Joe Biden Sebut Donald Trump sebagai Presiden Rasis Pertama di AS

Capres AS Joe Biden menuding Donald Trump sebagai presiden rasis pertama di AS.

oleh Tommy K. Rony diperbarui 23 Jul 2020, 21:31 WIB
Joe Biden, mantan Wakil Presiden AS ke-47 (AP/Steven Senne)

Liputan6.com, Washington, D.C. - Calon Presiden Amerika Serikat Joe Biden disorot karena menyebut Donald Trump sebagai presiden rasis pertama di AS. Komentar itu juga bermasalah dari sisi historis. 

Dilaporkan CNN, Kamis (23/7/2020), komentar Presiden Biden menjadi sorotan karena tak sesuai sejarah. Pasalnya, dulu pun ada presiden AS yang pernah memiliki budak.

Totalnya ada 12 presiden AS yang pernah punya budak, termasuk Presiden George Washington, Thomas Jefferson, dan Andrew Jackson.

Presiden AS terakhir yang punya budak adalah Ulysses S. Grant, namun budak itu berasal dari keluarga istrinya. Ia lantas membebaskan budak itu.

Penasihat senior kampanye Donald Trump, Katrina Pierson, berkata orang seperti Joe Biden tak pantas mengajari orang terkait keadilan ras.

"Presiden Trump mencintai seluruh masyrakat, bekerja keras untuk memberdayakan semua rakyat Amerika, dan mendukung lebih banyak pemilih kulit hitam lebih dari kandidat presiden Partai Republik manapun dalam sejarah modern. Tak ada yang perlu mendengarkan kuliah keadilan ras dari Joe Biden," ujar Pierson yang menjadi jubir kampanye Trump pada pilpres 2016.

Tim Joe Biden ikut bersuara untuk membela Joe Biden. Presiden Donald Trump disebut rasis karena posisinya yang unik, yakni dinilai menang pilpres karena isu ras.

"Ada sejumlah presiden Amerika yang rasis, tetapi Trump menonjol, terutama karena di sejarah modern, sebab ia menggunakan rasisme dan perpecahan sebagai tanda pengenalnya dan ia menang," ujar penasihat senior Joe Biden, Symone Sanders.

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:


Respons Donald Trump

Presiden Amerika Serikat Donald Trump mengenakan masker saat mengunjungi Pusat Kesehatan Militer Nasional Walter Reed di Bethesda, Maryland, Sabtu (11/7/2020). Donald Trump akhirnya menggunakan masker untuk pertama kalinya di depan umum sejak pandemi COVID-19 melanda negara itu. (ALEX EDELMAN/AFP)

Pada press briefing di Gedung Putih pada 22 Juli, Donald Trump berkata dirinya sudah berhasil melakukan reformasi hukum untuk membantu warga Afrika-Amerika. 

Faktor ekonomi dijadikan andalan oleh Trump. Ia berkata tingkat pengangguran warga Afrika-Amerika turun pesat sebelum ada "wabah China".

"Sebelum adanya Wabah China masuk, membanjiri negara kita, dan melakukan hal mengerikan di sleuruh dunia, kami melihat Afrika-Amerika, Hispanik-Amerika, Asia-Amerika, hampir semua kelompok memiliki tingkat terbaik dalam tingkat pengangguran," ujar Trump. 

Ia pun menganggap dirinya lebih berprestasi ketimbang presiden AS lainnya dalam isu warga Afrika-Amerika, kecuali dari Abraham Lincoln yang membebaskan para budak.

"Saya telah melakukan lebih banyak hal untuk warga kulit hitam Amerika ketimbang siapapun, kecuali (presiden) Abraham Lincoln," ujar Trump.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya