Kesehatan Jadi Faktor Utama Suksesnya Pemulihan Ekonomi

Masyarakat seharusnya bisa mengubah perilaku sehari-harinya sesuai protokol kesehatan yang ditetapkan.

oleh Maulandy Rizky Bayu Kencana diperbarui 29 Jul 2020, 19:15 WIB
Petugas memeriksa alat pendukung perawatan pasien di Rumah Sakit Darurat Penanganan COVID-19 di Wisma Atlet, Kemayoran, Jakarta, Minggu (22/3/2019). RS Darurat Penanganan COVID-19 hampir 100 persen rampung. (merdeka.com/Iqbal S. Nugroho)

Liputan6.com, Jakarta Ketua Satuan Tugas Pemulihan dan Transformasi Ekonomi Nasional Budi Gunadi Sadikin mengatakan, kesehatan masyarakat menjadi faktor utama agar program pemulihan ekonomi negara bisa berjalan sukses.

"Arahan bapak Presiden (Jokowi) jelas, fokusnya harus ke kesehatan. Fokus ke kesehatan ini bagaimana kita bisa membangkitkan rasa aman adalah dengan melakukan secara disiplin protokol kesehatan yang ada," imbuhnya dalam sesi teleconference di Istana Negara, Jakarta, Rabu (29/7/2020).

Budi pun mengimbau masyarakat agar bisa mengubah perilaku sehari-harinya sesuai protokol kesehatan yang ditetapkan.

"Gampangnya itu mencuci tangan, menjaga jarak dan memakai masker. Jadi 3M itu saja kalau dijalankan dengan disiplin, kita ubah perilaku kita sesuai 3M harusnya risiko penularan dan penyebaran bisa kita kurangi," ujar dia.

Dijelaskannya bahwa untuk bisa mulai menumbuhkan aktivitas ekonomi seperti sedia kala, maka masyarakat harus mengembalikan rasa aman untuk melakukan kontak fisik di luar rumah.

 

Saksikan video pilihan berikut ini:


Disiplin

Ketua TP PKK Banyuwangi Ipuk Fiestiandani Anas saat membagikan paket tersebut ke pedagang Pasar Blambangan, Rabu (29/7/2020).

Namun, ia menekankan, hal tersebut hanya bisa dilakukan jika seluruh elemen yang ada disiplin dengan protokol kesehatan guna mencegah penyebaran Covid-19.

"Jadi kalau ditanya apakah kita langsung rem drastis atau ngegas drastis (dalam memulai aktivitas ekonomi), pesan bapak presiden jelas. Sengaja ini dijadikan satu supaya terjadi keseimbangan antara gas dan rem supaya bisa maju sama-sama," tuturnya.

"Terlalu cepat tidak baik, terlalu pelan juga tidak baik," Budi menekankan.

Oleh karenanya, ia menganjurkan agar hal tersebut dilakukan bersama-sama, sehingga secara perlahan dan bertahap rasa aman untuk memulai kegiatan ekonomi dapat terbentuk.

"Saran saya, jangan terburu-buru, tapi jangan menutup diri. Keseimbangan ini harus dicari di masing-masong daerah," tutup Budi.

 

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya