Liputan6.com, Jakarta - Dalam rangka merayakan Hari Anak Nasional, TikTok meluncurkan tantangan #SamaSamaNyaman untuk mendorong remaja jadi warga digital yang bijak. Berdasarkan keterangan resmi yang diterima Liputan6.com, Rabu, 22 Juni 2020, data Digital Report 2020 oleh Hootsuite menunjukkan bahwa pengguna internet didominasi remaja.
Rata-rata mereka menghabiskan 7 jam dan 59 menit per hari di internet. Psikolog Anak dan Keluarga, Samanta Ananta, mengatakan bahwa seperti kebanyakan orang, anak remaja juga menghabiskan banyak waktu di internet untuk tetap berkomunikasi dengan teman-teman dan keluarga selama pandemi.
"Seperti halnya semua aplikasi yang mungkin digunakan anak remaja kita, akan sangat membantu untuk mempelajari berbagai pilihan aplikasi untuk orangtua dan keluarga, serta mengetahui apa saja potensi risikonya,” tuturnya.
Baca Juga
Advertisement
Berkaca pada perspektif itu, tantangan #SamaSamaNyaman di aplikasi TikTok mengajak pengguna untuk memerhatikan pentingnya remaja lebih bijak, terutama saat mengunggah konten berbahaya dengan tujuan hiburan atau semata jadi viral.
Samanta pun berbagi beberapa tips bagi orangtua yang merasa cemas mengenai cara menjaga keamanan anak remaja mereka di dunia maya. Pertama. kenali platform yang digunakan anak remaja Anda dan cobalah untuk mempelajarinya.
Berawal dari yang paling mendasar, seperti diskusi apa yang terjadi di dalam aplikasi tersebut. Mulai dari fitur atau fungsi yang tersedia, hingga yang paling penting, dengan siapa anak remaja Anda berkomunikasi di platform tersebut.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Jaga Keamanan Anak Remaja di Media Sosial
Kedua, Anda bisa memulai obrolan. "Triknya adalah tidak hanya memoderasi dan membatasi penggunaan aplikasi, tapi juga menggunakan aplikasi tersebut sebagai cara mempererat hubungan dan menghabiskan waktu bersama," ucap Samanta.
Akan lebih bagus lagi jika Anda dan anak remaja bisa mengobrol secara tulus dan bukan dibuat-buat tentang fitur yang paling mereka sukai. Dengan begitu, mereka akan mendatangi Anda jika butuh bantuan, dan Anda pun sudah paham dengan teknologi yang mereka gunakan.
Kemudian, penting sekali untuk menjaga komunikasi dengan anak remaja agar tetap terbuka, dan bisa membahas tentang pengaturan privasi, waktu yang dihabiskan di internet, serta jenis kegiatan atau tantangan apa yang mereka ikuti di media sosial.
"Komunikasi yang lancar dengan anak remaja bisa membuat lebih nyaman bicara dengan Anda tentang masalah mereka, dan tidak mengumbarnya di media sosial atau platform lain," tuturnya.
Terakhir, jelaskan bahwa Anda mengharapkan anak remaja Anda bertanggung jawab atas tindakan mereka. Penting untuk belajar tentang keamanan daring bersama dengan remaja, sehingga mereka juga menyadari risiko apa yang mungkin dihadapi jika tidak jadi warga digital yang bijak.
TikTok mengklaim telah bekerja sama dengan para pakar industri, organisasi non-pemerintah (LSM), dan asosiasi industri di seluruh dunia untuk membantu memastikan bahwa kebijakan, teknologi, serta kontrol privasi melindungi dari tantangan industri seputar penyalahgunaan platform.
Di Indonesia sendiri, TikTok telah bekerja sama dengan Komunitas Sudah Dong untuk kampanye anti perundungan siber, serta Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Indonesia guna mengedukasi pentingnya peran orangtua dalam menjaga keamanan internet anak remaja.
Advertisement
Ikut Tantangan Sama-Sama Nyaman
Sementara, untuk ikut serta dalam tantangan #SamaSamaNyaman, pengguna dapat merekam video dan gunakan stiker #SamaSamaNyaman, lalu ikuti koreografinya.
Unggah video bersamaan dengan tagar #SamaSamaNyaman, gunakan pengaturan Publik untuk videonya. Bagikan video ke platform media sosial yang lain, lalu ajak teman-teman untuk bergabung.
“TikTok berkomitmen membina lingkungan yang positif dan inklusif, di mana siapapun, dengan batas usia minimum 14 tahun, dapat mengekspresikan diri mereka dengan aman,” ujar Donny Eryastha, Head of Public Policy, TikTok Indonesia, Malaysia, dan Filipina.
“Meski banyak yang memanfaatkan platform TikTok untuk mencari hiburan, belajar, dan berinteraksi dengan komunitasnya, masih akan ada beberapa pengguna yang mengunggah konten menampilkan perilaku berbahaya, seperti aksi amatir atau tantangan yang membahayakan," imbuhnnya.
Maka dari itu, pihaknya mendorong pengguna berhenti dan berpikir tentang dampak mengunggah konten semacam itu, serta mengingatkan mereka untuk mengikuti kebijakan dan memanfaatkan fitur yang ada untuk bantu menghentikan masalah seperti ini.