Liputan6.com, Jakarta - Ekonom Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Bhima Yudhistira berpendapat, pemerintah semustinya lebih mengoptimalkan pemberian stimulus untuk memulihkan perekonomian ketimbang membentuk Komite Penanganan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional.
Bhima menyangsikan adanya tim komite baru ini dapat membangkitkan kegiatan perekonomian yang terlelap akibat pandemi Covid-19, khususnya di sektor riil.
Advertisement
"Belum tentu, tergantung seberapa cepat stimulus terhadap UMKM disalurkan. Kemudian ada tidaknya stimulus baru bagi pelaku usaha di sektor riil," ujar Bhima kepada Liputan6.com, sepeti ditulis Kamis (23/7/2020).
Oleh karenanya, ia mengimbau pemerintah untuk menyegerakan banyak janji stimulus untuk sektor keuangan. Menurut dia, Jokowi juga perlu memberikan stimulus tambahan kepada para pelaku bisnis, khususnya di sektor Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM).
"Harusnya ada internet gratis bagi pelaku UMKM di jam sibuk. Kemudian ada pendampingan dan bantuan modal kerja serta subsidi gaji," imbuh Bhima.
Namun kenyataan berkata lain. Bhima pun tak mau menutup mata jika pemerintah lebih memilih untuk membuat komite baru daripada memudahkan pemberian stimulus.
Target Harus Jelas
Jika memang pembentukan Komite Penanganan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional sudah bulat, ia menekankan, harus ada target yang jelas dalam perannya menuntaskan penyebaran pandemi hingga memulihkan ekonomi nasional.
"Ya berikan target yang jelas di kuartal ke 3 (2020). Seluruh realisasi stimulus baik UMKM, kesehatan, dunia usaha harus mencapai diatas 80 persen. Kalau tidak mencapai artinya ada kegagalan komite dan perlu dievaluasi," tegas dia.
"Kemudian apakah di kuartal 4 (2020) akan terjadi kenaikan pertumbuhan ekonomi? Itu juga menjadi target utama yakni mencegah resesi lebih dalam," tandasnya.
Advertisement