Balai Karantina Surabaya Lepas Ekspor Senilai Rp 432 Miliar, Terbesar Hasil Perkebunan

Kepala Badan Karantina Pertanian Ali Jamil menuturkan, dari jumlah itu sebanyak Rp 330 miliar di antaranya merupakan ekspor hasil perkebunan.

oleh Liputan6.com diperbarui 25 Jul 2020, 12:00 WIB
Aktifitas kapal ekspor inpor di pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta, Jumat (26/5). Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat neraca perdagangan Indonesia mengalami surplus 1,24 miliar . (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta - Balai Karantina Surabaya di Sidoarjo, Jawa Timur, melepas ekspor senilai Rp432 miliar dengan 100 jenis komoditas antara lain ekspor hasil perkebunan dan ketahanan pangan hortikultura. Pelepasan ekspor ini sebagai upaya percepatan pemulihan perekonomian.

Kepala Badan Karantina Pertanian Ali Jamil menuturkan, dari jumlah itu sebanyak Rp 330 miliar di antaranya merupakan ekspor hasil perkebunan.

"Sisanya merupakan komoditas hasil ketahanan pangan hortikultura," ujar dia di sela pelepasan komoditas ekspor di kantor Balai Karantina Surabaya di Sidoarjo, Jatim, seperti dikutip dari Antara, ditulis Sabtu, (25/7/2020).

Ia menuturkan, pihaknya mengapresiasi kepada sejumlah pemangku kepentingan dan juga mitra kerja serta seluruh unsur atas pelepasan ekspor ini.

"Sesuai dengan data BPS ekspor pertanian sampai dengan Juni mengalami peningkatan 15 persen dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu," ujar dia.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini


Tujuan Ekspor

Tumpukan peti barang ekspor impor di Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta, Senin (17/7). Ekspor dan impor masing-masing anjlok 18,82 persen dan ‎27,26 persen pada momen puasa dan Lebaran pada bulan keenam ini dibanding Mei 2017. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Dari data yang ada, komoditas yang diekspor itu di antaranya adalah L-Lysine Sulphate sejumlah 232 ton, senilai Rp2,475 miliar, shuttlecocks sejumlah 0,6 ton, senilai Rp323 juta.

Kemudian juga ada sarang burung walet seberat 625 kilogram dengan nilai Rp3,1 miliar, bakso seberat 700 kilogram senilai Rp70 juta, pakan ternak seberat 90 ton senilai Rp258 juta, Premix 596 ton senilai Rp2,530 miliar.

Beberapa negara yang menjadi tujuan ekspor itu adalah Finlandia, Swedia, Denmark, Australia, Amerika Serikat, Korea Selatan (Korsel), Israel, Thailand, Hong Kong, Angola, Nigeria, Trinidad & Tobago, Haiti, China, Timor Timur, Peru, Bangladesh, dan Latvia.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya