Liputan6.com, Bandung - Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil mengatakan, pemerintah sudah mencanangkan Gedung Sate sebagai destinasi wisata dan terbuka untuk umum.
Hal itu ia sampaikan dalam talkshow virtual bertajuk 'Jejak Arsitektur Gedung Sate: Dulu, Kini, Nanti' di Gedung Sate, Kota Bandung, Rabu (29/7/2020).
Baca Juga
Advertisement
"Gedung Sate akan menjadi destinasi wisata secara resmi. Akan dibuka bertahap. Agar orang tidak hanya menikmati bagian luarnya saja, tapi bisa ke dalam," kata Emil, sapaan Ridwan Kamil.
Masyarakat umum nantinya dapat melihat kemegahan Aula Barat dan Aula Timur Gedung Sate atau menyusuri puncak Gedung Sate dan melihat Gunung Tangkuban Parahu. Hanya ruang perkantoran yang tak dapat diakses dengan bebas.
Emil menjelaskan, revitalisasi sejumlah spot di halaman Gedung Sate sudah dilakukan. Salah satunya taman depan dan belakang Gedung Sate. Tujuannya supaya masyarakat dapat menyusuri jejak-jejak historis Jabar sekaligus berwisata.
Sebelum revitalisasi dilakukan, pihaknya berkonsultasi lebih dulu dengan Paguyuban Pelestarian Budaya Bandung.
"Ini (revitalisasi) sudah dikonsultasikan dengan Bandung Heritage, sehingga semua aman terkendali," ujar Emil.
Menurut Emil, prinsip place making atau sense of place diterapkan dalam setiap proses revitalisasi. Ada tiga indikator dalam prinsip tersebut. Pertama, adalah arsitektur atau ruang. Kedua, aktivitas.
Simak Video Pilihan Berikut Ini:
Gedung Sate Milik Warga Jawa Barat
"Ketiganya ada memori positif. Rindu datang lagi. Ciri bangunan yang dicintai itu selalu dirindukan untuk datang lagi. Gedung Sate ini tidak akan pernah bosan dikunjungi. Dari anak-anak sampai orang tua pasti ingin ke sini lagi," ucap Emil.
Saat ini, lanjut Emil, pemasangan pilar-pilar yang menggambarkan bahwa Gedung Sate milik warga Jabar sedang dilakukan. Di bawah pilar tersebut, tercantum sejarah kabupaten/kota di Jabar. Pemasangan pilar pun dapat menggerakkan ekonomi Jabar yang sempat terpukul pandemi Covid-19.
"Bagaimana sense Gedung Sate itu rasa Jawa Barat tidak melulu rasa Bandung lagi, ada tiang-tiang. 14 di kiri dan 14 di kanan membentuk ruang. Di bawahnya ada logonya kabupaten/kota dan sejarahnya," bebernya.
Sementara itu, tak ada acara khusus untuk memperingati 100 Tahun Gedung Sate karena sedang dalam pandemi Covid-19. Kendati begitu, Emil menyatakan, peringatan 100 Tahun Gedung Sate tetap terlaksana dengan merawat, menjaga, dan mencintainya.
"Nanti setelah Covid-19 terkendali penuh, kita buka lagi semua spot yang sudah diperbaiki. Sehingga kita bisa menjadi manusia yang seutuhnya. Manusia itu tidak hidup di rumah, tapi juga hidup di ruang publik. Hidup di ruang-ruang manusiawi," ujarnya.
Advertisement