Twitter Pertimbangkan Model Bisnis Berlangganan?

Twitter terus mengeksplorasi cara untuk mendapatkan pemasukan dari pengguna, salah satunya dengan mempertimbangkan model berlangganan.

oleh Agustin Setyo Wardani diperbarui 24 Jul 2020, 16:30 WIB
Aplikasi Twitter. Ilustrasi: Dailydot.com

Liputan6.com, Jakarta - Twitter terus mengeksplorasi cara untuk mendapatkan pemasukan dari pengguna, salah satunya dengan mempertimbangkan model berlangganan.

"Anda mungkin bisa melihat sejumlah uji coba tahun ini," kata CEO Twitter Jack Dorsey, dikutip dari CNN, Jumat (24/7/2020).

Dorsey mengatakan, langkah Twitter mempertimbangkan model layanan berlangganan seiring dengan menurunnya bisnis periklanan di platform-nya pada periode ini.

Jack Dorsey menjelaskan tentang opsi model layanan berlangganan dalam laporannya kepada para investor, ketika membahas hasil pendapatan kuartal kedua tahun ini.

Meski begitu, menurut Jack Dorsey model berlangganan Twitter ini masih dalam tahap awal pertimbangan.

Seperti layanan media sosial lainnya, Twitter selama ini fokus menawarkan layanan gratis. Twitter mendapatkan pemasukan dari iklan tertarget berbagai brand yang menyasar jutaan penggunanya.

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini


Saling Melengkapi

Ilustrasi Twitter (Foto: Pixabay)

"Kami ingin memastikan seluruh lini pendapatan baru saling melengkapi dengan bisnis periklanan kami," tutur Dorsey.

"Kami pikir, ada dunia di mana langganan saling melengkapi. Di mana perdagangan saling melengkapi, membantu orang mengelola ruang bayar.. kami pikir akan saling melengkapi," katanya.

Di tengah pandemi, rencana pertumbuhan Twitter pun tampaknya mengalami hambatan. Pasalnya banyak pengiklan menarik belanja iklannya.

Twitter melaporkan, pendapatan iklan pada kuartal kedua turun sebesar 23 persen dibanding kuartal yang sama tahun lalu. Penurunan itu sebesar US$ 562 juta.

Jejaring sosial mikroblog ini juga kabarnya dilanda gerakan boikot iklan di Twitter, terkait dengan protes keadilan rasial di AS. Namun, eksekutif menolak menyebut seberapa banyak gerakan boikot ini berdampak pada bisnis Twitter.


Minggu yang Berat

Jack Dorsey, Pemilik Twitter (AFP/Prakash Singh)

Dorsey pun menyebut ini adalah minggu yang berat, terkait dengan upaya perusahaan mengatasi peretasan besar-besaran yang terjadi pada sejumlah akun terverifikasi. Beberapa akun yang diambil alih antara lain milik Barack Obama, Joe Biden, Elon Musk, hingga Jeff Bezos.

Bahkan baru kemarin Twitter mengumumkan ada belasan akun yang fitur DM-nya diakses oleh hacker, sehubungan dengan peretasan lalu.

Jack Dorsey pun meminta maaf atas insiden keamanan yang terjadi. Ia menyebut, keamanan bukanlah titik akhir, melainkan hal konstan.

Twitter pun berupaya untuk terus mengamankan sistemnya serta bekerja sama dengan perusahaan keamanan eksternal dan penegak hukum.

(Tin/Isk)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya