Wall Street Menguat Seiring Kemajuan Uji Coba Vaksin Corona Covid-19

AS sepakat untuk membayar Pfizer dan BioNTech sebesar USD 1,95 miliar untuk memproduksi 100 juta vaksin virus corona jika terbukti aman dan efektif.

oleh Pipit Ika Ramadhani diperbarui 23 Jul 2020, 06:47 WIB
Reaksi pasar negatif terhadap penyelesaian utang Yunani membuat indeks saham Dow Jones merosot 348,66 poin ke level 17.598.

Liputan6.com, Jakarta - Bursa saham di Amerika Serikat (AS) menguat pada perdagangan Rabu (Kamis waktu Jakarta). Hal ini didorong oleh berita tentang kesepakatan vaksin virus corona antara pemerintah AS dengan Pfizer dan BioNTech serta kemajuan nyata pada negosiasi stimulus AS.

Dikutip dari CNBC, Kamis (23/7/2020), Dow Jones Industrial Average naik 165,44 poin atau 0,6 persen menjadi 27.005,84. Ini merupakan kenaikan ketiga beruntun Dow.

S&P 500 naik 0,6 persen menjadi 3.276,84 dan membukukan kenaikan beruntun  dalam empat hari. S&P 500 juga diperdagangkan di level tertinggi dalam lima bulan. Sedangkan Nasdaq Composite naik 0,2 persen menjadi 10.706,13.

AS sepakat untuk membayar Pfizer dan BioNTech sebesar USD 1,95 miliar untuk memproduksi 100 juta vaksin virus corona jika terbukti aman dan efektif.

Departemen Kesehatan dan Layanan Kemanusiaan menambahkan, AS dapat memperoleh tambahan 500 juta dosis obat berdasarkan perjanjian.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:


Pengembangan Vaksin

Ilustrasi Foto Vaksin (iStockphoto)

Saham Pfizer naik lebih dari 5 persen. Sedangkan Saham yang terdaftar di BioNTech naik 13,7 persen.

"Biasanya, dibutuhkan kira-kira satu dekade bagi vaksin baru untuk melewati berbagai tahap pengembangan dan pengujian," kata Ed Yardeni, Kepala Strategi Investasi di Yardeni Research, dalam sebuah catatan.

“Namun, urgensi pandemi ... telah menghasilkan mobilisasi sumber daya medis global yang jarang terlihat sebelumnya dalam sejarah manusia. Miliaran dolar, disediakan oleh sektor publik dan swasta, mendanai kampanye global untuk mengembangkan tes, vaksin, dan obat untuk virus," lanjut dia.

"Tetapi fase berikutnya akan menjadi penting untuk menunjukkan bahwa vaksin potensial dapat melindungi terhadap infeksi," ungkap Ed lagi.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya