Satuan Tugas Covid-19 Minta Masyarakat Tak Mudik Idul Adha

Satgas mengatakan, perlu bijaksana, saat berencana merayakan Idul Adha 1441 Hijriah di tengah pandemi virus Corona atau Covid-19 dengan mudik.

oleh Nanda Perdana Putra diperbarui 30 Jul 2020, 12:34 WIB
Calon penumpang bersiap menaiki bus di Terminal Kalideres, Jakarta, Kamis (30/5/2019). Menurut Badan Pengelola Transportasi Jabodetabek (BPTJ) puncak arus mudik di Terminal Kalideres diprediksi akhir pekan ini, mulai dari Jumat hingga Sabtu. (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Liputan6.com, Jakarta Juru Bicara Satuan Tugas Penanganan Covid-19, Wiku Bakti Bawono Adisasmito menyampaikan, budaya mudik masyarakat Indonesia memang pada dasarnya sudah mendarah daging. Meski begitu, perlu bijaksana saat berencana merayakan Idul Adha 1441 Hijriah di tengah pandemi virus Corona atau Covid-19 di kampung halaman.

"Lima provinsi penyumbang kasus terbesar (Covid-19) DKI Jakarta 557, Jawa Timur 359, Jawa Tengah 313, Sumatera Utara 241, Sulawesi Selatan 128. Ini daerah yang kebetulan menjadi daerah tujuan mudik," tutur Wiku di Graha BNPB, Kamis (30/7/2020).

Wiku mengatakan, paparan data tersebut merupakan jumlah kasus per hari. Sebab itu, penyebaran Covid-19 masih sangat perlu menjadi perhatian masyarakat.

"Dalam rangka perayaan Idul Adha terutana yang akan melakukan mudik, mohon dipertimbangkan dan dihindari apabila tidak terlalu perlu. Karena penyumbang tersbesar juga daerah tujuan dan asal mudik," jelas Wiku.

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:


Positivity Rate Naik

Wiku mengatakan, jumlah testing Covid-19 per hari selama 3 minggu terakhir ini, cenderung meningkat. Perbandingannya 13,3 persen per 29 Juli 2020, lebih tinggi dari standar WHO yakni 5 persen.

"Jadi ini peringatan perlunya kewaspadaan kita bersama bahwa kita perlu menurunkan tingkat penularan di masyarakat. Apabila penularan menurun maka jumlah positif yang dites juga menurun," Wiku menandaskan.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya