Liputan6.com, Jakarta - Pekan lalu, AS memerintahkan penutupan Konsulat China di Houston, menuduh para diplomat Tiongkok mengubah fasilitas itu menjadi pusat mata-mata ilegal.
Namun, menurut sebuah laporan minggu ini, konsulat San Francisco dan New York adalah pusat lokal untuk operasi mata-mata Tiongkok di Amerika Serikat, bukan Houston, demikian dikutip dari laman New York Post, Kamis (30/7/2020).
Perintah itu dibuat untuk "melindungi kekayaan intelektual Amerika dan informasi pribadi Amerika," kata juru bicara Dewan Keamanan Nasional AS saat itu.
Baca Juga
Advertisement
Masalahnya, bagaimanapun itu adalah konsulat yang berbasis di Houston, Texas bukanlah pusat utama negara komunis untuk melakukan spionase.
Partai Komunis Tiongkok diduga mengoperasikan dua titik utama untuk spionase, yaitu konsulat mereka di San Francisco dan Kota New York.
China telah lama dituduh menggunakan kedutaan dan konsulatnya untuk tujuan yang dipertanyakan, seperti mengumpulkan informasi tentang warga Uighur dan kelompok pembangkang Tiongkok dan melakukan kontrol terhadap siswa-siswanya.
Seperti yang dikatakan oleh salah satu presiden Asosiasi Pelajar dan Cendekia Tiongkok (CSSA) di majalah Kebijakan Luar Negeri pada tahun 2018, "Saya merasa kecenderungannya adalah konsulat mencoba untuk mengontrol CSSA."
Kedutaan dan konsulat, menurut Axios, telah membayar siswa untuk mengambil bagian dalam demonstrasi untuk mengunjungi para pemimpin China, serta meminta presiden CSSA untuk mengadakan sesi belajar tentang pemikiran partai dan untuk mengirim foto ke pemerintah guna "memastikan kepatuhan."
Simak video pilihan berikut:
San Fransisco Lokasi Mata-Mata Terlama
San Francisco diduga telah lama menjadi lokasi yang paling menonjol dari kedua konsulat berkenaan dengan spionase.
Operasi intelijen asing di Bay Area telah memfokuskan pandangan mereka pada pengumpulan rahasia dagang dan teknologi dari Lembah Silikon di dekatnya, menurut Politico.
"Ini adalah bentuk pengumpulan intelijen yang sangat halus yang lebih terhubung dengan bisnis dan berorientasi," kata seorang pejabat intelijen pada tahun 2018.
Sumber itu menambahkan bahwa mata-mata "sangat banyak bagian dari lingkungan sehari-hari" di wilayah tersebut.Selain mengumpulkan rahasia teknologi, para pejabat China diduga juga telah lama berfokus pada pengumpulan informasi intelijen tentang urusan politik internal Amerika.
Pada tahun 2018, Politico melaporkan pada saat itu, seorang staf yang ditempatkan di kantor Senat Dianne Feinstein di California direkrut oleh pemerintah China untuk melaporkan kembali tentang politik AS.
Advertisement