Hebat, Nelayan Sikka NTT Ekspor Puluhan Ton Ikan ke Negeri K-Pop

PT Karya Cipta Buana Santosa (KCBS) Maumere, Kabupaten Sikka, Nusa Tenggara Timur (NTT) mengekspor 20 ton ikan cakalang beku senilai Rp3 miliar ke Korea Selatan.

oleh Ola KedaDionisius Wilibardus diperbarui 31 Jul 2020, 14:00 WIB
Foto: Pimpinan PT KCBS Maumere foto bersama bupati dan wakil bupati Sikka, saat pengiriman 20 ton ikan cakalang beku senilai 3 miliar rupiah ke Korea Selatan (Liputan6.com/Dion)

Liputan6.com, Sikka - PT Karya Cipta Buana Santosa (KCBS) Maumere, Kabupaten Sikka, Nusa Tenggara Timur (NTT) mengekspor 20 ton ikan cakalang beku senilai 3 miliar rupiah ke Korea Selatan. Ekspor ikan tersebut merupakan yang pertama pada masa adaptasi kebiasaan baru.

Ikan yang dieskpor didapatkan dari nelayan-nelayan lokal di Flores, khususnya di Kabupaten Sikka dan Kabupaten Flores Timur.

Direktur PT KCBS Theodorus E Ujihon mengatakan, pihaknya akan terus bekerja sama dengan nelayan yang ada di Flores, Lembata umumnya, dan nelayan di Kabupaten Sikka.

"PT KCBS akan tetap menerima hasil produksi ikan dari masyarakat. Saat ini, memang ada dua daerah yang menjadi penerimaan bagi kami, yakni Kabupaten Sikka dan Kabupaten Flores Timur. Namun, lebih banyaknya dari Kabupaten Sikka," ujarnya kepada wartawan, Rabu (29/7/2020).

Menurut dia, permintaan ikan dari luar negeri sangat banyak dan belum tercukupi semua. Hal ini menjadi peluang bagi nelayan-nelayan di Flores.

"Kita berharap kepada pemerintah untuk bisa mendukung dalam hal perikanan tangkap sehingga pengolahan lebih banyak lagi. Kalau ukuran untuk ikan tuna dilihat dari ukuran grei, kilo hingga kualitasnya. Rata-rata yang dikirim oleh KCBS dengan ukuran grade A dan B," sebutnya.

Bupati Sikka, Fransiskus Roberto Diogo mengatakan, pengembangan sektor perikanan di wilayah Kabupaten Sikka akan terus mendapatkan dukungan dari pemerintah.

"Sebagai mitra strategis dalam upaya peningkatan ekonomi produktif masyarakat nelayan, Pemkab Sikka akan senantiasa mendukung setiap upaya pihak perusahaan dalam mengembangan perikanan di wilayah ini," katanya.

Ia berharap agar kehadiran perusahaan PT KCBS, ekonomi masyarakat nelayan Sikka dapat meningkat atau perlahan semakin maju.

Sementara, Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Sikka, Paulus Bangkur, menjelaskan, ekspor cakalang perdana pascapandemi covid-19 ke Korea Selatan ini merupakan jenis ikan cakalang asap, dengan total 20 ton lebih.

"Sebanyak 20 ton ikan cakalang asap ini kalau dikonversi ke ikan basah dapat mencapai 60 ton. Sesuai informasi dari Direktur PT KCBS, nilai ekspor ikan cakalang asap ini sekitar Rp3 miliar," kata Bangkur. 

Ia menambahkan, sumber ikan ekspor ini adalah hasil tangkapan nelayan Kabupaten Sikka yang telah bermitra dengan pihak perusahaan PT KCBS.

PT KCBS mempunyai mitra nelayan. Kapal pemancing cakalang sebanyak 25 armada dan setiap armada terdiri dari 15 hingga 20 nelayan. Sementara, kapal pemancing untuk ikan tuna sebanyak 42 armada. Setiap armada terdiri dari 2 hingga 3 orang.

"Perusahaan ini tidak punya kapal, yang punya kapal itu nelayan. Perusahaan bermitra dengan nelayan dengan menyediakan perbekalan," dia menandaskan.

Simak juga video pilihan berikut ini:

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya