Liputan6.com, Jakarta - Volvo merasa dirugikan dengan adanya perang dagang antara Amerika Serikat dan Cina.
Seperti disebutkan dalam Automobilwoche, tensi kedua negara itu membuat Volvo harus membuat keputusan sulit.
Baca Juga
Advertisement
Kemungkinan bisa membuat Volvo tak lagi peroduksi mobil di China dan mengekspornya ke Amerika Serikat atau Eropa seperti sebelumnya.
"Karena fluktuasi kebijakan perdagangan baru-baru ini, saya tidak berpikir segalanya akan semudah sebelumnya. Setiap mobil yang dijual di sana, akan diproduksi di sana," kata CEO Volvo, Hakan Samuelsson.
Ambil contoh, sedan Volvo S90 dan SUV XC60 diproduks di pabrik terpisah di China tapi juga dibuat di Swedia.
Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:
Sudah Diprediksi
Pada 2018, Volvo sudah memprediksi adanya tensi hubungan Amerika-China yang meningkat. Sehingga memutuskan untuk memroduksi XC60 di Eropa.
Seperti diketahui, Volvo saat ini berada di bawah peusahaan induk Geely. Baru-baru ini mereka membangun pabrik di South Carolina yang memroduksi Volvo S60.
Advertisement
Merasa Diberatkan
Volvo juga menjadi merek mobil mewah pertama yang mengekspor mobil buatan China (XC60) kembali ke Amerika Serikat pada 2015 lalu.
Mobil Volvo buatan China dan diekspor ke Amerika Serikat akan dikenakan pajak tambahan. Hal itu jelas memberatkan.
Sumber: Otosia.com