Penyintas COVID-19 Jalani Transplantasi Paru di Tengah Keheningan

Cui Zhiqiang, mantan pasien COVID-19, dinyatakan sembuh usai mendapatkan prosedur transplantasi paru ganda

oleh Giovani Dio Prasasti diperbarui 26 Jul 2020, 09:00 WIB
Petugas medis mendampingi Cui saat meninggalkan Rumah Sakit Renmin Universitas Wuhan di Wuhan, Provinsi Hubei, China (21/7/2020). Cui, seorang pasien COVID-19 yang menjalani operasi transplantasi paru-paru ganda, sembuh setelah perawatan selama berbulan-bulan dan dipulangkan. (Xinhua/Cheng Min)

Liputan6.com, Jakarta - Penyintas COVID-19 di Wuhan, China, Cui Zhiqiang akhirnya diperbolehkan pulang pada Selasa, 21 Juli 2020. Ia akhirnya menikmati "kebebasannya" dari rumah sakit usai menjalani prosedur transplantasi paru ganda.

"Saya meninggalkan rumah sakit, terima kasih banyak," tulis pria 65 tahun ini lewat sebuah papan mengingat kondisinya belum bisa bicara banyak, dikutip dari CGTN pada Jumat (24/7/2020).

"Kerja keras Anda sangat saya hargai," tambahnya.

Dikutip dari Xinhua, pria 65 tahun ini dirawat di Renmin Hospital of Wuhan University setelah beberapa bulan perawatan. Ia mulai mengalami gejala COVID-19 pada 23 Januari dan didiagnosis pada 7 Februari.

Ia lalu dibawa ke rumah sakit pada 18 Maret dan menerima bantuan mesin Extracorporeal Membrane Oxygenation.

Simak juga Video Menarik Berikut Ini


Operasi dalam Keheningan

Petugas medis mendampingi Cui saat meninggalkan Rumah Sakit Renmin Universitas Wuhan di Wuhan, Provinsi Hubei, China (21/7/2020). Cui, seorang pasien COVID-19 yang menjalani operasi transplantasi paru-paru ganda, sembuh setelah perawatan selama berbulan-bulan dan dipulangkan. (Xinhua/Cheng Min)

Lewat tes asam nukleat, ia sempat dinyatakan negatif dari COVID-19. Namun Cui terlanjur mengalami fibrosis paru interstitial yang tidak bisa dipulihkan serta kegagalan paru-paru.

Lin Huiqing, ahli bedah toraks di rumah sakit mengatakan bahwa satu-satunya pilihan menyelamatkan Cui adalah dengan operasi transplantasi paru-paru.

Selama sekitar delapan jam di tanggal 20 April lalu, para ahli akhirnya melakukan transplantasi paru pada Cui. Ia mendapatkan donornya dari seorang pasien yang meninggal akibat mati otak di Provinsi Yunnan dan merelakan bagian tubuhnya untuk diberkan pada orang lain.

"Lebih dari 20 staf medis berpartisipasi dalam operasi di bawah alat pelindung lengkap," kata Lin.

"Di bawah penutup kepala, kami tidak bisa bicara satu sama lain. Itu adalah operasi yang dilakukan dalam keheningan," ungkapnya.

Proses pemulihan tak berlangsung dengan cepat. Dalam beberapa minggu setelah operasi, Cui hanya bisa mengekspresikan dirinya lewat mata. Butuh dua bulan hingga ia benar-benar bisa berdiri dibantu penopang.

Beberapa waktu lalu, Cui akhirnya diperbolehkan keluar dari rumah sakit dibantu kursi roda. Selanjutnya, ia akan dipindahkan ke pusat rehabilitasi untuk membantu pemulihannya. Dokter pun masih akan memantau kondisinya.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya