Liputan6.com, Jakarta - Facebook bekerja sama dengan Pahlawan Ekonomi baru saja memperkenalkan sekaligus meluncurkan program Literasi Keuangan sebagai bagian dari program She Means Business. Program ini ditujukan kepada lebih dari 300 wirausaha perempuan.
Program She Means Business sendiri merupakan komitmen jangka panjang Facebook mendukung wirausaha perempuan dalam menjajaki ekonomi digital. Selain melalui serangkaian pelatihan kemampuan teknis di bidang digital, kini pelatihan literasi keuangan juga ditambahkan.
Turut hadir dalam peluncuran ini adalah Walikota Surabaya, Tri Rismaharini. Menurut Risma yang sudah dua kali mengunjungi kantor pusat Facebook di Menlo Park, masih banyak komunitas Ibu-Ibu Pahlawan Ekonomi yang membutuhkan akses terhadap layanan keuangan, meski produk sudah layak dan ditunjang pemasaran digital.
Baca Juga
Advertisement
"Saya bersyukur melihat Facebook yang terus mengembangkan kerja sama dengan Pahlawan Ekonomi untuk memberdayakan perempuan-perempuan Surabaya menjadi wirausaha tangguh dan dapat menghidupkan mesin ekonomi dalam keluarga masing-masing," tuturnya.
Kurikulum literasi keuangan dalam program ini pun didesain untuk mendukung kelangsungan bisnis para wirausaha perempuan, khususnya dalam situasi dan masa tantangan. Ada 10 modul mengenai manajemen bisnis yang dihadirkan, dilengkapi pula studi kasus dan lembar kerja.
"Pelatihan literasi keuangan dalam program She Means Business bertujuan membangung kemampuan manajemen bisnis dan literasi keunganan untuk wirausaha perempuan di Surabaya," tutur Country Director untuk Facebook di Indonesia, Pieter Lydian, dalam keterangan resmi yang diterima, Senin (27/7/2020).
Nantinya, pelatihan literasi keuangan dari program ini akan dilakukan melalui webinar dan ada bimbingan kelompok sebagain tindak lanjut. Namun untuk modul pelatihannya sendiri tersedia untuk umum dan dapat diakses melalui laman She Means Business Facebook.
Grup Facebook Bantu Ubah Cara Beternak Bebek dari Tradisional ke Modern
Teknologi dan platform digital digaung-gaungkan dapat mengubah bisnis dari tradisional menjadi lebih modern dan hasilnya bisnis jadi lebih produktif.
Hal ini yang dirasakan oleh komunitas peternak bebek yang mulai mengubah cara beternak tradisional menjadi lebih modern berkat ikut dalam grup Facebook.
Pasalnya, grup Facebook ini memuat banyak informasi dan pengetahuan mengenai cara beternak bebek yang benar.
Grup Facebook ini dibuat oleh Agni Amerta dan sang ayah Ardi Wisuku. Mengutip keterangan resmi Facebook, yang diterima Liputan6.com, Selasa (21/7/2020), grup Facebook bernama Komunitas Peternak Bebek Pelur & Pedaging Seluruh Indonesia (KPBP2SI) ini dibuat sejak 2016.
Tujuan dibuatnya grup ini adalah sebagai sarana pembelajaran, konsultasi sesama peternak, dan diskusi tentang budidaya bebek petelur dan pedaging.
Kini, anggota grup Facebook ini sudah mencapai lebih dari 190 ribu orang. Informasi yang dibagikan serta komunikasi yang saling terhubung diperkirakan menjadi alasan anggotanya tetap berada di dalam grup.
"Saat ini yang dibutuhkan peternak adalah informasi, terutama tentang perkembangan penyakit dan cara menanggulanginya,” ujar Agni.
Advertisement
Dobrak Cara Beternak jadi Lebih Modern
Ardi pun menjelaskan, grup ini bertujuan untuk mendobrak cara beternak tradisional menjadi modern. Salah satu contohnya adalah, dulu peternak menggembalakan bebek di sawah, dan kini berubah menjadi di kandang. Begitu pun dengan penggunaan pakan bebek yang lebih berkualitas agar produksi lebih bagus.
Lewat grup Facebook pula, mitos-mitos soal beternak bebek yang tidak terbukti kebenarannya juga berhasil dipatahkan oleh para anggota grup.
“Jadi, tugas kita edukasi, mematahkan mitos-mitos yang lama itu. Akhirnya, mereka tertarik danp kemudian bergabung ke grup dan belajar bersama-sama. Mengubah cara beternak tradisional menjadi lebih modern," kata Ardi.
Terkait Pandemi Covid-19
Pandemi Covid-19 rupanya juga berdampak pada para peternak bebek. Misalnya, adanya larangan menggelar acara adat seperti pernikahan dan arisan membuat penjualan telur asin menurun.
Namun, dengan komunikasi dan informasi yang tersebar di grup Facebook membuat para anggota tetap mengoptimalkan hasil ternak.
Dijelaskan Agni, berbagai solusi dan dukungan diciptakan, salah satunya membuat inovasi kerupuk telur asin. Tujuannya adalah menciptakanpermintaan dari level konsumen.
Namun, mengelola grup Facebook bukan hal mudah. Untuk itu Agni disiplin menjalankan aturan yang disepakati, salah satunya adalah larangan untuk berjualan.
(Dam/Ysl)