Liputan6.com, Jakarta Gubernur Jawa Tengah mendukung bantuan untuk para perantau asal Jawa Tengah yang tinggal di Surabaya. Bantuan tersebut dari Relawan Jateng. Hal itu diketahui dari video yang diunggah di akun instagram ini_surabaya pada Rabu (29/7/2020). Video itu sebelumnya sudah diunggah disebuah akun Facebook bernama Angga Nopek.
Pada unggahan itu tertulis "Kami mengucapkan matur suwun pada relawan Jateng beserta Pak Ganjar yang sudah dibantu melalui Jimpitan Paseduluran Relawan Jateng untuk Perantau di Surabaya".
Advertisement
Dalam caption video yang sudah dilihat ribuan orang itu juga disebutkan bahwa kegiatan itu merupakan pengumpulan donasi berbagai pihak.
Salah satunya dari hasil penjualan kaos dengan tema corona yang dipakai Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo sebagai ajang sosialisasi. Oleh relawan, kaos tersebut terus kemudian diproduksi dan sebagian hasil keuntungannya dimanfaatkan untuk kegiatan sosial. Terlebih saat ini dalam menghadapi pandemi Covid-19, tentu banyak orang yang membutuhkan bantuan.
Unggahan itu pun direspon sejumlah netizen, seperti akun @wahadapromo yang berkomentar "semoga banyak orang2 baik seperti ini". Dilipatgandakan rezekinya,"
Ada pula komentar dari akun @dewiaddeva yang berkomentar "matur nuwun Pak @ganjar_pranowo, lemah teles, seng kuoso seng mbales, ganteng orangnya ganteng hatinya"
Sejumlah video kegiatan itu ternyata juga ramai diunggah di berbagai akun seperti IG lovesuroboyo dan sejumlah grup Facebook di Jawa Timur.
Ketua Paguyuban Warga Jateng di Surabaya, Waryadi saat dihubungi mengatakan bantuan sebanyak 5 ton beras dikirim langsung dari Jateng dan diterima pada Selasa (27/7). Ia mengatakan bantuan itu akan segera disalurkan untuk ratusan warga Jateng yang merantau di Surabaya, terutama yang terdampak Covid-19.
“Matur suwun (terima kasih) untuk para relawan Jateng beserta Pak Ganjar yang sudah peduli, kami warga Jateng di sini dibantu melalui jimpitan paseduluran ini. Meski kami tidak tinggal di Jateng, ternyata masih banyak saudara di Jateng yang peduli pada kami,” ujar Waryadi.
Ia mengatakan, paguyuban tersebut beranggotakan lebih dari 600 orang asal Jawa Tengah dari berbagai kabupaten/kota. Sebagian besar mereka bekerja sebagai sopir, pedagang kaki lima, tukang bangunan dan juga buruh pabrik.
(*)