Doni Monardo: Puncak Covid-19 di Indonesia Belum Diketahui

Ketua Satgas Percepatan Penanganan Covid-19 ini meminta masyarakat meningkatkan kesadaran bahwa Covid-19 merupakan ancaman yang nyata.

oleh Lizsa Egeham diperbarui 27 Jul 2020, 14:39 WIB
Ketua Satgas Penanganan Covid-19 Doni Monardo menerima 100 ventilator noninvasif dari Pemerintah Australia.(Dokumentasi BNPB)

Liputan6.com, Jakarta - Ketua Satuan Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Doni Monardo mengatakan, hingga kini puncak virus Corona atau Covid-19 di Indonesia belum diketahui. Padahal, kasus positif Covid-19 di Tanah Air sudah hampir mendekati 100.000.

Terlebih, kata Doni, saat ini kasus Corona di Indonesia masih fluktuatif setiap harinya. Menurut dia, ada daerah yang sudah tren kasus positifnya menurun namun sejumlah daerah masih terjadi peningkatan.

"Sampai saat ini saya juga belum tahu kapan puncak tiba. Melihat perkembangan fluktuatif, ada daerah yang mengalami penurunan (kasus), ada juga yang meningkat. Kita lihat kasusnya juga berbeda-beda," kata Doni Monardo dalam video conference usai rapat bersama Presiden Jokowi, Senin (27/7/2020).

Doni mengakui, dalam beberapa minggu terakhir jumlah pasien positif Covid-19 naik signifikan hingga bisa lebih dari 2.000 kasus per harinya. Untuk itu, dia meminta masyarakat meningkatkan kesadaran bahwa Covid-19 merupakan ancaman yang nyata.

"Dalam berbagai kesempatan, saya sering mengatakan Covid-19 ibarat malaikat pencabut nyawa. Korban di seluruh dunia sudah lebih dari 600 ribu orang," jelasnya.

Dia juga meminta masyarakat disiplin dan patuh mengikuti protokol kesehatan untuk mencegah penyebaran Covid-19 semakin meluas. Mulai dari, memakai masker, rajin mencuci tangan, menjaga jarak aman, hingga tidak berkerumun.

"Semua harus sadar ini bukan konspirasi, bukan rekayasa," ujar Doni.

Saksikan video pilihan di bawah ini:


Prediksi Puncak Covid-19

Petugas medis mengambil sampel penumpang KRL Commuter Line saat tes swab dengan metode polymerase chain reaction (PCR) di Stasiun Bekasi, Selasa, (5/5/2020). Pemkot Bekasi melakukan tes swab secara massal setelah tiga penumpang KRL dari Bogor terdeteksi virus corona. (Liputan6.com/Herman Zakharia)

Sebelumnya, Presiden Joko Widodo atau Jokowi menyebut puncak Covid-19 diprediksi terjadi pada Agustus atau September 2020. Namun, prediksi tersebut dapat berubah apabila virus Corona tidak dikendalikan.

"Kalau melihat angka-angka memang nanti perkiraan puncaknya ada di Agustus atau September, perkiraan terakhir. Tapi kalau kita tidak melakukan sesuatu, ya bisa angkanya berbeda," ujar Jokowi kepada wartawan di halaman tengah Istana Merdeka Jakarta, Senin 13 Juli 2020.

Untuk itu, dia meminta para menterinya bekerja keras menekan penyebaran virus corona. Jika tidak, maka pandemi Covid-19 dikhawatirkan akan semakin panjang.

Sementara itu, berdasarkan data Satgas Covid-19, jumlah pasien positif Corona di tanah air bertambah 1.492 orang pada Minggu, 26 Juli 2020. Sehingga secara akumulatif, total kasus Covid-19 di Indonesia sudah mencapai 98.778 kasus.


Data Covid-19 pada 26 Juli 2020

Petugas medis melakukan tes usap (swab test) ke pedagang Pasar Karang Anyar di Jakarta, Kamis (26/6/2020). Tes swab dengan metode PCR dilakukan secara masif setelah adanya pelonggaran PSBB, terutama di wilayah yang berpotensi tinggi menjadi tempat penularan Covid-19. (merdeka.com/Imam Buhori)

Sementara itu, Kasus positif Covid-19 di Indonesia masih terus meningkat. Data pada Minggu (26/7/2020), terdapat penambahan kasus baru positif Covid-19 sebanyak 1.492 orang.

Dengan demikian, jumlah akumulatif kasus positif Covid-19 di Tanah Air mencapai 98.778 orang. 

Informasi ini berdasarkan data Kementerian Kesehatan yang disampaikan melalui Satgas Covid-19.

Kemudian, jumlah pasien yang sembuh dari Covid-19 bertambah 1.301 orang. Sehingga, total akumulatif, ada 56.655 orang sudah dinyatakan sembuh dan negatif corona di Indonesia.

Sedangkan untuk pasien meninggal dunia bertambah 67 orang. Jadi, total akumulatif hingga saat sebanyak 4.781 orang meninggal dunia di Indonesia akibat terinfeksi virus corona Covid-19.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya