8 Jurus Kemendag Antisipasi Babak Baru Perang Dagang AS-China

Kemendag telah menyiapkan sejumlah langkah antisipatif terhadap babak baru perang dagang antara Amerika Serikat (AS) dan China.

oleh Liputan6.com diperbarui 28 Jul 2020, 20:15 WIB
Perang Dagang AS vs China

Liputan6.com, Jakarta - Direktur Jenderal Pengembangan Ekspor Nasional (PEN) Kementerian Perdagangan, Kasan, memastikan kementeriannya telah menyiapkan sejumlah langkah antisipatif terhadap babak baru perang dagang antara Amerika Serikat (AS) dan China. Pernyataan itu disampaikannya dalam webinar bertajuk Mid-Year Economic Outlook 2020, Selasa (28/7)

"Pada dasarnya kita tidak memihak siapapun baik AS maupun China. Namun kita telah menyiapkan sejumlah langkah antisipatif," tegas dia.

Pertama, meningkatkan pendekatan bilateral dengan AS dan China. Cara ini diyakini dapat menciptakan kerjasama yang saling menguntungkan. Terlebih, disebutkannya Indonesia tidak pernah memihak kepada kedua negara raksasa ekonomi dunia tersebut.

Kedua, meningkatkan kegiatan promosi dagang baik ke AS maupun China ialah dengan memaksimalkan peran Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) di negara tersebut.

"Karena kita kan juga punya perwakilan KBRI dan mempunyai hubungan baik dengan kedua negara itu," jelasnya.

Kemudian, melakukan refocusing dari produk primer ke produk industri ataupun pengolahan. Keempat, mengelola impor lebih baik kedepannya.

Kelima, mempercepat daya saing ekonomi nasional. Namun, cara ini diyakini akan menemui hambatan akibat meluasnya pandemi Covid-19 di sejumlah provinsi.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:


Perkuat Sektor Jasa

Aktivitas pekerja bongkar muat peti kemas di Tanjung Priok, Jakarta, Selasa (8/10/2019). Data Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan kinerja ekspor dan impor Indonesia pada Agustus 2019 menurun. Total ekspor Indonesia mencapai US$ 14,28 miliar. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Pun, Kementerian Perdagangan juga akan memperkuat peranan sektor jasa secara nasional. "Bahkan, kita juga akan memperbaiki sektor jasa terhadap ekspor," imbuhnya.

Ketujuh, mempercepat penyelesaian perundingan perdagangan prefensi dan memaksimalkan pemanfaatannya. Selain itu, juga meminimalkan negara lain tempuhntrade measure terhadap indonesia.

"Kita juga mengidentifikasi dan memetakan produk yang berpotensi menggantikan ke China ataupun sebaliknya. Artinya ke substitusi juga di persipkan," tegasnya.

Terakhir, Kementerian Perdagangan meningkatkan ease doing business dan menarik investasi ke Indonesia. "Berbagai upaya ini sekali lagi untuk mengatisipasi babak baru dalam perang dagang antara AS dan China," tandasnya.

Reporter: Sulaeman

Sumber: Merdeka.com

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya