Liputan6.com, Kuala Lumpur - Mantan calon Perdana Menteri Malaysia, Anwar Ibrahim, kini terang-terangan mengaku terkecoh oleh Mahathir Mohamad. Seharusnya Anwar menjadi PM setelah Mahathir, tetapi kini ia justru makin jauh dari kekuasaan.
Pada wawancara dengan Sin Chew Daily, Anwar Ibrahim mengaku percaya akan menjadi penerus Mahathir. Tetapi sekarang kenyataannya berbeda.
Baca Juga
Advertisement
"Sebelumnya kami tidak tahu, tetapi sekarang kami tahu," ujar Anwar Ibrahim seperti dikutip The Star, Selasa (28/7/2020).
Anwar Ibrahim juga berkata kalangan kalangan orang kaya tidak ingin ia berkuasa dengan memakai isu rasisme. Pendekatan Anwar Ibrahim adalah multirasial yang merangkul kalangan China.
"Banyak miliarder, termasuk orang Melayu kaya yang saya kenal. Saya juga tahu mereka yang korup dan menentang saya. Mereka memainkan kartu rasial dengan mengatakan ‘Anwar bukan orang Melayu, dan dia tidak melindungi orang Melayu'," kata Anwar.
"Semua orang bisa sukses. Kita harus mendukung orang-orang yang punya potensial, termasuk pengusaha China," ia menambahkan.
Lebih lanjut, Anwar Ibrahim menyalahkan "pengkhianat" di Partai Keadilan Rakyat dan Partai Bersatu. Ia yakin bibit pengkhiatan di dua partai itu sudah muncul sejak lama.
Pengkhianatan yang terjadi melemahkan Pakatan Harapan, sehingga berujung pada lengsernya Mahathir Mohamad. Kesempatan Anwar menjadi PM pun kandas di tengah jalan.
Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:
Kecurigaan Anwar Ibrahim
Beberapa tokoh politik di PKR dan Partai Bersatu membelot dari koalisi Pakatan Harapan dan membentuk poros baru. Alhasil, Pakatan jatuh dari kekuasaan. Para "pembelot" yang disindir Anwar kini berkuasa di bawah PM Muhyiddin Yassin.
"Apa kamu pikir pengkhianat-pengkhianat itu menjamur dalam satu minggu? MEreka pasti sudah merencanakan itu sejak lama. Pertanyaannya adalah mengapa kita membiarkan skenario itu terjadi?" ujarnya.
Anwar Ibrahim berkata tidak tahu apakah Mahathir Mohammad ikut berperan dalam pembelotan Partai Bersatu dari Pakatan Harapan.
Mahathir Mohamad juga sudah dipecat dari Partai Bersatu. Beberapa loyalisnya juga sudah dipecat, seperti mantan Menpora Malaysia Syed Saddiq.
Advertisement