Liputan6.com, New York - Gubernur New York, Andrew Cuomo, mendapatkan ancaman pemakzulan dari senator Amerika Serikat. Kebijakan Andrew Cuomo dinilai bertanggung jawab atas tingginya kematian akibat Virus Corona COVID-19 di New York.
Berdasarkan data Johns Hopkins University, Kamis (23/7/2020), ada 32.558 korban meninggal di New York. Kasus COVID-19 di New York adalah yang terburuk di Amerika Serikat.
Baca Juga
Advertisement
Senator Rand Paul dari Kentucky menyatakan, keputusan Gubernur Cuomo untuk mengembalikan pasien Virus Corona ke nursing home (panti lansia) adalah kesalahan fatal.
"Saya pikir Gubernur Cuomo harus dimakzulkan," ujar Senator Paul seperti dilansir The Hill.
"Sudah terlihat bahwa setengah dari pasien yang meninggal berada di nursing home," Senator Paul menambahkan.
Kematian di New York bahkan lebih tinggi dari gabungan angka kematian di California, Florida, Texas, Arizona, Ohio, dan Michigan.
Rand Paul juga meragukan lockdown di New York karena kasus kematian di negara itu sangatlah tinggi dalam level global. Menurutnya, lockdown hanya berdampak ke ekonomi tapi tidak membendung virus.
Maret lalu, Senator Rand Paul sudah tertular Virus Corona. Ia mendapat kritikan tajam karena nekat beraktivitas sebelum hasil tesnya keluar.
Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:
Respons Gubernur New York
Pihak Gubernur Cuomo membalas ucapan Senator Paul Rand yang dianggap hanya kesal karena sempat disindir. Gubernur New York berkata Kentucky mendapatkan banyak dana dari pemerintah federal.
Sementara, Senator Paul justru tidak setuju jika ada lebih banyak pemerintah federal yang dialirkan ke daerah.
"Kentucky mendapat USD 37 miliar tiap tahunnya ketimbang mereka membayar ke pemeritah federal. Jika seorang senator dari Kentuck khawatir tentang anggaran federal, maka mulailah dari rumahmu sendiri," kata Gubernur Cuomo.
Secara keseluruhan, kasus corona di AS saat ini mencapai 3,9 juta. Pemerintahan Donald Trump sudah mengucurkan stimulus berupa BLT ke masyarakat dan pinjaman lunak ke perusahaan.
Rencananya pemerintah AS akan kembali memberikan stimulus serupa.
Advertisement