Mengenal Dokter Andani dari Unand, Pemutus Rantai Covid-19 Tanpa 'Rapid Test'

Dokter Andani beberapa waktu lalu sempat viral karena menggunakan metode pool test dalam menangani covid-19 di Sumbar. Bahkan, dia dibawa ke Jawa Timur untuk membantu menangani pandami di zona hitam itu.

oleh Novia Harlina diperbarui 25 Jul 2020, 15:00 WIB
Dokter Andani Eka Putra. (Liputan6.com/ ist)

Liputan6.com, Padang - Pandemi corona Covid-19 sudah merenggut banyak nyawa, di beberapa daerah penyebarannya bahkan sulit dikendalikan. Namun, di Provinsi Sumatera Barat kasusnya sudah melandai.

Pemutusan rantai penyebaran covid-19 di Sumatera Barat, tak lepas dari peran Dokter Andani Eka Putra, yang menjabat kepala Laboratorium Pusat Diagnostik dan Riset Penyakit Infeksi Fakultas Kedokteran Universitas Andalas.

Dokter Andani memberikan kontribusi yang cukup besar dalam penanganan virus corona di Sumbar, dengan dukungan pemerintah setempat ia menggunakan metode pool test pengujian sampel dalam jumlah banyak untuk memutus rantai covid-19 dengan cepat.

Dokter yang juga menjabat Direktur Umum dan Sumber Daya Rumah Sakit Unand ini, bahkan secara terang-terangan tidak merekomendasikan rapid test.

Menurutnya, tes dengan alat PCR untuk memeriksa sampel swab, hasilnya dapat dipercaya 100 persen sehingga dapat dengan cepat diketahui seseorang positif atau negatif dari Covid-19.

"Hasil swab bisa dipercaya 100 persen, namun di beberapa daerah lain mereka tidak memliki sarana laboratorium yang memadai sehingga rapid test ini digunakan," kata Dr dr Andani kepada Liputan6.com, Jumat (24/7/2020).

Di Sumbar, Dokter Andani menggunakan metode pool test dalam penanganan corona covid-19, bahkan beberapa waktu lalu metode ini sempat menjadi perbincangan publik.

Namun, ia juga heran mengapa metode pool test tersebut menjadi trending, padahal metode itu sebenarnya bukan metode yang baru dalam penanganan pandemi.

Dokter Andani menyebut metode ini sudah ada sejak 1943 yang dikembangkan di Amerika Serikat, metode tersebut digunakan untuk mendeteksi wabah sifilis, klamidia, gonore pada pasien infertility.

"Metode ini bukan menunggu sampel yang masuk, namun dicari untuk kemudian diuji di laboratorium," jelasnya.

Ia mengatakan pool test dilakukan di daerah yang zero area atau yang tidak ada laporan pasien positif virus corona. Namun, kekurangan pool test ini tidak bisa dilakukan di wilayah yang pasien positifnya banyak.

Saksikan juga video pilihan berikut ini:


'Pahlawan' Penanganan Covid-19 Sumbar

Petugas memeriksa alat pendukung perawatan pasien virus corona COVID-19 di Rumah Sakit Darurat Penanganan COVID-19 di Wisma Atlet Kemayoran, Jakarta, Minggu (22/3/2020). RS Darurat Penanganan COVID-19 dilengkapi dengan ruang isolasi, laboratorium, radiologi, dan ICU. (merdeka.com/Iqbal S. Nugroho)

Keberhasilan penanganan virus corona di Sumbar tak terlepas dari padunya semua lini, mulai dari penelusuran yang dilakukan oleh dinas kesehatan hingga pengujian sampel di Laboratorium Fakultas Kedokteran Universitas Andalas.

Dalam sehari, tim di laboratorium yang dipimpin Dokter Andani tersebut mampu memeriksa lebih dari 2.000 sampel. Penanganan corona covid-19 di Sumbar juga fokus pada penyembuhan pasien di pusat-pusat karantina.

Dokter Andani menyebut, Sumbar belum aman dari virus corona, namun pandemi tersebut saat ini sudah bisa dikendalikan atau dikontrol.

Berdasarkan standar WHO, lanjutnya, suatu daerah bisa dikatakan aman kalau bisa mempertahankan positivity rate di bawah 5 persen.

"Saat ini di Sumbar sudah di bawah 2 persen," kata dia.

Andani Eka Putra beberapa waktu lalu juga diboyong Gugus Tugas Nasional Penanganan Covid-19 ke Jawa Timur untuk membantu pengendalian pandemi covid-19 di wilayah itu.

"Mengatasi Covid-19 bukan hanya soal mengobati yang terjangkit, yang paling penting bagaimana memutus rantai penularannya, melalui isolasi, identifikasi, physical distancing, perbaikan fisik dan sebagainya," Andani menambahkan.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya