Heboh Sosok G dan Fetish Kain Jarik, Ketahui Arti Fetish Sebenarnya

Ini arti fetish dari utas Predator Fetish Kain Jarik yang melibatkan sosok G

oleh Aditya Eka Prawira diperbarui 30 Jul 2020, 12:13 WIB
Kisah Predator Fetish Kain Jarik Berkedok Riset Akademik yang melibatkan sosok berinisial G ramai dibahas di Twitter sampai dengan pagi ini. (Twitter)

Liputan6.com, Jakarta - Sedang trending sosok berinisial G dan fetish kain jarik yang berasal dari sebuah utas akun @m_fikris di Twitter.

Sosok G dan bungkus yang menjadi kata kunci utas tersebut, bertengger di urutan nomor dua dan nomor tiga trending topik Twitter di Indonesia.

Mengenai utas Predator Fetish Kain Jarik Berkedok Riset Akademik dari Mahasiswa PTN di SBY, pemilik akun @m_fikris mengaku masih takut.

"Saya masih takut mas buat kasih nomor handphone ke orang lain," kata dia saat berbincang dengan tim Health Liputan6.com pada Kamis, 30 Juli 2020.

Setelah membagikan utas soal G dan fetish kain jarik, yang bersangkutan merasa lega.

"Kondisi saya masih biasa, cuma jadi rada trauma gitu kalau kasih nomor atau data pribadi," katanya.

"Lega sih cuma masih rada takut kalau pelaku nanti meneror saya setelah di Surabaya," lanjut @m_fikris.

Lebih lanjut, soal dirinya yang dibungkus bak pocong, sempat terbersit hal yang tak beres. Namun, hal itu dia abaikan karena G minta tolong dan memohon.

"Sempat kepikiran, cuma kan di mohon-mohon. Ngancem-ngancem juga. Aku kasihan sama dianya. Dia bilang juga, kamu nggak ngerasain susahnya mahasiswa semester. Ataa sih masih Maba," katanya.

Menurut pemilik akun @m_fikris, sosok G memiliki sikap yang manipulasi. "Kaya mau bunuh diri atau penyakitnya kambuh," katanya.

 


Kata Psikolog Soal Utas Sosok G dan Fetish Kain Jarik

Viral sebuah kisah terkait Gilang dan riset anehnya yang meminta korban membungkus dirinya seperti pocong. Korban pun membuat sebuah utas dengan nama Predator Fetish Kain Jarik Berkedok Riset Akademik dari Mahasiswa PTN di SBY. (Twitter)

Hebohnya utas yang menceritakan sosok G dan fetish kain jerik, muncul juga di timeline Twitter Psikiater Dr Andreas Kurniawan SpKJ.

Saat ditanya perihal hal tersebut, Andreas mengatakan,"Bingung juga melihat kasusnya kayak begitu. Banyak sih sebenarnya yang bisa kita bahas tentang kondisi tersebut. Cuma memang karena ini area berbahaya dan abu-abu, saya juga nggak bisa memberikan informasi terlalu banyak.".

Misalnya, bukan kapasitas Andreas untuk membahas tentang diagnosis atau apa yang terjadi sama sosok G yang disebut di dalam utas fetish kain jarik tersebut.

"Kenapa dia melakukan itu, aku nggak bisa jawab, karena aku nggak pernah periksa orangnya," katanya.

"Namun, secara garis besar, secara psikis apa yang terjadi, mungkin bisa kita diskusikan," Andreas melanjutkan.

 


Arti Fetish

Andreas, menjelaskan, fetish adalah sebuah kondisi atau sebuah situasi saat seseorang akan merasakan kepuasan atau gairah seksual dari objek-objek yang sifatnya itu bukan genital atau bukan kelamin.

"Dalam kondisi yang standarkan, aktivitas seksual itu dihubungkan dengan kontak dengan genital gitu, ya dalam hal ini penis pada laki-laki atau vagina pada perempuan," katanya.

Akan tetapi ada juga situasi saat seseorang itu akan tertarik atau gairah seksual meningkat ketika tidak melibatkan hal tersebut. Misalnya, yang sudah banyak diketahui orang ketika seseorang mencuri pakaian dalam, mencuri bra, atau celana dalam guna memuaskan hasrat seksualnya.

"Atau sepatu heels yang memang itu kalau kita lihat memang mungkin berhubungan sedikit dengan seksual tapi benda itu sendiri bersifat netral dan tidak menimbulkan gairah seksual, harusnya," ujarnya.

Dalam hal ini, lanjut Andreas, akhirnya fetish berkembang bukan hanya sebatas alat atau benda tetapi juga menjadi sebuah perilaku. Misalnya, ada orang yang tertarik kalau mau berhubungan seksual mengharuskan pasangannya menggunakan pakaian tertentu yang ketat. Atau harus menggunakan cambuk atau harus dipukul, disiksa sedikit lebih dahulu.

"Itulah fetish," ujarnya.

 


Fetish Berupa Gangguan?

Fetish disebut sebuah gangguan atau tidak, kata Andreas, tergantung dari beberapa hal. Suatau kondisi bisa dibilang sebagai sebuah gangguan apabila memenuhi dua prinsip, yaitu menimbulkan penderitaan dan menimbulkan disfungsi di dalam kehidupan sehari-hari.

"Nah, kalau misalnya nih, gimana tadi dengan orang yang mungkin ada fetish atau fantasinya adalah 'Oh dia harus menggunakan satu pakaian tentu'. Katakanlah ini semuanya harus pakai hitam, terus harus ketat, dan seandainya tidak memenuhi dua prinsip tadi ya dia nggak menimbulkan penderitaan nggak menimbulkan disfungsi misalnya suaminya ingin begitu istrinya mengokekan atau sebaliknya istrinya yang ingin agar suami misalnya pakai baju seragam tertentu dan suaminya mengokekan itu ngga masalah," kata Andreas.

Jadi, dalam hal tersebut fetish menjadi sesuatu yang variasi. Nah, dalam kasus ini kan yang dipermasalahkan adalah bahwa terjadi paksaan, terjadi suatu abuse of power, yaitu satu orang memaksakan kepada yang lainnya.

"Nah inilah yang jadi bermasalah. Di dalam kasus ini kalau saya lihat yang masalah itu bukan fetishnya tetapi gimana dia memaksakan keinginannya tersebut," ujar Andreas.


Simak Video Menarik Berikut Ini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya