroid

Foto kawah Tycho, yang terletak di dataran tinggi bagian selatan dari Bulan. Ini terbentuk pada 108 juta tahun yang lalu. (NASA)

Hasilnya, para peneliti menemukan bahwa 8 kawah besar yang diteliti, ternyata terbentuk secara simultan. Misalnya kawah Copernicus yang memiliki diameter 97Km. Sampel material kawah ini dikumpulkan oleh para astronot Apollo.

Setelah diteliti sedemikian rupa, para ilmuwan mengestimasi, kawah-kawah ini terbentuk karena hujan asteroid yang menghantam Bulan, sekitar 800 juta tahun lalu.

Karena jaraknya dengan Bumi, hujan asteroid yang membombardir Bulan juga berdampak pada Bumi. Para ilmuwan mengkalkulasi, 40-50 triliun metrik ton meteorid telah menghantam planet kita.

Ukurannya diperkirakan sekitar 30-60 kali ukuran asteroid Chicxulub, yang membunuh dinosaurus.


Hujan Asteroid Picu Zaman Es di Bumi

Sebuah ledakan meteor Leonid 1999 yang terlihat pada ketinggian 38.000 kaki dari Leonid Multi Instrument Aircraft Campaign (Leonid MAC) dengan kamera 50 mm. (Pusat Penelitian NASA / Ames / ISAS / Shinsuke Abe dan Hajime Yano)

Dampak kosmik ini menghantam Bumi dan Bulan sebelum periode Cryogenian sekitar 635-720 juta tahun lalu. Selama masa Cryogenian, Bumi mengalami zaman es terbesarnya. Di mana, es berpotensi menutup seluruh permukaan planet dan fosil hewan.

Berdasarkan riset sebelumnya, dampak dari hantaman Chicxulub adalah terjadinya badai debu yang membuat langit begitu gelap dan Bumi menjadi digin. Demikian menurut Pimpinan Penulis Studi Asteroid, cosmokemis Kentaro Terada dari Universitas Osaka.

"Berdasarkan pertimbangan ini, saya bisa katakan, tak aneh jika hantaman asteroid 800 juta tahun lalu mungkin telah memicu zaman es. Karena, tabrakan asteroid pada 800 juta tahun lalu skalanya 10 hingga 100 kali lebih besar dari dampak Chicxulub," kata Terada.

(Tin/Isk)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya