Liputan6.com, Jakarta - Klaim tentang uji coba vaksin corona di Indonesia karena laboratorium China kehabisan monyet beredar di media sosial. Klaim ini disebarkan akun Facebook Alexander Abu Taqi Mayestino pada Minggu 26 Juli 2020 lalu.
Akun Facebook Alexander Abu Taqi Mayestino menyandingkan dua gambar tangkapan layar dari artikel pemberitaan. Artikel tersebut berjudul "Harga Mahal, Lab China Kekurangan Monyet untuk Uji Coba Vaksin Corona" dan "Kabar Baik: Vaksin Covid-19 dari China Segera Uji Klinis di Indonesia | Update 5 Vaksin Lainnya".
Advertisement
Akun Facebook Alexander Abu Taqi kemudian menambahkan sebuah narasi dalam konten yang diunggahnya.
"HARGA MONYET CINA VERSUS HARGA MANUSIA INDONESIA 💥
Perbandingan:
🇮🇩 Di Indonesia negara ber-Pancasila yang berpenduduk sekitar 265 juta manusia, Jokowi dan timnya, menyatakan akan menguji coba vaksin ini ke sekitar 1.600 Manusia WNI.
🇨🇳 Di negara Neo Komunis Cina yang tidak ber-Pancasila dan berpenduduk sekitar 1,4 milyar manusia (hampir 7 kali lipat jumlah penduduk Indonesia), mereka kekurangan Monyet untuk uji coba ini.
🔸 Di Cina:
Harga Mahal, Lab China Kekurangan Monyet
https://www.google.com/search?q=harga+mahal+lab+china+kekurangan+monyet&oq=harga+mahal+lab+china+kekurangan+monyet&aqs=chrome..69i57.11927j0j7&sourceid=chrome&ie=UTF-8
https://nkriku.com/harganya-mahal-lab-china-sampai-kekurangan-stok-monyet-untuk-uji-coba-vaksin-corona/
❗ Di Indonesia:
Jokowi: Uji Klinis Vaksin Covid-19 Libatkan 1.620 Relawan (Manusia)
https://republika.co.id/berita/qdv3hu428/jokowi-uji-klinis-vaksin-covid19-libatkan-1620-relawan
https://today.line.me/id/pc/article/Bio+Farma+Tak+Sanggupi+Permintaan+Jokowi+Uji+Klinis+Vaksin+Sinovac+Selesai+3+Bulan-Mqrw8V
https://www.merdeka.com/peristiwa/butuh-1620-orang-relawan-uji-klinis-tahap-3-vaksin-covid-19-sinovac.html
Bagaimana menurut anda❓," tulis akun Facebook Alexander Abu Taqi.
Konten yang diunggah akun Facebook Alexander Abu Taqi telah 135 kali dibagikan dan mendapat 70 komentar warganet.
Penelusuran Fakta
Cek Fakta Liputan6.com menelusuri klaim tentang uji coba vaksin corona di Indonesia karena laboratorium China kehabisan monyet. Penelusuran dilakukan menggunakan situs pencari Google Search dengan memasukkan kata kunci "Harga Mahal, Lab China Kekurangan Monyet untuk Uji Coba Vaksin Corona".
Hasilnya artikel dengan judul tersebut memang dimuat situs kompas.com pada 20 Juni 2020 lalu. Dalam artikel tersebut dijelaskan salah satu laboratorium di China, yakni Yinsheng Biopharma ketika itu masih berupaya mengembangkan vaksin untuk virus corona Covid-19.
Laboratorium yang terletak di Kota Shenyang, China ini melakukan pengujian vaksin terhadap hewan, di antaranya tikus, kelinci dan monyet. Namun, untuk menggunakan uji coba terhadap monyet, Yinsheng Biopharma harus merogoh kocek lebih dalam.
Sebab, harga seekor monyet ketika itu mengalami lonjakan hingga menyentuh angka 100.00 yuan atau Rp 200 juta per ekornya. Lab-lab China biasanya menggunakan kera rhesus dan cynomolgus, yang dikembangbiakkan di provinsi-provinsi selatan Negeri "Tirai Bambu".
China adalah pemasok besar monyet percobaan. Tahun lalu 20.000 ekor monyet diekspor dan 18.000 dipakai di penelitian lokal, kata Liu Yunbo, ketua Beijing HFK Bioscience, pemasok hewan percobaan.
Penelusuran selanjutnya kembali mengunggakan situs pencari Google Search dengan memasukkan kata kunci "Kabar Baik: Vaksin Covid-19 dari China Segera Uji Klinis di Indonesia | Update 5 Vaksin Lainnya". Hasilnya artikel tersebut memang dimuat situs kompas.com pada 20 Juli 2020.
Dalam artikel tersebut dijelaskan Indonesia bekerjasama dengan perusahaan asal China Sinovach Biotech Ltd untuk memproduksi vaksin virus corona jenis baru penyebab Covid-19.
Vaksin tersebut telah tiba di Indonesia pada Minggu (19/7/2020). Vaksin Covid-19 dari perusahaan asal China ini telah diserahkan kepada PT Bio Farma untuk diuji klinis.
Direktur Utama PT Bio Farma Honesti Basyir menyebut bahwa vaksin yang diproduksi Sinovac ini telah melewati uji klinis fase I dan II. Adapun uji klinis tahap III akan segera dilakukan di berbagai negara dalam waktu dekat, termasuk di Indonesia.
Menurut Honesti, Bio Farma akan bekerja sama dengan Universitas Padjajaran (Unpad) dan Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan (Balitbangkes) untuk mempersiapkan uji klinis tahap tiga tersebut. Pihaknya juga akan melakukan koordinasi dengan Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM). Jika disetujui BPOM, vaksin tersebut dapat mulai digunakan untuk keadaan darurat mulai kuartal pertama 2021.
Bukan Kelinci Percobaan
Dilansir dari situs detik.com dengan judul artikel "Benarkah Indonesia Jadi 'Kelinci Percobaan' Vaksin Corona China?", Vaksinolog dr Dirga Sakti Rambe, MsC, SpPD, menjelaskan bahwa vaksin Corona itu sebetulnya sudah lebih dulu menjalani uji klinis di China.
Memang sudah menjadi standar operasional pembuatan vaksin bahwa tahap uji klinis III dilakukan pada populasi yang lebih luas. Oleh sebab itu negara seperti Brasil dan Bangladesh juga ikut berpartisipasi.
"Tidak betul kalau dianggap sebagai kelinci percobaan. Itu sudah jadi prosedur standar. Namanya kita mau menggunakan vaksin baru, tentu perlu diuji coba dulu. Dari mana pun datangnya vaksin itu kita perlu coba dulu di orang Indonesia," kata dr Dirga saat dihubungi detikcom, Senin (27/7/2020).
Lebih lanjut dr Dirga menjelaskan bahwa relawan yang akan ikut uji klinis juga sudah disaring agar memenuhi kriteria tertentu. Tujuannya untuk memastikan bahwa vaksin benar-benar aman digunakan sehingga masyarakat tidak perlu khawatir.
"Itu semua sudah ada protokolnya yang berlaku di seluruh dunia. Jadi enggak sembarangan orang diambil. Enggak. Orangnya harus sehat, usianya harus sekian, tidak ada penyakit tertentu, dan ini dipantau secara ketat," kata dr Dirga yang menambahkan bahwa penelitian uji klinis ini sifatnya suka rela.
Advertisement
Kesimpulan
Klaim tentang uji coba vaksin corona di Indonesia karena laboratorium China kehabisan monyet ternyata tidak benar. Indonesia melalui PT Bio Farma memang bekerjasama dengan perusahaan asal China Sinovach Biotech Ltd untuk memproduksi vaksin virus corona jenis baru penyebab Covid-19. Namun kehabisan monyet bukan menjadi dasar uji coba vaksin tersebut dilakukan pada manusia.
Tentang Cek Fakta Liputan6.com
Liputan6.com merupakan media terverifikasi Jaringan Periksa Fakta Internasional atau International Fact Checking Network (IFCN) bersama puluhan media massa lainnya di seluruh dunia.
Cek Fakta Liputan6.com juga adalah mitra Facebook untuk memberantas hoaks, fake news, atau disinformasi yang beredar di platform media sosial itu.
Kami juga bekerjasama dengan 21 media nasional dan lokal dalam cekfakta.com untuk memverifikasi berbagai informasi yang tersebar di masyarakat.
Jika Anda memiliki informasi seputar hoaks yang ingin kami telusuri dan verifikasi, silahkan menyampaikan kepada tim CEK FAKTA Liputan6.com di email cekfakta.liputan6@kly.id.
Advertisement