Pembelot Jadi Kasus Pertama COVID-19 di Korut, Korsel Ungkap Fakta Sebenarnya

Korea Selatan mengatakan bahwa pembelot Korea Utara yang diduga terinfeksi Virus Corona COVID-19 tidak mengalami virus tersebut.

oleh Natasha Khairunisa Amani diperbarui 28 Jul 2020, 15:29 WIB
Orang-orang berjalan di peron saat tiba di stasiun kereta bawah tanah Kaesong di Pyongyang, Korea Utara (23/11/2019). Stasiun ini memperbaharui tanda-tanda LED yang menunjukkan informasi kereta dan cuaca lokal. (AP Photo/Dita Alangkara)

Liputan6.com, Jakarta- Seorang pembelot diduga sebagai kasus pertama Corona COVID-19 di Korea Utara. Pembelot itu disebut sebagai warga Korea Utara yang 3 tahun terakhir tinggal di Korea Selatan. 

Pihak Korea Selatan mengatakan, pria yang diduga terinfeksi itu tidak mengalami Virus Corona

Pria itu pergi dari Korea Utara ke Korea Selatan pada 2017, sebelum memutuskan untuk pulang pada pekan lalu.

Pria itu mencapai Utara dengan merangkak melalui pipa pembuangan di pulau selatan, kemudian berenang sekitar hampir dua kilometer, menurut Korea Selatan.

Hingga pada akhir pekan kemarin, Korea Utara melaporkan kasus pertama yang diduga infeksi Corona COVID-19 di negara mereka.

Pasien tersebut dikatakan merupakan seorang pembelot yang baru kembali dari Korea Selatan, demikian seperti dikutip dari BBC, Selasa (28/7/2020).

 

Saksikan Video Berikut Ini:


Kronologi Pulang ke Korea Utara

Mahasiswa menjalani pemeriksaan suhu sebagai upaya mencegah penyebaran pandemi Covid-19 di Universitas Kedokteran Pyongyang di Pyongyang, Rabu (22/4/2020). Korea Utara memberlakukan pembatasan ketat guna mengantisipasi penyebaran pandemi yang telah menyebar hampir di seluruh dunia. (KIM Won Jin/AFP)

Pada 27 Juli, Militer Korea Selatan mengatakan bahwa pria berusia 24 tahun itu tiba di Korea Utara dari Pulau Ganghwa, yang lokasinya berdekatan dengan perbatasan.

Pria tersebut diyakini merangkak melintasi kawat berduri di saluran pembuangan yang mengarah ke Laut Kuning, sebelum berenang untuk sampai ke Korea Utara.

Yonhap News Agency menyampaikan pernyataan dari Kolonel Kim Jun-rak, yang mengatakan "Kami melihat lokasi spesifik dari tempat ia melarikan diri, dengan sebuah tas yang diyakini milik pria itu."

Laporan dari media Korea Utara juga mengatakan bahwa pria tersebut membelot ke Korea Selatan pada 2017, sebelum kembali awal bulan ini.

Pria tersebut mencapai Kaesong, yang berada di dekat pantai, pada 19 Juli dan dicurigai saat itu tengah terpapar Virus Corona.

Dengan adanya dugaan kasus tersebut, Pemimpin Korea Utara Kim Jong-un dengan segera memerintahkan "sistem darurat maksimum" dalam upaya untuk menekan penyebaran virus itu di negaranya.


Fakta Temuan Korea Selatan

Mahasiswa mendisinfeksi ruang kelas sebelum perkuliahan sebagai upaya mencegah penyebaran pandemi Covid-19 di Universitas Kedokteran Pyongyang, Rabu (22/4/2020). Sejak pandemi itu muncul di China, Korea Utara menutup perbatasannya dan mengkarantina ribuan warganya serta warga asing (KIM Won Jin/AFP)

Dalam laporan Yonhap News Agency, seorang pejabat senior Korea Selatan, Yoon Tae-ho, mengatakan, "Orang itu tidak terdaftar sebagai pasien COVID-19, atau diklasifikasikan sebagai orang yang melakukan kontak dengan pasien virus."

Negeri Ginseng tersebut pun menggelar pengujian Virus Corona pada dua orang yang memiliki kontak dekat dengan pembelot, dan keduanya dinyatakan negatif.

Mulanya Korea Utara belum melaporkan satu kasus pun untuk Virus Corona. Namun, para ahli dilaporkan meragukan hal tersebut. 

Sementara di Korea Selatan, dengan jumlah penduduk lebih dari 50 juta, negara tersebut memiliki lebih dari 50 kasus baru Corona COVID-19 secara rata-rata, dalam sehari.

Kebanyakan dari kasus itu merupakan infeksi impor yang kemudian segera dikarantina.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya