46 Desa di Flores Akhirnya Menikmati Listrik

PLN akan menyalurkan listrik ke kawasan Tertinggal, Terdepan, dan Terluar (3T), salah satunya di Kabupatn Manggarai Flores Nusa Tenggara Timur (NTT).

oleh Pipit Ika Ramadhani diperbarui 25 Jul 2020, 20:00 WIB
PLN berhasil melistriki lima Desa yang berada di Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT). (Dok PLN)

Liputan6.com, Jakarta - PLN akan menyalurkan listrik ke kawasan Tertinggal, Terdepan, dan Terluar (3T), salah satunya di Kabupatn Manggarai Flores Nusa Tenggara Timur (NTT).

Manager PLN Unit Pelaksana Proyek Ketenagalistrikan (UP2K) Flores, Simi Lapebesi mengatakan, hingga Juni 2020, rasio desa berlistrik di Kabupaten Manggarai Timur telah mencapai 85,23 persen. Khusus di Dataran Flores, sepanjang tahun 2020, PLN juga telah berhasil menyalakan listrik ke 46 desa yang berada di Dataran Flores.

“Saat ini, PLN memang fokus untuk melistriki desa yang sama sekali belum berlistrik. Tapi selanjutnya, secara bertahap PLN akan tetap membangun infrastruktur kelistrikan kepada desa-desa yang saat ini telah mendapatkan akses listrik non PLN. Seperti desa Golo Nderu yang masuk dalam perencanaan Tahun 2021,” kata Simi, di Jakarta, Sabtu (25/7/2020).

Untuk melistriki 46 desa tersebut, PLN membangun 66 unit gardu distribusi dengan daya sebesar 3.050 kiloVolt Ampere (kVA), Jaringan Tegangan Menengah 203.98 kilometer sirkuit (kms), dan Jaringan Tegangan Rendah sepanjang 184.82 kms.

Selain itu, saat ini PLN juga sedang menyelesaikan pembangunan jaringan listrik untuk melistriki 50 desa yang belum berlistrik di Dataran Flores.

“Sesuai mandat yang diberikan kepada PLN, kami terus berupaya agar semua desa bisa menikmati listrik. Hadirnya listrik diharapkan dapat meningkatkan taraf hidup dan kesejahteraan masyarakat,” ucap Simi.

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:


Pasokan Listrik

Anak-anak Dusun, Bondan, Desa Ujungalang, Kampung Laut, Cilacap, Jawa Tengah pulang sekolah melewati instalasi pembangkit listrik tenaga angin dan matahari. (Foto: Liputan6.com/Muhamad Ridlo).

Salah satu desa yang telah mendapat pasokan listrik adalah Desa Golo Nderu yang masuk ke dalam kecamatan Kota Komba, Kabupaten Manggarai Timur, Provinsi Nusa Tenggara Timur, warganya telah mendapatkan listrik dari Pembangkit Listrik Tenaga Mikro Hidro (PLTMH) Wae Woja dengan daya sebesar 40 kW.

"Pembangkit tersebut dibangun oleh pemda dan telah beroperasi sejak tahun 2015," tutup Simi.


PLN Operasikan 4 Infrastruktur Kelistrikan Baru di Pulau Timor NTT

Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) Jeranjang berkapasitas 3 x 25 Megawatt (MW) yang berlokasi di Desa Taman Ayu, Lombok Barat. (Dok PLN)

PT PLN (Persero) berhasil mengoperasikan 4 infrastruktur kelistrikan baru guna memperkuat sistem kelistrikan Pulau Timor di Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT).

Empat infrastruktur tersebut ialah Pembangkit Listrik Tenaga Mesin Gas (PLTMG) Kupang Peaker berkapasitas 40 Megawatt (MW), Gardu Induk (GI) Kupang Peaker/Panaf dan GI Bolok masing-masing berkapasitas 30 Mega volt Ampere (MVA) dan 60 Megavolt Ampere (MVA).

Adapula, Saluran Udara Tegangan Tinggi (SUTT) 150 kV GI Panaf - GI Bolok sepanjang 33 kilometer sirkuit (kms), yang menjadi jaringan trasmisi 150 kV pertama di Pulau Timor.

Direktur Bisnis Regional Sulawesi, Maluku, Papua dan Nusa Tenggara, Syamsul Huda menjelaskan, selesainya uji komisioning PLTMG Kupang Peaker menjadi penanda pembangit listrik ini siap memasok listrik ke sistem kelistrikan Timor melalui SUTT 150 kV dari GI Panaf menuju ke GI Bolok.

“Pasokan daya dari PLTMG Kupang Peaker ini dialirkan melalui GI dan transmisi yang baru ini, jadi ini satu kesatuan. Kami pun sangat bersyukur, meski di tengan pandemi Covid-19, kami tetap bisa menyelesaikan pembangunan-pembangunan infrastruktur ketenagalistrikan ini," tutur Huda dalam keterangannya, Jumat (24/7/2020).

Adapun, beroperasinya SUTT 150 kV Panaf - Bolok meningkatkan pasokan daya dan keandalan sistem kelistrikan di Pulau Timor. Dengan tambahan infrastruktur ini, sistem kelistrikan Timor memiliki daya mampu sebesar 143 Megawatt (MW) dengan beban puncak tertinggi sebesar 106 MW.

"Bertambahnya pasokan daya listrik sebesar 40 MW dari PLTMG dengan jaringan SUTT 150 kV jelas menjadikan Sistem Kelistrikan Timor jauh lebih andal dan mampu melayani berbagai kebutuhan listrik, khususnya untuk mendorong tumbuhnya investasi dan meningkatkan rasio elektrifikasi (RE) di Provinsi NTT, khususnya di Pulau Timor," tambah Huda.


Pembangunan Paralel

PLN unit induk distribusi Jawa Timur memiliki beberapa program percepatan, salah satunya listrik desa atau biasa disebut Lissa. (Foto: Liputan6.com/Dian Kurniawan)

Pembangunan PLTMG Kupang Peaker, GI Panaf, GI Bolok, dan SUTT 150 kV Panaf – Bolok dilakukan secara paralel. Sebagai informasi, PLTMG Kupang Peaker, GI Panaf dan GI Bolok sudah dibangun sejak Agustus 2017 sementara SUTT Panaf - Bolok sudah dibangun sejak tahun 2018.

Sebelum menggunakan SUTT 150 kV, penyaluran daya listrik di sistem kelistrikan Timor dilakukan menggunakan jalur transmisi 70 kV dan jaringan distribusi 20 kV.

Huda juga menyampaikan terima kasih kepada seluruh stakeholder yang telah mendukung PLN menyelesaikan infrastruktur kelistrikan di Pulau Timor ini.

"Tanpa dukungan seluruh stakeholder tentu infrastruktur ini tidak bisa kami selesaikan, khususnya Bapak Gubernur dan jajaran Pemerintah Daerah di NTT," tutupnya.  

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya