BCA Mampu Kumpulkan DPK Rp 761,6 Triliun hingga Juni 2020

Dana giro dan tabungan atau dana murah di BCA tumbuh 12,8 persen (yoy), mencapai Rp 575,9 triliun.

oleh Liputan6.com diperbarui 27 Jul 2020, 18:31 WIB
Kantor PT Bank Central Asia Tbk (BCA). saat ini transpormasi digital BCA melalui internet dan mobile banking, dan berbagai aplikasi, fitur, alat pembayaran nontunai.

Liputan6.com, Jakarta - PT Bank Central Asia Tbk (BCA) mampu mengumpulkan Dana Pihak Ketiga (DPK) sebesar Rp 761,6 triliun hingga Semester I 2020. Angka tersebut tumbuh 13 persen jika dibandingkan periode yang sama tahun lalu.

"Secara keseluruhan total dana pihak meningkat 13 persen (yoy) menjadi Rp 761,6 triliun," kata Direktur BCA, Jahja Setiaatmadja, dalam konferensi pers virtual di Menara BCA, Jakarta, Senin (27/7/2020).

Peningkatan DPK disumbang dari dana giro dan tabungan (CASA) sebesar RP 575,9 atau 75,6 persen. Secara khusus CASA di semester pertama ini tumbuh 12,8 persen secara tahunan .

"Dana giro dan tabungan (CASA) tumbuh 12,8 persen (yoy), mencapai Rp 575,9 triliun," kata dia

Sementara itu, deposito berjangka BCA tumbuh 13,6 persen (yoy) mencapai Rp 185,6 triliun. Di masa Pandemi Covid-19 ini jaringan transaksi perbankan yang luas jadi faktor pendorong pertumbuhan dana CASA.

Pihaknya pun terus berinvestasi pada platform layanan transaksi perbankan, khususnya pada digitalchannels.

 

Saksikan video pilihan berikut ini:


Rekening Baru

Kantor PT Bank Central Asia Tbk (BCA). saat ini transpormasi digital BCA melalui internet dan mobile banking, dan berbagai aplikasi, fitur, alat pembayaran nontunai.

Di masa Pandemi Covid-19 ini Jahja mengatakan jumlah rekening tumbuh 11,9 persen (yoy). Hingga Juni 2020 pembukaan rekening baru mencapai 22,5 juta.

Tingginya angka pembukaan rekening baru ini didukung oleh layanan baru, pembukaan rekening online. Sehingga calon nasabah tidak perlu lagi datang ke kantor cabang untuk membuka rekening baru.

"Ini didukung oleh layanan pembukaan rekening online," kata dia.

Posisi likuiditas tetap kokoh dengan LDR sebesar 73,3 persen. Likuiditas berada pada tingkat yang sehat untuk mengantisipasi berbagai kebutuhan yang tidak terduga, khususnya selama masa pandemi.

Reporter: Anisyah Al Faqir

Sumber: 

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya