Kenali Berbagai Faktor Risiko Hepatitis A, B, dan C

Ada beberapa faktor risiko dari hepatitis. Bagaimana pencegahannya?

oleh Giovani Dio Prasasti diperbarui 28 Jul 2020, 15:00 WIB
Gejala Penyakit Hepatitis B (sumber: iStockphoto)

Liputan6.com, Jakarta Penyakit hepatitis masih menjadi masalah di Indonesia. Maka dari itu, penting untuk mencegahnya dengan mengetahui berbagai faktor risiko yang bisa menimbulkan masalah radang hati tersebut.

Ketua Perhimpunan Peneliti Hati Indonesia cabang Makassar, Fardah Akil mengungkapkan, faktor risiko hepatitis A muncul karena adanya masalah pada kebersihan diri dan fasilitas lingkungan.

Selain itu, untuk hepatitis B berisiko terjadi lewat penularan antara ibu dan anak. Fardah mengungkapkan bahwa faktor risiko inilah yang paling banyak ditemukan. Penularan melalui riwayat alat suntik dan transfusi juga bisa terjadi.

"Sementara untuk hepatitis C itu lebih banyak penggunaan transfusi, pemakaian alat suntik dan adanya pasien-pasien yang mempunyai risiko infeksi yang bisa memicu infeksi hepatitis, sebagai contoh adalah HIV," kata Fardah dalam sebuah seminar daring yang diadakan pada Senin (27/7/2020).

Dalam pemaparannya, Fardah menjelaskan bahwa hepatitis B dan C memiliki model penularan lewat paparan darah dan cairan tubuh yang mengandung darah. "Untuk infeksinya diperlukan perlukaan pada kulit atau mukosa."

Saksikan juga Video Menarik Berikut Ini


Pencegahan Hepatitis

Gejala Penyakit Hepatitis B yang Perlu Diketahui dan Cara Pencegahannya (sumber: iStockphoto)

Selain itu, virus hepatitis B juga ditemukan di air liur, air mata, semen atau air mani, serta secret vagina. Namun ia menegaskan bahwa kadarnya lebih rendah hingga seribu kali lipat dibandingkan serum darah.

Ia menambahkan, virus hepatitis tidak akan ditemukan di air kencing, feses, keringat, atau pun air susu, terutama pada pasien hepatitis C.

Dalam pemaparannya, Fardah menjelaskan ada beberapa kegiatan sehari-hati yang berisiko menularkan hepatitis seperti transfusi darah, melalui alat cukur, injeksi, tindik, merajah tubuh atau tato, pembedahan, luka terpotong, sikat gigi, hingga hubungan seksual.

Maka dari itu, diperlukan pencegahan agar tidak terkena penyakit ini baik lewat metode non-imunisasi mau pun imunisasi.

Hepatitis A bisa dicegah dengan rutin mencuci tangan menggunakan sabun setiap kali ke kamar mandi dan sebelum menyiapkan makanan. Selain itu, masaklah makanan dengan suhu 85 derajat selsius selama setidaknya satu menit. Berikan juga vaksinasi bagi mereka yang berisiko tinggi misalnya pekerja laboratorium atau orang dengan penyakit hati kronis.

Sementara hepatitis B dan C bisa dicegah dengan penggunaan alat pelindung diri sesuai standar bagi pekerja layanan kesehatan, menghindari kontak dengan darah atau cairan tubuh pasien yang terinfeksi, berhati-hati dan tidak menggunakan jarum suntik atau alat kedokteran yang tidak steril, serta vaksinasi bagi mereka yang berisiko tinggi.

Selain itu, penting juga untuk tidak berbagi peralatan seperti pisau cukur atau sikat gigi.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya