3 Pilar PDIP Bersinergi dengan Pemerintah Tangani Dampak Pandemi Covid-19

Dia menegaskan, PDIP memiliki infrastruktur partai, dimana 6 gubernur dan 7 wakil gubernur berasal dari partai itu.

oleh Putu Merta Surya Putra diperbarui 23 Jul 2020, 20:09 WIB
Diskusi virtual rapat koordinasi nasional bidang industri, tenaga kerja dan jaminan sosial dengan tema Kebijakan Mengatasi Pengangguran, di kantor DPP PDIP, Jalan Diponegoro, Jakarta Pusat, Kamis (23/7/2020). (Liputan6.com/Putu Merta Surya Putra)

Liputan6.com, Jakarta - Sekretaris Jenderal DPP PDI Perjuangan (PDIP) Hasto Kristiyanto mengatakan, pelaksanaan program padat karya adalah salah satu instrumen penting dalam menggeliatkan ekonomi di tengah pandemi Covid-19.

Hal itu disampaikan Hasto saat membuka diskusi virtual rapat koordinasi nasional bidang industri, tenaga kerja dan jaminan sosial dengan tema Kebijakan Mengatasi Pengangguran, di kantor pusat partai itu, di Jalan Diponegoro, Jakarta Pusat, Kamis (23/7/2020).

Hadir dalam diskusi itu antara lain Menteri Pekerjaan Umum dan Pekerjaan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimoeljono dan Ketua Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Hariyadi Sukamdani. Yang menjadi moderator adalah Ketua DPP PDIP bidang industri, ketenagakerjaan, dan jaminan sosial, Nusyirwan Soejono.

Menurut dia, partai pimpinan Megawati Soekarnoputri ini sudah memerintahkan jajarannya di tiga pilar partai, yaitu struktural, eksekutif, dan legislatif, agar mendukung pelaksanaan program padat karya, di samping memberikan bantuan sosial.

"Kami harus menggunakan seluruh sumber daya kami untuk membantu pemerintahan Jokowi-Maruf Ma'ruf, membantu seluruh rakyat Indonesia dengan menggerakkan seluruh kebijakan-kebijakan yang berpihak pada rakyat," kata Hasto.

Dia menegaskan, PDIP memiliki infrastruktur partai, dimana 6 gubernur dan 7 wakil gubernur berasal dari partai itu. Lalu ada juga 113 kepala daerah tingkat dua dan 113 wakil kepala daerah tingkat dua. Serta memiliki 128 anggota DPR RI dan 416 anggota DPRD di tingkat provinsi, di mana diantaranya 18 ketua DPRD Provinsi berasal dari PDIP.

"Sehingga apabila diperlukan sinergitas dengan seluruh struktural, eksekutif dan legislatif partai, yang oleh koalisi juga mendukung Pak Jokowi-Ma'ruf Amin yang secara politik juga didukung oleh Gerindra, Golkar, PKB, PPP, NasDem dan sebagainya, maka sebenarnya secara politik ini model dasar yang baik bagi Jokowi untuk mengambil suatu kebijakan-kebijakan dan terobosan," jelas Hasto.

Di samping pelaksanaan program padat karya, menurut dia, partainya menaruh perhatian pada isu keadilan sosial, kemandirian pangan serta kesehatan, dan efektivitas pasar domestik. PDIP, tambahnya, menginginkan impor untuk komoditas perlu dihentikan sementara ini, dan dibelanjakan dalam negeri.

"Bu Mega telah mencanangkan program tanam tanaman yang bisa dimakan. Gerakan tanaman pendamping beras, kemudian buah-buahan lokal ini yang kita kedepankan. Karena itu kami akan terima masukan-masukan dari Apindo agar partai bisa memberikan direction dalam menghadapi berbagai persoalan yang tidak mudah itu," ungkap Hasto.

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:


14 Program Berbasis Masyarakat

Sementara itu, Menteri PUPR, Basuki Hadimuljono mengatakan pihaknya mengapresiasi sikap PDIP yang selalu mendukung Pemerintahan Jokowi-Ma'ruf, khususnya di saat pandemi covid-19.

"Presiden juga meminta agar mari kita semua menyamakan frekuensi. Kalau kita dalam kondisi krisis, bahkan semua menteri dan kader PDIP ini, supaya kita bergerak bersama atau gotong royong," kata Basuki.

Dia menjelaskan, saat ini ada 14 program infrastruktur berbasis masyarakat yang merupakan padat karya. "Tujuannya untuk mempertahankan daya beli masyarakat supaya masyarakat punya uang dan mengurangi angka pengangguran," kata Basuki.

Sementara, Hariyadi Sukamdani dari Apindo juga mendukung jika Pemerintah mendorong terlaksananya program padat karya. Sebab berdasarkan data yang ada, nilai investasi yang masuk ke Indonesia memang meningkat.

Pada 2019, investasi masuk ke Indonesia tercatat Rp809,6 triliun, naik dari Rp 721,3 triliun di 2018 dan Rp692,8 triliun di 2018. Namun ternyata investasi yang masuk itu mayoritas adalah industri padat modal, bukan padat karya yang memperkerjakan banyak orang.

Akibatnya, semakin ke sini, justru angka tenaga kerja terserap oleh investasi tersebut justru menurun. Di 2017, 1.176.353 pekerja terserap, berbanding 960.052 orang pada 2019, dan 1.033.835 orang di 2019. "Kita harus mengembangkan dan mendorong program padat karya," kata Hariyadi.

Ketua DPP PDIP bidang industri, ketenagakerjaan, dan jaminan sosial, Nusyirwan Soejono, mengatakan pihaknya berharap berbagai program yang disiapkan Pemerintah bisa segera dilaksanakan. Sehingga bisa mengurangi beban berat masyarakat di tengah pandemi."Kita berharap agar pelaksanaan program-program padat karya bisa dilaksanakan," pungkas Nusyirwan.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya