Gara-Gara Corona, Devisa Pariwisata Indonesia Hilang USD 6 Miliar

Hingga Januari-Juni 2020, potensi devisa yang hilang akibat corona sebesar USD 6 miliar.

oleh Liputan6.com diperbarui 28 Jul 2020, 17:50 WIB
Pemandangan Labuan Bajo dari atas Bukit Cinta (Liputan6.com/Ola Keda)

Liputan6.com, Jakarta - Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Hariyadi B Sukamdani menyebut potensi devisa pariwisata yang hilang akibat pandemi Covid-19 cukup besar. Hingga Januari-Juni 2020 potensi devisa melayang sebesar USD 6 miliar.

"Dampaknya sendiri untuk devisa yang hilang update sampai Januari-Juni itu kurang lebih 6 miliar dolar," kata dia dalam sebuah diskusi virtual di Jakarta, Selasa (28/7).

Dia mengatakan, dampak pandemi Covid juga membuat potensi hilangnya pajak dan retribusi daerah cukup besar. Dia memperkirakan untuk khususnya di pajak hotel dan restoran itu dropnya mencapai 80 persen secara year on year.

"Untuk sampai dengan Juni udah lebih 2.000 hotel dan 8.000 restoran tutup dengan potensi hilang pendapatan bagi hotel Rp40 triliun dan restoran adalah Rp45 triliun," kata dia.

Skemudian berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) per Mei 2020 dan untuk domestik flight year on year drop sampai dengan 98,34 persen. Atau kurang lebih hanya sekitar 90.000 orang saja yang berpergian untuk domestic flight. Sementara untuk internasional flight lebih parah lagi hanya sekitar 10.000 orang yang dropnya mencapai 99,18 persen secara year on year.

"Maskapai penerbangan ruginya USS 812 juta sedangkan kerugian tour operator mencapai Rp4 triliun," tambah dia.

Di samping itu, kondisi karyawan pada saat ini banyak yang dirumahkan dan dicutikan di luar dari tanggungan perusahaan (unpaid leave). Mengingat pengusaha masih menunggu perkembangan peningkatan permintaan.

Bahkan akibat pandemi, potensi terjadinya PHK sebesar 30 sampai 40 persen dari jumlah pekerja saat ini. Di tambah lagi pekerja status kontak tidak diperpanjang saat kontrak habis, dan tidak terjadi pergeseran permintaan tenaga kerja dengan skill yang berbeda.

"Secara keseluruhan berdasarkan data Kadin per 19 Mei 2020, yang dirumahkan, di PHK, dan unpaid leave itu kurang lebih mencapai 6,50 juta orang," kata dia.

Reporter: Dwi Aditya Putra

Sumber: Merdeka.com

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:


Pemerintah Bangun Kepercayaan Masyarakat untuk Kembali Berwisata

Foto: Salah satu spot foto di Labuan Bajo, Manggarai Barat (Liputan6.com/Dion)

Pemerintah mendorong kebangkitan sektor pariwisata yang sebelumnya sangat tertekan akibat pandemi Covid-19. Salah satunya caranya adalah mendorong turis lokal untuk berkunjung di tempat-tempat wisata dengan tetap mengedepankan protokol kesehatan. 

"Local tourism saya kira itu nomor satu yang kedua menjadi domestic tourism menjadi fokus kita tetap dalam negeri itu strategi kita kita bangun," kata Plt Deputi Sumber Daya dan Kelembagaan Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Frans Teguh, dalam diskusi virtual di Jakarta, Selasa (28/7/2020).

Dia mengatakan, sejauh ini pemerintah tengah mengembalikan kepercayaan kepada masyarakat untuk kembali berwisata. Sehingga diharapkan ke depan akan terjadi pergerakan pariwisata nusantara.

"Saya kira itu fokus strategi pemerintah dalam waktu dekat sampai dengan 2 tahun ini tapi sambil berjalan tentu kita melihat peluang atau potensi untuk membangun kembali internasional market," kata dia.

Tak hanya berdiam diri. Sambil mendorong pariwisata lokal, pemerintah juga mencari cara untuk menarik turis mancanegara. Berbagai stategi terus digencarkan. Salah satunya promosi menjadikan Indonesia sebagai pilihan tujuan wisata.

"Di sini menjadi sangat strategis bagi Indonesia karena kita punya alam dan budaya yang premium sehingga akhirnya nanti quality of tourism menjadi sebuah posisi kita untuk ke depan. Peluang kita untuk mendapatkan segmen pasar internasional masih ada tetapi hari ini slowdown itu kita lebih bicara kepada fokus lokal tourism dan domestic tourism," tandas dia.

Reporter: Dwi Aditya Putra

Sumber: Merdeka.com


Pembangunan Pariwisata Harus Berfokus pada Kualitas

Penataan Goa Batu Cermin di Kawasan Strategis Pariwisata Nasional (KSPN) Labuan Bajo, Nusa Tenggara Timur (NTT) (dok: PUPR)

Sebelumnya, Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan meminta kepada pelaku usaha sekor pariwisata untuk mengedepankan kualitas. Selain itu, Luhut juga berharap agar pelaku usaha maupun pengunjung merawat lingkungan secara bersama.

"Presiden Joko Widodo memberikan arahan agar pariwisata Indonesia berfokus pada capaian kualitas dan wisatawan juga merawat lingkungan hidup," kata Luhut dalam Webinar Nasional Reaktivasi Sektor Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Memasuki Adaptasi Kebiasaan Baru, Jakarta, Rabu (22/7).

Luhut mengatakan, Indonesia memiliki banyak daya tarik dan berpotensi menjadi lokasi wisata berkualitas (quality tourism) seperti geopark, taman nasional dan wisata bahari. Sejumlah langkah juga sudah dilakukan pemerintah untuk membangun wisata berkualitas.

Misalnya menggelontorkan dana Rp 3,8 triliun untuk pelaku usaha sektor pariwisata dan ekonomi kreatif. Pemerintah juga berupaya memantik ekonomi pariwisata melalui penyerapan anggaran belanja pemerintah.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya