Wika Gedung Cetak Laba Bersih Rp 82,8 Miliar di Semester I 2020

Dalam RUPSLB, dilaporkan pendapatan laba bersih Wika Gedung selama 6 bulan pertama tahun ini yang sebesar Rp 82,8 miliar.

oleh Maulandy Rizki Bayu Kencana diperbarui 28 Jul 2020, 20:00 WIB
WIKA Gedung - salah satu anak perusahaan dari PT. Wijaya Karya (Persero), Tbk yang bergerak pada jasa kontraktor - resmi

Liputan6.com, Jakarta - PT Wijaya Karya Bangunan Gedung Tbk (WEGE) pada Selasa (28/7/2020) hari ini menggelar Rapat Umum Pemegang Saham luar Biasa (RUPSLB) Tahun 2020 di Best Western Premier The Hive, Jakarta. Dalam RUPSLB tersebut dilaporkan pendapatan laba bersih perseroan selama 6 bulan pertama tahun ini yang sebesar Rp 82,8 miliar.

Jumlah tersebut naik 6,64 persen secara year on year (yoy) dari capaian laba bersih di periode yang sama tahun lalu, yakni Rp 77,71 miliar.

"Peningkatan laba bersih tersebut ditopang oleh peningkatan pendapatan lainnya pada laba ventura bersama yang mengalami peningkatan sebesar Rp 2,86 miliar, atau tumbuh 20,69 persen (yoy) dari Rp 13,81 miliar pada triwulan 1/2019 menjadi Rp 16,67 miliar pada triwulan 1/2020," jelas Direktur Utama Wika Gedung Nariman Prasetyo dalam laporan tertulisnya, Selasa (28/7/2020).

Laporan lainnya, perseroan juga mengumumkan kas dan setara kas perseroan per 31 Maret 2020 sebesar Rp 877,04 miliar, total ekuitas senilai Rp 2,24 triliun, dan total aset sebesar Rp 5,96 triliun.

Selain perolehan laba bersih, Wika Gedung juga menyampaikan adanya capaian kontrak baru hingga Juni 2020 sebesar Rp 1,02 triliun. Nariman memaparkan, capaian kontrak baru yang diperoleh tersebut antara lain berasal dari BI Palangkaraya, Gedung Mandiri Denpasar, Rumah Sakit (RS) Pertamina Simprug Corona, RS Antam Medika, The Park Mall Kendari (PSA).

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:


Kontrak Baru

Proyek Wijaya Karya (Wika) di Senegal (dok: Wijaya Karya)

Kemudian, Rumah Sakit Pertamina Jaya (RSPJ) Darurat Corona PT Pertamedika DKI Jakarta, RS Airlangga Surabaya Corona, RS Corona Lamongan, RSCM Darurat Corona RSCM DKI Jakarta dan Interior Gedung BUMN.

Nariman mengatakan, capaian kontrak baru tersebut menunjukkan komposisi pasar BUMN sebesar 42 persen, pemerintah 31 persen dan swasta 27 persen.

Sebagai catatan, ia menyatakan, pandemi Covid-19 telah menyebabkan perlambatan di hampir seluruh sektor usaha di Indonesia, termasuk di bisnis konstruksi gedung yang berimbas pada penurunan dan mundurnya tender-tender di awal tahun ini,

"Namun bisnis WEGE saat ini tetap berjalan dan tumbuh, karena kami fokus pada pengerjaan proyek-proyek carry over yang telah kami peroleh di tahun sebelumnya" ujar Nariman.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya