Liputan6.com, Solok - Cuaca Kabupaten Solok, Sumatera Barat hari itu cukup cerah. Namun suhu di dataran tinggi tersebut dingin, terlebih bagi orang yang jarang mengunjungi daerah penghasil teh ini.
Liputan6.com sempat berkunjung dan camping di Danau Talang, sebuah danau vulkanik yang terletak di kaki Gunung Talang. Perjalanan dimulai sejak siang dari Kota Padang menuju Kabupaten Solok.
Pemandangan kebun teh menemani setelah masuk daerah Aia Batumbuak Solok, hijau dan cukup dingin. Namun tak menyurutkan niat untuk berhenti sejenak melepas lelah sekaligus mengabadikan keindahan melalui lensa kamera.
Baca Juga
Advertisement
Setelah puas mengambil gambar, kami melanjutkan perjalanan menuju Danau Talang, titik masuk ke danau ini yakni di simpang Polsek Danau Kembar.
Setelah itu tinggal mengikuti jalan yang baru saja diperbaiki, hingga nanti sampai di posko Danau Talang. Setelah registrasi dan membayar administrasi pihak posko mempersilakan melanjutkan perjalanan.
Kami disambut Koordinator Lapangan Pengelola Danau Talang, Muhammad David Ardi. Ia menyebut danau ini sudah dikelola oleh pemuda setempat sejak awal 2020.
"Pengelola juga berkoordinasi dengan instansi terkait, termasuk pihak kepolisian," katanya, Rabu (22/7/2020).
Jika bermalam di Danau Talang, pengunjung dikenakan biaya sebesar Rp30 ribu per tenda dan biaya parkir Rp5.000 per motor. Namun bagi mereka yang tidak camping, tidak ada biaya yang mesti dibayar kecuali parkir motor.
Lokasi camping di Danau Talang ada di sisi kanan danau, jalan menuju tempat camping lumayan jelek, banyak bebatuan dan licin. Tetapi itu menambah serunya petualangan.
Sesampai di lokasi, hari sudah sore, matahari tidak terlihat sebab ditutup awan. Cuaca di sekitar Danau Talang memang tidak menentu karena berada di ketinggian.
Danau Talang berada di ketinggian 1.500 Meter di Atas Permukaan Laut, membuat suhu terasa cukup dingin. kami langsung mendirikan tenda dan mengeluarkan perlengkapan camping.
Simak Video Pilihan Berikut Ini:
Pagi di Danau Talang
Kami akan bermalam di sini sambil menikmati kesunyian Danau Talang yang tak terlalu luas namun mempesona. Pemandangan di sekitar danau tampak makin indah berkat kehadiran bebatuan gunung.
Dari cerita masyarakat setempat, batu-batu tersebut merupakan sisa-sisa dari letusan Gunung Talang beberapa waktu silam.
Waktu melesat seiring dengan gemeletuk api unggun yang cukup menghangatkan suasana. Sesekali saya menyesap kopi yang sudah diseduh, nikmat sekali.
Di kawasan ini, saat malam suhu terendah mencapai 14 derajat Celsius. Jaket tebal sudah dikenakan dan kopi juga sudah habis. Kini saatnya istirahat untuk menikmati pagi di Danau Talang esok hari.
Pagi sudah menjemput terangnya, cahaya pagi masuk ke tenda memaksa kantuk untuk menyudahi lelap. Bagaimanapun, pemandangan pagi di Danau Talang tidak boleh dilewatkan begitu saja.
Perlahan mentari mulai naik, menghangatkan tubuh yang sedari pagi kedinginan. Tidak jauh dari danau terdapat hamparan ladang petani yang ditanami palawija.
Danau ini juga sering disebut sebagai Telaga Sunyi karena letaknya tersembunyi dan jauh dari keramaian. Tempat yang tepat untuk menenangkan pikiran atau sekadar piknik bersama rekan.
"Piknik di sini menjadi salah satu alternatif untuk menikmati alam," kata salah seorang rombongan, Mica Nasution (27).
Mica berharap ke depan pengelolaan Danau Talang lebih baik lagi, ia juga mengimbau setiap orang yang piknik di sini agar tidak membuang sampah sembarangan serta tak mencemari air danau.
Danau Talang terbentuk dari aktivitas vulkanik Gunung Talang. Tercatat sebagai salah satu gunung api aktif di Sumatera Barat, letusannya membentuk dua kawah besar dan salah satunya kini menjelma menjadi danau.
Advertisement