Ketika Belajar Daring Hanya Angan-Angan bagi Siswa di Desa Terpencil Sigi

Belajar daring di desa terpencil seperti lokasi para siswa SMPN 16 Sigi, Desa Uwenuni, Kecamatan Palolo, Sigi, mustahil dilakukan. Jangankan internet, di beberapa rumah siswa malah belum dialiri listrik.

oleh Heri Susanto diperbarui 24 Jul 2020, 05:00 WIB
Seorang guru di SMPN 16 Sigi memberikan soal pelajaran ke siswanya di Dongi-dongi untuk dikerjakan, Rabu (22/7/2020). Cara itu jadi salah satu pola ajar yang diterapkan di wilayah terpencil di Kabupaten Sigi. (Foto:Liputan6.com/ Heri Susanto).

Liputan6.com, Sigi - Tahun ajaran baru 2020/2021, sekolah terpencil di Kabupaten Sigi membuat strategi khusus agar pembelajaran bagi siswa tidak terbengkalai akibat aturan belajar dari rumah. Berbagai cara dilakukan guru di sana meski dengan susah payah.

Sejak tahun ajaran baru dimulai 13 Juli, 2020, pagi itu Rabu (22/7/2020) adalah kali ke dua para guru di SMPN 16 Sigi, Desa Uwenuni, Kecamatan Palolo akan melaksanakan 'kunjung rumah' siswa-siswi. Di ruang guru, persiapan pun dilakukan. Pembekalan, pemeriksaan bekal makanan, bahan ajar, dan doa mengawali hari panjang para guru itu untuk menyambangi rumah murid mereka.

"Kita harus cepat, kalau lambat mereka (murid) akan pergi ke kebun membantu orangtuanya, apalagi kalau nanti hujan, kita yang kesulitan nanti," Wakasek SMPN 16 Sigi, Bungaria Rapa mengingatkan para guru.

Lokasi yang mereka tuju adalah desa terpencil, Tongoa yang masih di Kabupaten Sigi dan desa sebelahnya, Dongi-Dongi di Kabupaten Poso. Lebih dari 15 kilometer jaraknya dari sekolah. Di Tongoa rumah beberapa murid ada di tepi jalan. Namun tidak di Desa Dongi-Dongi. Di sana beberapa rumah harus dituju dengan berjalan kaki menaiki bukit demi mengantar lembar soal untuk dikerjakan siswa.

Dua desa itu sendiri hanya sebagian dari total 4 desa lokasi sebaran 300 siswa-siswi SMPN 16 Sigi yang harus didatangi para guru. Medannya pun sama, terpencil dan sulit diakses. Ditambah lagi jarak antara rumah siswa yang berjauhan.

Wakasek SMPN 16 Sigi, Bungaria Rapa bercerita, datang ke rumah-rumah siswa secara berkala harus mereka lakukan sebab belajar daring di desa terpencil seperti lokasi mereka mustahil dilakukan. Jangankan internet, di beberapa rumah siswa malah belum dialiri listrik. Hanya dengan cara itu belajar mengajar bisa tetap berjalan.

"Dalam seminggu kami usahakan 3 kali ke rumah siswa mengantar dan menjemut soal pelajaran. Kami juga buat kotak surat di 5 titik di desa-desa terpencil itu, harapannya soal pelajaran bisa diambil-antar siswa di sana, tidak perlu ke sekolah," Wakasek SMPN 16 Sigi, Bungaria Rapa bercerita.

Simak video pilihan berikut ini:


Dukungan Dinas Pendidikan Sigi

Dua orang guru SMPN 16 Sigi yang berada di wilayah terpencil saat menaiki bukit menuju rumah siswanya di Dongi-dongi, Kabupaten Poso, Rabu (22/7/2020). (Foto: Liputan6.com/ Heri Susanto).

Pemerintah Kabupaten Sigi, melalui dinas pendidikannya mengakui penerapan belajar daring sulit diterapkan di wilayahnya. Akses internet masih jadi hal yang sulit di sebagian besar wilayah di Sigi.

"Hampir semua wilayah di Sigi akses internet susah, terutama di Kecamatan terpencil dan terluar, Pipikoro, Marawola Barat, dan Palolo. Makanya strategi pembelajaran kami arahkan dengan kunjungan rumah dengan protokol kesehatan," ujar Kepala Bidang Pendidikan Dasar Sigi, Handi Arno.

Menyoal kendala para guru yang harus menempuh perjalanan jauh untuk sambang ke rumah-rumah siswa di desa terpencil, Handi  mengungkapkan bahwa pihaknya menjamin biaya operasional para guru di lapangan.

"Dukungan terus kami berikan ke para guru di masa pandemi ini. Salah satunya kami pastikan biaya operasional para guru untuk pembelajaran di rumah siswa ditanggung melalui dana BOS," Handi menekankan, Rabu (22/7/2020).

Handi juga bilang skema pembelajaran pada masa pandemi Covid-19 khususnya di Sigi akan terus dievaluasi dengan menyesuaikan kebijakan pusat dan daerah. Terlebih karena karakteristik wilayah Sigi yang berbeda dari daerah lain.

"Di Sigi 75 persen wilayahnya adalah hutan. Itu tantangan pendidikan di sini. Evaluasi akan terus dilakukan," dia menandaskan.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya