Gandeng Kanada, Bappenas Bangun Potensi Ekonomi Lokal di 28 Kabupaten Kota

Program Dana Inovasi Responsif bertujuan untuk memperkuat dan mengoordinasikan dukungan nasional untuk pengembangan ekonomi lokal yang inovatif.

oleh Tira Santia diperbarui 27 Jul 2020, 11:15 WIB
(Foto: Liputan6.com/Dio Pratama)

Liputan6.com, Jakarta - The National Support for Local Investment Climate/National Support for Enhancing Local and Regional Economic Development (NSLIC/NSELRED) mengadakan upacara penutupan untuk program Dana Inovasi Responsif (RIF) tahap kedua.

Proyek tersebut merupakan kerja sama antara Pemerintah Indonesia melalui Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN)/BAPPENAS dan Pemerintah Kanada melalui Global Affairs Canada (GAC).

NSLIC/NSELRED menyediakan dukungan pengembangan kapasitas untuk meningkatkan iklim investasi lokal dan pengembangan ekonomi lokal di tingkat nasional dan di total 28 kabupaten/kota terpilih di Indonesia.

Di antara 28 kabupaten/kota, 18 dimasukkan dalam Kawasan Perdesaan Prioritas Nasional (KPPN) sebagaimana dinyatakan dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2015-2019 dan 2020-2024.

Ke-18 daerah ini didukung melalui RIF, yaitu skema hibah dalam Proyek NSLIC/NSELRED. RIF bertujuan untuk memperkuat dan mengoordinasikan dukungan nasional untuk pengembangan ekonomi lokal yang inovatif.

Inovasi tersebut diupayakan dalam bentuk pengembangan proses produksi yang lebih efisien; metode baru untuk pemberian layanan; berbagi sumber daya dengan kabupaten lain untuk meningkatkan efisiensi, atau penggunaan alat dan teknologi untuk membantu mengatasi jarak dan hambatan lainnya. 

Agenda pembangunan nasional yang dinyatakan dalam RPJMN 2020-2024 menekankan pentingnya kebijakan, program, dan kegiatan yang nyata dan terukur untuk mendorong percepatan pembangunan perdesaan dan daerah. Pembangunan ekonomi lokal adalah pilar utama kinerja perekonomian nasional.

Sejalan dengan tujuan ini, Pemerintah Daerah dipandang mampu melakukan berbagai inovasi pembangunan ekonomi jika didukung dengan dukungan teknis dan instrumen yang tepat, sebagaimana dinyatakan oleh Deputi Pembangunan Daerah, Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional / BAPPENAS, Ir. Rudy Soeprihadi Prawiradinata, MCRP, PhD.Enam wilayah dan inovasi yang telah dipilih untuk RIF Tahap II adalah:

1) Kabupaten Manokwari, Provinsi Papua Barat, untuk pengembangan kakao organik dan kelapa;

2) Kabupaten Dompu, Provinsi Nusa Tenggara Barat, untuk meningkatkan produk turunan jagung;

3) Kabupaten Mempawah, Provinsi Kalimantan Barat, untuk pengembangan beras hitam dan merah organik;

4) Kabupaten Pesisir Selatan, Provinsi Sumatera Barat, untuk pengembangan produk turunan perikanan dan buah-buahan untuk mendukung pariwisata di wilayah Pesisir Selatan Sumatera Barat;

5) Kabupaten Kayong Utara, Provinsi Kalimantan Barat, untuk pengembangan jagung dan kelapa organik;

6) Kabupaten Sidenreng Rappang, Provinsi Sulawesi Selatan, untuk pengembangan beras organik untuk mendukung ketahanan pangan di Sulawesi Selatan.

Implementasi RIF diharapkan menjadi salah satu dari beberapa inisiatif strategis untuk mendukung pencapaian Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional 2015-2019 dan 2020-2024. RIF Tahap II yang dilakukan dari April 2019 hingga Juli 2020, telah membuat pencapaian yang signifikan.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:


Penerima Manfaat

Petani Kakao

Sekitar 700 penerima manfaat termasuk pemerintah, sektor swasta, akademisi, lembaga penelitian, dan UMKM telah menerima bantuan melalui lebih dari 100 pelatihan, sesi pelatihan, dan jenis dukungan teknis lainnya.Bantuan diberikan untuk pengembangan dan penguatan institusi lokal, komoditas/produk dan untuk meningkatkan hubungan pasar.

Intervensi percontohan RIF juga telah membuka peluang kerja bagi setidaknya 2,929 orang, dengan peluang lebih lanjut diidentifikasi untuk replikasi dan peningkatan.

Mewakili Global Affairs Canada (GAC), Pierre-Yves Monnard, Kepala Kerja Sama di Indonesia, menyampaikan selamat kepada enam wilayah yang berpartisipasi untuk pencapaian dan kemajuan yang dibuat dalam meningkatkan produktivitas, akses pasar dan kapasitas masyarakat setempat, khususnya memberi manfaat setidaknya 3,274 perempuan penerima manfaat dan 142 kelompok usaha wanita.Ini telah membantu memajukan kesetaraan jender dan mempromosikan pemberdayaan perempuan di wilayah-wilayah tersebut.

Dia juga menyatakan apresiasinya terhadap komitmen dan dukungan pemerintah nasional dan pemerintah daerah terhadap implementasi RIF Tahap II.

 


Digitalisasi

Ilustrasi pengelolaan kesehatan digital/Shutterstock.

Dia mencatat bagaimana perkembangan ekonomi lokal dan peningkatan komunitas lokal dalam e-commerce dan digitalisasi telah membantu mereka menjadi tangguh selama pandemi ini.

Dia berharap hasil yang dicapai dan peningkatan kapasitas dapat dipertahankan dan diperluas lebih lanjut setelah RIF Tahap II.Upacara penutupan dilakukan secara online dan menampilkan pemutaran video testimony sebelum dan sesudah.

Diharapkan juga bahwa acara ini dapat memetakan kebijakan nasional dan kontribusi dari berbagai aktor untuk keberhasilan implementasi tahap selanjutnya dari RIF serta strategi keberlanjutan setelah kerja sama NSLIC berakhir.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya