Liputan6.com, Jakarta Para peneliti di Argentina melakukan studi terhadap sebuah pengobatan COVID-19 dengan menggunakan serum hiperimun yang dikembangkan dari antibodi yang diperoleh kuda.
Serum ini diproduksi oleh perusahaan bioteknologi Inmunova. Mereka memperolehnya dengan cara menyuntikkan protein rekombinan SARS-CoV-2 yang tidak berbahaya kepada hewan tersebut
Advertisement
Setelah terjadi stimulasi antibodi penawar, plasma kemudian diekstraksi dari kuda untuk dilanjutkan dengan tahap pemurnian dan diproses.
Para peneliti mengatakan bahwa mereka telah menguji serum tersebut dan hasilnya positif. Uji klinis yang dimulai pada pekan ini dilakukan untuk mempelajari efektivitas serum terhadap 242 orang yang dikonfirmasi terkena COVID-19 dengan kondisi sedang hingga parah.
"Jika kita dapat menurunkan replikasi virus pada hari-hari pertama, kita tidak hanya akan menurunkan viral load penyakit dan pasien rujukan," kata Fernando Goldbaum dari Inmunova seperti dikutip dari Channel News Asia pada Kamis (30/7/2020).
"Kami pikir kapasitas penetralan ini akan memungkinkan pasien untuk mengembangkan respon kekebalan mereka sendiri."
Simak juga Video Menarik Berikut Ini
Dapat Izin dari BPOM Argentina
Dilaporkan Buenos Aires Times, uji klinis ini telah mendapatkan izin uji klinis dari Badan Pengawas Obat dan Makanan Argentina pada pekan lalu.
Dalam penelitian ini, Inmunova juga bekerja sama dengan San Martín University. Tes ini dilakukan untuk melihat mengenai keamanan dan efisiensi dari apa yang mereka sebut sebagai "obat Argentina pertama untuk pengobatan infeksi SARS-CoV-2."
Pengujian akan dilakukan di empat rumah sakit serta 10 fasilitas kesehatan lainnya.
Kepada AFP pada pertengahan Juni lalu, Goldbaum mengatakan bahwa perawatan ini memperkenalkan antibodi ke dalam orang yang didiagnosis positif COVID-19 yang memiliki kapasitas menghentikan dan menetralkan virus, serta mencegah penyakit berkembang.
Dalam penelitian in vitro yang dimuat di jurnal Medicina, serum ini menunjukkan kemampuannya menetralkan virus dengan kekuatan sekitar 50 kali lebih banyak dibandingkan plasma pasien yang sembuh.
"Anda bisa menyebut kuda bio-factory karena Anda dapat memperoleh banyak serum dari hewan yang sangat sedikit," kata Goldbaum yang juga memimpin San Martín University’s Centre for Protein Redesign and Engineering.
Advertisement