Dipaksa Tenggak Bensin Beroktan Rendah Mesin Mobil Bisa Rusak, Ini Penjelasannya

Bahan bakar minyak (BBM) yang tersedia di pasaran terdiri dari banyak jenis. Umumnya, BBM tersebut memiliki angka oktan yang berbeda-beda.

oleh Liputan6.com diperbarui 26 Jul 2020, 06:09 WIB
Masalah mobil rusak, mogok atau lainnya tidak akan terjadi secara mendadak.

Liputan6.com, Jakarta - Bahan bakar minyak (BBM) yang tersedia di pasaran terdiri dari banyak jenis. Umumnya, BBM tersebut memiliki angka oktan yang berbeda-beda.

Ambil contoh, Pertalite memiliki nilai oktan 90 sedangkan Pertamax memiliki nilai oktan yang lebih tinggi mulai 92. Semakin tinggi oktan, semakin baik kualitas bahan bakar tersebut.

Tentu saja hal itu selaras dengan harga BBM itu sendiri. Semakin tinggi nilai oktan, maka bahan bakar akan semakin sulit terbakar dan menghasilkan ledakan pada mesin.

Dikutip dari laman Hyundai Indonesia, hal tersebut sangat krusial bagi mesin modern dengan kompresi tinggi dan engine timing yang presisi.

Seringkali, orang memilih bahan bakar dengan oktan rendah karena harganya yang lebih terjangkau. Padahal, BBM dengan nilai oktan yang lebih rendah, maka bahan bakar akan meledak dan terbakar secara prematur.

 

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:


Efek

Hasilnya, tenaga yang lebih rendah, mesin ngelitik dan konsumsi bahan bakar yang lebih boros. Jike penggunaan BBM beroktan rendah dilakukan terus menerus, maka kebiasaan itu bisa merusak mesin.

Dampak jangka pendeknya bisa saja tidak terasa. Tapi untuk jangka panjang, kebiasaan yang dianggap menghemat uang itu justru akan menguras dompet.

Internal mesin bisa rusak dan perlu melakukan turun mesin. Kerusakannya bisa ringan juga, seperti busi yang cepat habis hingga kerusakan besar seperti piston yang rusak dan katup yang rusak.

Sumber: Otosia.com

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya