Bedah Rumah di Bireun Aceh, Pemerintah Alokasikan Rp 22,4 Miliar

Bedah rumah dengan metode Padat Karya Tunai (PKT). Tujuannya untuk mempertahankan daya beli masyarakat dan mengurangi angka pengangguran.

oleh Maulandy Rizky Bayu Kencana diperbarui 28 Jul 2020, 10:30 WIB
Program Bantuan Stimulan Perumahan Swadaya (BSPS) atau bedah rumah untuk 1.280 unit hunian di Kabupaten Bireun, Aceh. (Dok Kementerian PUPR)

Liputan6.com, Jakarta - Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) mengalokasikan anggaran Rp 22,4 miliar untuk melaksanakan program Bantuan Stimulan Perumahan Swadaya (BSPS) atau bedah rumah pada 1.280 unit hunian di Kabupaten Bireun, Aceh.

Kepala Satuan Kerja Non-Vertikal Tertentu (SNVT) Penyediaan Perumahan Provinsi Aceh, Lilik Lastantyo Adiarso, mengatakan pelaksanaan program BSPS ini dilakukan dengan metode Padat Karya Tunai (PKT). Tujuannya untuk mempertahankan daya beli masyarakat dan mengurangi angka pengangguran.

"Ini merupakan bentuk perhatian kepada masyarakat berpenghasilan rendah (MBR) untuk menghuni rumah yang layak, sekaligus membuka lapangan pekerjaan sebagai tukang untuk rehabilitasi rumah atau bedah rumah," kata Lilik dalam keterangan tertulis, Selasa (28/7/2020).

Lilik menjelaskan, pelaksanaan Program BSPS atau bedah rumah di Kabupaten Bireuen tersebar di 17 kecamatan. Di antaranya di Kecamatan Gandapura (90 unit), Jangka (115 unit), Jeumpa (100 unit), Juli (190 unit), Kuta Blang (90 unit).

Kemudian bedah rumah di Kecamatan Makmur (80 unit), Peudada (90 unit), Peusangan (75 unit), Peusangan Selatan (80 unit), Peusangan Siblah Krueng (80 unit), Jeunieb (60 unit), Ota Juang (60 unit), Kuala (40 unit), Pandrah (30 unit), Peulimbang (30 unit), Samalanga (30 unit), dan Simpang Mamplam (40 unit).

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:


Gotong Royong

Program Bantuan Stimulan Perumahan Swadaya (BSPS) atau bedah rumah untuk 1.280 unit hunian di Kabupaten Bireun, Aceh. (Dok Kementerian PUPR)

Menurut dia, masyarakat desa sangat gembira menyambut kedatangan tim dari Ditjen Perumahan Kementerian PUPR tersebut. Mereka bergotong royong membangun rumah yang proses pekerjaannya sudah mulai berjalan.

Sejumlah tiang penyangga sebagai pondasi dan batu bata sudah terbangun dengan rapi, bahkan ada beberapa rumah yang hampir selesai dibangun.

"Ini wujud nyata bahwa masyarakat sangat semangat dan saling membantu membangun rumah tetangganya yang tidak layak huni. Kami hanya ingin memastikan bahwa bantuan bedah rumah Program BSPS sudah tersalurkan secara baik ke masyarakat yang benar-benar membutuhkan, transparan dan tepat guna," ujarnya.

 


Karakter Asli

Selain itu, ia menambahkan, pihak penerima bantuan program BSPS dan warga sekitar yang aktif dalam pembangunan juga menjadi sinyal yang positif dalam pembangunan tersebut. Lilik menyatakan, program bedah rumah juga mendorong sifat gotong royong yang merupakan karakter asli dari masyarakat Indonesia yang ingin menuntaskan wilayahnya dari rumah tidak layak huni.

"Pemerintah memberikan bantuan Program BSPS ini sifatnya tanpa ada imbalan apapun alias gratis. Bila ada pihak yang meminta imbalan dari penerima bantuan dengan alasan apa pun, segera laporkan ke Kementerian PUPR," tandasnya.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya