Liputan6.com, Jakarta - India telah memblokir lebih dari 50 aplikasi buatan pengembang Tiongkok. Salah satu di antaranya adalah aplikasi video pendek TikTok.
Pada pertengahan tahun ini, angka pemasangan aplikasi TikTok secara global menyentuh angka dua miliar.
Bagi TikTok, pemblokiran di India adalah mimpi buruk sebab negara tersebut merupakan salah satu pasar dengan jumlah pengguna tertinggi.
Baca Juga
Advertisement
Menurut perusahaan riset pasar mobile Sensor Tower, pada paruh pertama 2020 ada 164,5 juta pemasangan aplikasi TikTok dari pengguna yang berbasis di India. Secara akumulatif, pada periode yang sama India berkontribusi sekitar 611 juta pemasangan.
Sebaliknya, pemblokiran TikTok di India malah berbuah manis bagi pengembang lokal yang membuat aplikasi serupa.
Laporan terkini Sensor Tower menyebutkan ada tiga aplikasi lokal serupa TikTok yang tumbuh signifikan di India. Mereka adalah Dubsmash, Zili, dan Roposo.
Secara kolektif, dalam kurun waktu tiga pekan sebelum dan setelah pemblokiran, pemasangan ketiga aplikasi serupa TikTok itu tumbuh 155 persen.
"Saat ini, ketiga aplikasi itu mencapai angka unduhan tertinggi sepanjang keberadaan mereka di App Store dan Google Play. Roposo memimpin dengan sekitar 71 juta pemasangan, diikuti oleh Zili dan Dubsmash dengan masing-masing 51 dan 30,4 juta pemasangan," kata Stephanie Chan, Mobile Insights Strategist di Sensor Tower dikutip dari keterangan perusahaan.
YouTube Kembangkan Fitur Baru Pesaing TikTok
Berusahaan lain berusaha mencari cara untuk mengembangkan sebuah fitur serupa di TikTok. Salah satunya adalah YouTube.
Dikutip dari laman Ubergizmo, Minggu (28/6/2020), perusahaan milik Google itu mengumumkan sedang mengembangkan fitur teranyar mereka.
Dijelaskan, YouTube saat ini sedang bereksperimen yang memungkinkan pengguna mengunggah beberapa video singkat berdurasi 15 detik lewat perangkat mobile pengguna seperti TikTok.
"Kami saat ini sedang menguji cara baru bagi pembuat konten dapat dengan mudah merekam beberapa klip langsung dari aplikasi YouTube di perangkat mobile, dan mengunggahnya menjadi satu video," jelas perusahaan.
"Setiap video akan dibatasi durasinya hingga 15 detik, tetapi pengguna YouTube dapat merekam klip lebih lama yang kemudian akan dipecah menjadi beberapa video berdurasi 15 detik."
Advertisement
Ingin Menarik Perhatian Milenial
Lebih lanjut, ini dapat menjadi cara YouTube untuk mencuri "hati" banyak pengguna TikTok.
Tak hanya TikTok, YouTube juga ingin bersaing dengan fitur serupa yang sudah ada di Instagram dan Snapchat Stories.
Tahun lalu, Instagram telah mengumumkan fitur baru bernama Rels.
(Why/Isk)