Anak-Anak Tanpa Orangtua Merasakan Dampak Buruk COVID-19

Penting adanya pengawasan dari orang tua di rumah selama anak-anak melalukan pembelajaran secara daring.

oleh Liputan6.com diperbarui 29 Jul 2020, 04:50 WIB
Anak-Anak Tanpa Orangtua Merasakan Dampak Buruk COVID-19. foto: istimewa

Liputan6.com, Jakarta – SOS Children’s Villages menyelenggarakan forum virtual pada 28 Juli 2020 dengan negara-negara Asia Tenggara. Forum itu membicarakan beragam tantangan yang dihadapi oleh anak-anak yang telah atau terancam kehilangan pengasuhan orang tua yang disebabkan oleh COVID-19.

Forum yang berjudul “COVID-19 Response towards the Alternative Care of Children in Southeast Asia” ini dilaksanakan secara langsung melalui Zoom pada pukul 02.00-03.00 PM waktu Bangkok/Jakarta atau 03.00-04.00 PM waktu Filipina. Negara-negara yang mengikuti forum ini adalah Indonesia, Kamboja, Laos, Filipina, Thailand, dan Vietnam.

Forum webinar ini berfokus pada dampak COVID-19 terhadap anak-anak yang berada dalam pengasuhan alternatif, remaja yang sudah siap hidup mandiri, dan para pengasuh; praktik dan pembelajaran yang baik dalam menanggapi dan mengelola krisis COVID-19; serta bagaimana melanjutkan pengasuhan alternatif dengan gaya hidup “new normal”.

Melalui forum ini, SOS Children’s Villages bertujuan untuk mempertemukan badan-badan antar pemerintah seperti ASEAN Commision on the Promotion and Protection of the Rights of Women and Children (ACWC), lembaga pemerintahan atau pembuat kebijakan seperti Kementerian Ketenagakerjaan.

Penyandang Cacat dan Urusan Sosial (MOLISA) oleh Vietnam, pemangku kepentingan masyarakat sipil seperti Koalisi Hak Anak (Child Rights Coalition atau CRC) dan Assosiaction of Child Caring Agencies (ACCAP) oleh Filipina, partner-partner dan advokat seperti Step Ahead Foundation, pemangku kepentingan, dan donor dari sektor swasta, media, dan publik.

Mewakili Indonesia, hadir sebagai salah satu narasumber adalah Ibu Kanya Eka Santi sebagai Direktur Rehabilitasi Sosial Anak dari Kementerian Sosial Republik Indonesia dan Ibu Yuyum Fhahni Paryani, sebagai Perwakilan Indonesia dari ASEAN Commision on the Promotion and Protection of the Rights of Women and Children (ACWC) untuk Hak Anak. Ibu Kanya dan Ibu.

Yuyum memaparkan kondisi anak-anak di Indonesia, terutama anak-anak yang rentan. Salah satu fokus yang juga dipaparkan adalah tentang penggunaan internet yang bisa berdampak ke cyber violence kepada anak-anak. Karena itu penting adanya pengawasan dari orang tua di rumah selama anak-anak melakukan pembelajaran secara daring.

Anak-anak dan remaja yang berada dalam pengasuhan alternatif, dan remaja yang sudah siap hidup mandiri, serta para pekerja sosial yang fokus dalam hak pengasuhan ini, akan berbagi pengalaman tentang kehidupan mereka di tengah pandemi ini. Perwakilan dari badan pemerintahan dan kelompok masyarakat sipil di negara-negara Asia Tenggara akan membagikan contoh-contoh tanggapan dan pengelolaan krisis saat pandemi di negara masing-masing.

Anak-Anak Tanpa Orangtua Merasakan Dampak Buruk COVID-19. foto: istimewa

Anak-anak dan remaja telah menghadapi tekanan fisik dan mental yang sangat besar, seperti kurangnya akses untuk pendidikan, layanan dari pemerintah, dan partisipasi dalam aktivitas yang terkait dengan kehidupan mereka. Sedangkan untuk para remaja yang berada dalam masa transisi untuk hidup mandiri, kehilangan pekerjaan dan tempat tinggal juga menjadi tantangan tambahan yang mereka hadapi.

Pandemi COVID-19 ini telah meningkatkan banyak risiko dan kerentanan pada anak-anak dan remaja di dunia. Bank Dunia (World Bank) memperkirakan, lebih dari 60 juta orang di 100 negara akan mengalami kemiskinan ekstrim, yang menghalangi tujuan dari tindakan-tindakan pengurangan kemiskinan dan program-program pengembangan lain yang sudah dilaksanakan sebelumnya.

Setiap negara memiliki tingkat kesiapan dan tanggapan masing-masing terhadap COVID-19. Di wilayah Asia Tenggara yang beragam ini, beberapa negara memiliki kesiapan yang lebih baik dari negara lainnya. Beberapa negara, dengan mengagumkan, dapat mengelola penyebaran COVID-19 seminimal mungkin.

Bagaimana setiap negara menunjuk konsekuensi sosial-ekonomi dari pandemi ini sebagai unsur yang sangat penting dalam proses pemulihan? Untuk menganggapi hal tersebut, hak anak-anak yang telah atau terancam kehilangan pengasuhan orang tua perlu dipertimbangkan, dengan semangat tidak meninggalkan siapapun.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya