Liputan6.com, Jakarta - Saat ini masyarakat Indonesia sedang memasuki era tatanan kehidupan baru (new normal), dan ketidakpastian ekonomi masih menjadi hal yang harus diwaspadai. Tentu saja, di tengah ketidakpastian ini pengelolaan keuangan menjadi prioritas utama. Hal ini untuk menjaga keseimbangan antara pengeluaran dan pendapatan, termasuk investasi.
Berbicara soal investasi, istilah investasi sering dianggap sebagai momok yang rumit dan hal yang hanya diperuntukkan untuk orang-orang yang bekerja di industri keuangan. Apakah benar?
Advertisement
Tentu tidak. Semua orang pasti bisa berinvestasi tentunya dan bisa mencapai kestabilan serta independent dalam hal keuangan. Investasi merupakan sebuah konsep finansial yang bisa membantumu mencapai kestabilan finansial demi masa depan dan bahkan keuntungan.
Bagaimana sih cara memulainya? Yuk simak langkah dasar memulai investasi yang semua pasti bisa coba:
1. Tentukan Tujuan Keuangan
Sadar enggak sih, setiap hal yang kita kerjakan tanpa perencanaan akan berakhir membuang-buang waktu? Sering terjadi ketika kita berbelanja di supermarket tanpa daftar belanja, kita akan berakhir pada banyak pilihan barang dan impulsif.
Sama halnya dengan perencanaan keuangan, kita harus punya tujuan dan prioritas yang dapat diukur sehingga tujuan keuangan kita tercapai. Rumit? Tidak kok. Kamu bisa menentukan tujuan keuangan kamu berdasarkan jangka waktu, seperti dikutip dari keterangan tertulis, DBS, Selasa (27/7/2020):
a. Tujuan Keuangan Jangka Pendek
Tujuan ini biasanya memiliki rentang waktu satu sampai dua tahun. Misalnya, kita berencana berlibur. Paling tidak, kita harus mengatur pengeluaran atau menyisihkan sebagian pendapatan untuk memenuhi biaya berlibur sejak jauh-jauh hari.
b. Tujuan Keuangan Jangka Menengah
Tujuan keuangan jangka menengah memiliki rentang waktu antara dua hingga sepuluh tahun. Salah satu contohnya adalah mempersiapkan uang untuk membiayai pendidikan yang berkualitas untuk anak. Pilihan investasi untuk mencapai tujuan jangka menengah berada di instrumen yang berbeda dengan tujuan jangka pendek.
c. Tujuan Keuangan Jangka Panjang
Tujuan keuangan jangka panjang biasanya memiliki rentang waktu lebih dari sepuluh tahun. Risiko yang diambil bisa lebih besar karena kita punya waktu yang panjang untuk mengantisipasi segala ketidakpastian. Contohnya adalah saat kita mempersiapkan masa pensiun. Persiapan masa pensiun yang tepat harus dilakukan agar kita nggak jadi beban anak cucu kelak. Selain itu, contoh tujuan keuangan jangka panjang adalah pendidikan. Pertanyaannya, gimana sih cara memulainya?
2. Simpan uang kamu dalam instrumen investasi berisiko rendah
Ketika kamu sudah menyisihkan bagian dari pendapatan kamu, langkah selanjutnya adalah menabung. Tabungan kamu bisa disimpan dalam bentuk instrumen berisiko rendah.
Instrumen investasi berisiko rendah tidak memerlukan biaya yang besar. Sekarang terdapat beberapa ragam instrumen investasi yang dimulai dari satu juta rupiah. Apa saja sih instrumen investasi berisiko rendah yang dapat menjadi langkah pertama perjalanan investasi kamu?
a. Deposito
Menempatkan dana di deposito lebih menguntungkan dibandingkan tabungan karena memberikan tingkat bunga lebih besar. Deposito berjangka memiliki rentang waktu yang beragam mulai dari 1 bulan hingga 12 bulan.
Dahulu, masyarakat menganggap membuka deposito harus memiliki dana yang besar. akan tetapi, saat ini kamu bisa membuka deposito berjangka mulai dari Rp 1 juta. Beberapa bank telah menyediakan layanan ini.
b. Surat Utang atau Obligasi
Surat utang mirip deposito karena resikonya rendah dengan tingkat imbal balik yang relatif lebih tinggi. Ada tiga jenis produk yang bisa kita beli melalui aplikasi digibank yaitu Savings Bond Ritel (SBR), Obligasi Ritel Indonesia (ORI) dan Sukuk Tabungan (ST).
Kalau investasi di SBR, ORI dan ST, kita akan menerima pembayaran (kupon) setiap bulan. Kamu bisa membeli ketiga produk tersebut melalui fitur e-SBN pada saat peluncuran perdana produk tersebut dengan jumlah investasi awal mulai dari Rp 1 juta.
Advertisement
3. Jangan lupa, siapkan dana darurat
Dana darurat adalah hal yang tidak kalah pentingnya dalam menjalani hidup yang penuh dengan ketidakpastian. Tanpa dana darurat, kita bakal kesulitan saat membutuhkan uang dalam keadaan darurat.
Salah satu contoh konkret adalah masa pandemi Covid-19, di mana ketidakpastian ekonomi sedang melanda negara. Akan tetapi, jangan khawatir! Kamu bisa mengelola dana darurat dengan menggunakan instrumen investasi yang tepat seperti deposito dan surat utang.
Pengelolaan keuangan dengan memanfaatkan ragam peluang investasi yang berisiko rendah tidak hanya dapat digunakan sebagai dana darurat tetapi juga untuk memperoleh keuntungan. Saat ini investasi dapat dilakukan oleh semua orang tanpa harus melalui proses yang rumit dan dana yang besar.
Managing Director Head of Digital Banking Group PT Bank DBS Indonesia Leonardo Koesmanto menjelaskan, kegiatan perbankan yang termasuk di dalamnya pengelolaan keuangan kerap dianggap rumit oleh masyarakat. Lama waktu yang dibutuhkan dan proses yang cenderung panjang sering dinilai sebagai hambatan bagi setiap orang yang ingin memulai perjalanan keuangan mereka. Akan tetapi, pengelolaan keuangan yang seimbang menjadi kunci kebebasan dan kestabilan ekonomi individu.
"Bank DBS Indonesia menyadari peran teknologi dapat mempermudah hambatan-hambatan tersebut dan membantu nasabah untuk mencapai tujuan keuangan mereka. Saat ini investasi dapat dilakukan oleh semua orang tanpa harus melalui proses yang rumit dan dana yang besar melalui digibank by DBS,” ujar dia.