Liputan6.com, Jakarta - Jika motor 4-Tak mengeluarkan asap putih dari knalpot, ini menandakan ada masalah pada salah satu komponen mesin.
Asap putih yang keluar dari knalpot mesin 4-tak umumnya dikarenakan oleh pelumas atau oli yang ikut terbakar pada ruang bakar.
"Hal ini disebabkan karena adanya kebocoran pada komponen-komponen diantaranya ring piston yang sudah aus, piston yang sudah aus, linner atau blok silinder yang sudah aus, gasket atau paking kepala silinder, dan valve guide serta sealnya yang mengalami kerusakan atau keausan," buka Ade Rohman, Technical Service Sub Dept. Head PT Daya Adicipta Motora.
Baca Juga
Advertisement
Lalu Ade Rohman membeberkan kerusakan pada komponen-komponen tersebut, yang menjadi sebab asap putih keluar dari knalpot. Berikut penjabarannya:
1. Ring piston aus
Ring piston berfungsi untuk menjaga kompresi dan menyapu oli di dinding silinder agar tidak masuk ke ruang bakar.
Jika ring piston aus, bisa dipastikan oli akan merembes masuk ke ruang bakar sehingga akan terbakar bersama bahan bakar pada saat proses pembakaran. Imbasnya, muncullah asap putih yang keluar melalui knalpot.
2. Piston aus
Lantaran piston sebagai tempat dudukan ring piston, maka ketika piston mengalami keausan melebihi batas servis, bisa dipastikan oli merembes ke ruang bakar karena ring piston tidak bisa duduk dengan sempurna.
Dengan demikian, keluarlah asap putih pada knalpot.
Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:
3. Liner atau blok slinder aus
Bagian liner juga akan mempengaruhi kinerja ring piston, sehingga oli sangat mudah merembes ke ruang bakar.
4. Gasket atau packing kepala silinder
Jika paking kepala silinder mengalami keausan, oli di saluran pelumasan dari pompa oli menuju ke bagian atas mesin akan merembes ke ruang bakar.
5. Valve guide atau bos klep dan seal
Kerusakan pada komponen tersebut menyebabkan oli mesin merembes masuk ke ruang bakar.
Advertisement
Faktor Penyebab
Menurut Ade Rohman, kerusakan ini bisa dipengaruhi oleh beberapa faktor. Misalnya, masa pakai mesin sudah lama, perawatan saringan udara tidak sesuai dengan jadwal servis berkala, penggantian dan penggunaan oli tidak mengikuti aturan yang berlaku.
"Sebagai contoh SAE oli yang dipakai tidak sesuai spesifikasi yang dianjurkan oleh pabrikan, kemudian terlambat melakukan penggantian oli sehingga kapasitas oli berkurang dan volume pelumasan menjadi kurang," jelasnya.
Ada beberapa hal yang harus dilakukan untuk meminimalisir pencegahan di atas, mulai dari perawatan sesuai dengan petunjuk atau buku pedoman pemilik dan buku servis yang dikeluarkan oleh pabrikan.
"Kemudian sebagai patokan untuk melakukan servis dan ganti oli bisa mengikuti aturan jarak atau kilometer serta aturan waktu atau bulan tergantung mana yang lebih dulu dicapai," pungkas Ade.
Sumber: Otosia.com