Jalan Kelok 44 Maninjau Amblas, Kendaraan Besar Tak Bisa Melintas

Saat ini jalan Kelok 44 masih ditutup untuk kendaraan roda empat.

oleh Novia Harlina diperbarui 27 Jul 2020, 14:00 WIB
Jalan di Kelok 44 Danau Maninjau amblas sepanjang 10 meter pada Minggu 26 Juli 2020. (Liputan6.com/ BPBD Agam)

Liputan6.com, Padang - Hujan deras yang mengguyur Kabupaten Agam, Sumatera Barat sejak Minggu 26 Juni 2020 mengakibatkan jalan di Kelok 44 Danau Maninjau amblas sepanjang 10 meter.

Jalan amblas itu terjadi di kelok 10 di Jorong Maninjau, Nagari Maninjau, Kecamatan Tanjung Raya pada Minggu malam. Kini jalur tersebut tidak bisa dilalui kendaraan roda empat karena membahayakan pengendara.

"Jalan ditutup untuk kendaraan roda empat, namun masih bisa dilewati kendaraan roda dua," kata Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Agam Syafrizal kepada Liputan6.com, Senin (27/7/2020).

Ia menyebut penutupan untuk kendaraan roda empat dilakukan, karena bisa membahayakan pengendara sebab jalan yang amblas lebarnya mencapai 2,5 meter.

Apalagi saat ini, lanjutnya kondisi cuaca masih belum membaik dan masih ada potensi diguyur hujan. Kemudian di sekitar jalan amblas tersebut ada aspal yang retak.

"Jadi masyarakat yang ingin menggunakan jalan ini, akan dialihkan melalui jalur lain, nanti ada pihak kepolisian yang mengatur," jelasnya.

Syafrizal menjelaskan jalan Kelok 44 merupakan kewenangan provinsi, dan untuk perbaikan itu akan dikoordinasikan dengan PUPR Sumbar.

Sementara Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Minangkabau memperkirakan sebagian besar wilayah Sumbar masih diguyur hujan tiga hari ke depan.

Daerah yang masih berpotensi dilanda cuaca buruk yaitu Kabupaten Kepulauan Mentawai, Padang Pariaman, Kota Padang, Pasaman Barat, Agam, dan Pesisir Selatan.

"Kemudian di Kota Padang Panjang, Bukittinggi, Solok, Tanah Datar, dan sekitarnya," kata Kepala Seksi Observasi dan Informasi BMKG Minangakabau Yudha Nugraha.

Ia juga mengimbau masyarakat dan pemangku kepentingan agar mewaspadai potensi bencana hidrometeorologi seperti banjir, longsor, genangan air, pohon tumbang, dan baliho tumbang.

"Masyarakat mesti waspada terhadap potensi bencana," Yudha menambahkan.

Saksikan juga video pilihan berikut ini:

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya